Bab 25. Berubah

10 3 4
                                    

"Kalo sakit bilang, biar gak ngerepotin."

"Bum!" Kulihat kak Dara menarik lengan Bumi.

Sekali lagi kutanya, apa benar ini adalah Bumi yang selama ini ku rindukan kehadirannya?

Ku kira pertemuan ku dengan Bumi akan bahagia, ku kira Bumi akan merespon secara hangat pertemuan pertama kami kali ini.

Bumi kembali, namun menjadi sosok asing yang tidak pernah ku kenali. Rasa rindu yang semula aku bisa terealisasi dengan baik malah justru bertambah sakit.

"Gapapa kak," Aku melempar senyum ramah pada kak Dara.

Kak Dara tersenyum canggung. "Bumi emang sedikit cuek, tapi aslinya peduli kok."

Aku sudah tau itu, bagaimana sikap Bumi bagaimana perilakunya. Kenapa juga kak Dara seperti nya sangat mengenal Bumi? Apa kak Dara ada hubungan spesial dengan Bumi?

"Iya kak, aku tau."

Aku tau kalau Bumi sudah menjelma menjadi milik orang lain, bukan hak milik ku lagi. Sulit masih menerima kenyataan ini, tapi mau bagaimana lagi? Hari pertama MOS tidak boleh sedih! Semangat!

"Eum ya udah ya udah, lo istirahat dulu aja disini. Nanti biar gue anterin pulang gimana?" Kak Bagas melerai lalu menawari mengantar aku pulang.

Ekspresi wajah Bumi bahkan biasa saja, tidak menunjukkan respon apapun. Sesak semakin berkumpul dalam dadaku. Sebegini menyakitkan melihat orang yang dulu menjadi bagian hidup kita namun sekarang malah seperti orang asing yang tak pernah dekat.

Bumi, kita pernah saling sebelum akhirnya asing.

"Aku udah sehat kok kak, mau lanjut aja sama yang lain." Ucapku.

"Gak usah sok kuat." Bumi mengatakan itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Serius, apa Bumi kerasukan? Ini jelas bukan sikap Bumi.

"Bumi, kamu jangan gitu dong!" Ucap kak Dara lagi yang langsung mendapat anggukan dari Bumi.

"Lo beneran udah sehat Le-Leza nama lo?" Tanya Kak Bagas.

"Iya kak, Kirana Belleza. Aku beneran udah lebih sehat kok kak. Mau izin gabung lagi sama temen-temen." Kemudian aku menuruni ranjang, mengambil nametag beserta topi bola ku yang ditaruh di nakas sebelah ranjang.

Namun tanganku tertahan di udara setelah tau ada seseorang yang lebih dulu mengambilnya. Kak Bagas. Tanpa diduga ia membantu memakaikan topiku dan mengalungkan nametag ku.

Aku sedikit terperangah, menatap nya tak percaya. Suasana langsung berubah canggung, aku pun segera beranjak dari sana.

"Permisi kak."

-

Agenda hari ini adalah pengenalan sekolah melalui power point yang ditunjukkan di dalamnya berupa ekstrakurikuler, fasilitas, dan penghargaan yang pernah diraih. Setelah itu kami diajak untuk berkeliling sekolahan. Dipandu dengan 2 senior masing-masing pria dan wanita. Yaitu Kak Bagas dan Kak Intan.

Sebelumnya aku tidak tau kalau penanggung jawab kelasku adalah kak Bagas, karena aku memang tidak ikut pengumuman. Nah, kak Intan ini juga baru pertama kali aku lihat. Tubuhnya tinggi, dengan rambut yang sedikit pirang, mempunyai lesung pipi di sebelah kanannya, kalau menurutku dia tidak terlalu cantik namun lebih ke manis. Manis sekali bahkan.

Sedangkan kak Bagas mempunya tubuh jangkung dengan alis yang tebal juga bulu mata yang panjang . Kalau dilihat-lihat kak Bagas bahkan lebih tampan daripada Bumi, namun dipikiran ku tetap saja tak mau menyingkirkan Bumi.

Aku berjalan di depan Fahri, ia bilang supaya kalau aku pingsan lagi langsung ada yang menahan. Biar tidak jatuh mencium tanah.

"Ini adalah wilayahnya pasukan hijau. Ekstrakurikuler yang menjadi pemeran utama dalam kebersihan lingkungan sekolah dan juga limbahnya. Disana ada mesin penghancur kertas, biasanya kertas kertas soal bekas ujian akan dimasukkan kesana lalu dihancurkan yang kemudian akan diolah menjadi pupuk oleh pasukan hijau." Kami semua mengangguk-angguk mengerti, aku juga berpikir ternyata aku tidak salah masuk sekolah ini. Benar-benar sekolah idaman.

"Apa ada yang ingin ditanyakan tentang tempat ini?" Tanya kak Bagas.

Kulihat seorang perempuan didepan ku mengacungkan jarinya. "Perkenalkan nama saya Ina Farisa, izin bertanya kak. Kalau cara ubah kertas menjadi pupuk bagaimana?"

Kak Bagas menampilkan senyum ramahnya. "Kalau kamu ingin tahu soal itu, silakan bergabung dengan ekstrakurikuler pasukan hijau SMA Gerbang."

Lalu yang kulihat setelah itu adalah senyum malu-malu dari Ina.

Kami lanjut berkeliling sekolahan ini sampai selesai. Cukup membuat lelah karena luas sekolah ini kalau tidak salah sekitar 15 hektar. Itu pun hasil aku searching di browser. Sekarang juga masih ada proses pembangunan lagi. Kabarnya tempat untuk ekstrakurikuler baru yaitu modelling, melukis, juga panahan.

"Nah, pengenalan sekolah nya udah selesai. Semoga kalian gak nyasar ya sekolah disini. Hehe." Ucap kak Intan. Setelah bertemu dengannya yang bisa ku simpulkan adalah dia mudah sekali tersenyum.

"Ya udah yuk kita balik lagi ke kelas dan kalian bisa bersiap buat pulang."

Kami pun menghela napas lega, hari pertama MOS semenyenangkan ini. Terkecuali hal yang menyangkut tentang Bumi.

"Jaga kesehatan dan jangan lupa besok masih ada hari kedua MOS. Hati hati dijalan!"

"Terima kasih!" Ucap satu kelas kompak.

Aku dan Fahri langsung menuju ke depan gerbang mart untuk menunggu kehadiran Fiya dan juga Deka. Niatnya sih kami ingin makan sebentar di cafe seberang sekolah sambil menceritakan hari ini.

Sampai di gerbang mart aku masuk sebentar untuk membeli minum, sedangkan Fahri menunggu diluar. Ketika tanganku ingin mengambil air mineral dingin, tiba-tiba pintunya tertutup begitu saja. Membuat ku sedikit memekik karena tanganku terjepit.

Ku tolehkan pandanganku dan ternyata pelakunya adalah Bumi. Tidak habis pikir, kenapa Bumi berubah seperti orang jahat seperti ini.

"Maksud kamu apa?" Tanyaku pada Bumi.

Bumi terlihat kaget, "Kamu kamu, sopan banget ya lo sama kakak kelas! Gue ini senior lo! Sopan dikit gak bisa?!"

Aku memundurkan langkahku takut, Bumi membentak ku. "Kakak sebagai senior juga harusnya bisa menghargai aku. Ngapain kakak jepit tangan aku kayak tadi?"

Bumi menggeram, menunjukkan muka tidak suka nya. Namun tidak membuatku gentar.

"Karena gue ngerasa kalo lo emang pantes buat diperlakuin kayak gitu!"

Lekas pulih, Bumiku (COMPLETE)Where stories live. Discover now