Forty four

4.2K 399 28
                                    


   Satu minggu sudah pasca hari dimana kejadian naas menimpa keluarga ini. Coolio hidup layaknya robot tanpa mulut. Bangun tidur, sarapan, bekerja lalu pulang. Baik Carissa ataupun Coolio tidak ada yang berbicara satu sama lain. Carissa jelas marah dan Coolio terlalu malas untuk membujuk ibunya dikondisi seperti ini. Gregory tidak bisa melakukan hal banyak. Dia tidak mungkin berinisiatif untuk membuat hubungan ibu dan anak itu kembali membaik dia hanya beraktifitas seperti biasa

Coolio masih setia berdiri menghadap keluar jendela menatap Carissa yang duduk sambil memangku sebuah bunga anggrek, dia juga memperhatikan Gregory yang setia setiap saat mengawasi istrinya. Coolio berharap bisa menjadi Gregory untuk seseorang. Mustahil, saat seseorang yang ingin kau perlakukan seperti itu justru sudah tidak lagi bersamamu

"Master, ini barang-barangnya"

Coolio berbalik badan menghadap dengan dua orang pelayan

"Aku dibantu empat pelayan lain nya. Kami sudah membongkar kamar tuan muda selama tiga hari. Hanya ini yang kami dapatkan"

Begitu melihat mata Coolio, pelayan itu meletak kan barang-barangnya dihadapan majikan nya. Setelah itu mereka kembali meninggalkan nya diruang kerja sendiri

Coolio memperhatikan delapan tumpuk rokok dengan dua korek kriket. Satu botol kecil kosong dengan sisa minuman didalamnya. Dan satu ponsel yang jelas dia tahu itu bukan barang yang dia berikan pada Aaron

Pintu ruang kerjanya terbuka, Roy masuk dengan seseorang dibelakangnya. Sanders. Satu-satunya orang yang dia tunggu

"Bicara semuanya tanpa ditanya sanders, tuanku sedang tidak bicara" ucap Roy

Sanders menelan salivanya. Dia sedang duduk berhadapan dengan Coolio. Walau Roy bilang Coolio sedang tidak bicara tapi dia bisa lihat dikedua mata laki-laki itu sedang mengancamnya untuk tidak berbohong

"Maaf mr.Cosbi, aku baru kembali"

"Sanders benar-benar pergi untuk beribadah master"

"Kami tidak pernah mengadakan trip ke pulau Elba sebelumnya, kami hanya akan berkeliling museum di kota ini" Sanders benar-benar butuh mengumpulkan nyali untuk menjelaskan semuanya

Roy memberi lihat sebuah surat edaran yang pernah diberikan Aaron

"Jelas disini ada stampel sekolah"

Sanders sedang ditekan dua orang paling berbahaya di negri ini

"Aku tau ini akan terjadi maka itu aku membawa contoh surat edaran resmi dari sekolah"

Sanders membuka surat yang masih belum dibuka. Surat berstempel resmi dari sekolah

"Ini surat resmi kami" katanya mengunjukan "Stempel kami berwarna merah, disurat itu berwarna biru"

"Aaric Cosbi?" Roy terheran-heran saat membaca surat itu

"Ya" Sanders menjawabnya "Anakmu yang itu berhasil lolos kompetisi sains terbesar dikota, ini undangan orang tua atas pesta keberhasilan nya"

Coolio lagi-lagi harus ditampar kenyataan tentang bagaimana dia mengingat Aaric

Setelah semua penjelasan nya selesai, Sanders diizinkan pulang diantar Roy. Lagi-lagi dia ditinggalkan sendiri diruang kerjanya

Begitu dia menyandarkan dirinya dikursi, suara deringan ponselnya terdengar nyaring dikeheningan ruang kerjanya

"Coolio"

"Bagaimana?" Adalah kalimat pertama yang diucapkan Coolio dalam satu minggu ini

"Dia meminta jemputan"

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now