nineteen

6.8K 482 4
                                    


Setelah berbicara baik-baik, akhirnya sikembar setuju untuk ikut Coolio ke Yunani. Meskipun tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di negara dewa-dewi itu mereka tetap mengiyakan agar Olivia tidak terus-terusan memohon pada mereka

Karena besok mereka berangkat, Gregory menyuruh Aaric untuk melepas perban agar memudahkan aktivitasnya disana. Aaric pun menurut, diantar Roy dia kerumah sakit untuk melepas perbanya dan meminta obat antibiotik untuk berjaga-jaga keadaanya disana. Karena kali ini, mereka pergi jauh tanpa Olivia

Seperti biasa, keheningan hadir setiap mereka memulai makan malam. Terbiasa dengan keadaan seperti ini, Aaric dan Aaron pun enggan berbicara jika tidak ada yang bertanya. Mereka pun juga mengerti, apapun yang terjadi tidak boleh ada yang bersuara jika makanan penutup belum di hidangkan. Para pelayan berdatangan membereskan piring kotor mereka dan mulai meletak kan makanan penutup berupa waffle dengan ice cream diatasnya. Aaron menjadi yang paling antusias saat piringnya diletakkan

"Kalian akan pergi berapa hari?" Aaron menoleh kesamping kirinya. Menatap wajah menyebalkan Ates yang sedang mengunyah waffle

Ates dititipkan ke Manor utama karena Carlo dan Isyana, istri Carlo harus pergi ke Uruguay. Menjenguk kerabat Isyana yang sedang sakit. Mereka tidak bisa mengajak Ates karena Carlo tidak ingin anaknya absen sekolah barang seharipun. Jadilah dia disini, satu meja makan bersama Aaric dan Aaron

"Mana aku tahu"

"Apa aku boleh ikut?"

"Tanya sendiri"

Ates memperhatikan Coolio yang sibuk dengan ipad dimejanya sambil menyuapi waffle kedalam mulut. Satu-satunya yang membuat Ates tidak takut pada Coolio adalah, karena Coolio sendiri tidak mungkin memarahi keponakanya sendiri

"Lo zio, apa aku boleh ikut kalian?"

Coolio menghentikan kunyahanya dan menatap Ates tapi kemudian dia kembali pada kegiatan awalnya

"Ayahmu menyuruhmu sekolah"

"Mereka juga harus sekolah namun kau bisa membawa mereka pergi"

Aaric dan Aaron menoleh dan menatap Ates tidak suka

"Selalu saja menyebalkan" sahut Aaric

Ates hanya mencibirnya

"Apa kau tega membiarkan aku sendiri? Kau kan tahu temanku hanya Aaric dan Aaron kalau mereka tidak ada bagaimana hari-hariku selanjutnya" kehebatan Ates merangkai kata membuat orang-orang dimeja makan menatapnya kasihan

Coolio pun ikut berhenti dan menatap Ates. Namun hal itu tidan berlaku pada kedua anak Coolio, mereka mencibir Ates tanpa menatap wajahnya

"Kita tidak pernah berteman Ates" ucap Aaric

"Kau yang mendekati kami" sahut Aaron bergantian

Ates menghela nafas "Apa susahnya sih untuk mengajak ku juga" Gregory menatap Ates dengan sebelah alisnya yang terangkat karena Ates berbicara dengan nada yang tinggi

"Ates sayang, nanti kita akan pergi ke rumah hangat keluarga saat Natal di Swedia" Carisa mengelus badan Ates agar cucu pertamanya itu mengerti

Ates tidak dapat melawan kelembutan Carisa, karena itu dia diam dan tidak melawan lagi

Mereka kembali menyantap makananya

"Papa, kami akan ada disana selama satu minggu aku membawa Jayden serta Smith dalam perjalanan"

Gregory mengelap mulutnya dengan kain diatas meja "Hanya Jayden dan Smith?"

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now