One

32.2K 1K 25
                                    

Sisilia, Italia region

    Setelah menghabiskan waktu selama 12 jam di pesawat, akhirnya kedua laki-laki itu sampai ditempat yang dituju

"Demi tuhan Smith. Kalau kali ini dia tetap tidak ingin ditemui, aku berhenti"

Satu diantara kedua laki-laki itu hanya diam sambil memperhatikan club malam didepanya sekarang

"Kita tidak akan tidak mendapat apa-apa disini" laki-laki yang dipanggil Smith tadi beralih menatap sahabatnya yang disamping "Siapkan dirimu, Italia sangat berbeda dengan New york. Jangan sampai salah dengan bahasa mereka"

Mereka masuk kedalam club bersamaan. Melihat hingar bingar keadaan disini, dan melewatinya. Mereka tidak butuh semua yang ada disini, mereka butuh pemilik club ini

Kini mereka berdiri didepan tiga lelaki tegap yang menutupi sebuah pintu

"Aku yakin dia didalam sana" bisik salah satu dari mereka

Mereka bertatap muka beberapa saat. Smith mencoba merangkai kalimat agar dia bisa masuk

"dì al tuo capo che vogliamo incontrare" (Beritahu atasanmu kami ingin bertemu)

Salah satu dari mereka ada yang berjalan dan mendekat "abbiamo molti capi qui" (Kami punya banyak atasan disini)

Smith menghela nafas dan semakin mendekat "conosciamo le parole chiave" (Kami tahu kata kuncinya)

Akhirnya penjaga itu mundur dan pergi kedalam. Tak lama, dia kembali keluar

"Password?"

Smith berjalan mundur, memasukan kedua tanganya dan menatap wajah sahabatnya yang menatapnya dengan bingung juga

"Son of god"

.
.

Lower marion high school, pennsylvania

  Aaric berlari dari kelasnya untuk menuju lapangan basket. Setelah temanya memberitahu bahwa adiknya sedang memukuli anak lain, dia tidak akan mengundur waktu untuk melerai adiknya

Seseorann akan mati kalau dia tidak dihentikan

Saat sampai dilapangan, Aaric menengok kekanan dan kiri mencari keberadaan adiknya. Tak lama dia melihat ada kerumunan dibawah pohon dekat ring basket. Tidak lain itu adiknya, dia sedang menjadi bahan tontonan sekarang

Aaric memecah kerumunan itu dan terkejut melihat keadaan Damien stone. Aaric mengenalnya, bahkan satu sekolah pun mengenalnya. Laki-laki gemuk yang sombong dan selalu menjadi musuh Aaric dan adiknya. Dia selalu menghina ibu mereka, Aaric tau alasanya. Ayahnya menyukai ibu mereka. Sialnya mereka harus menjadi tetangga dikota ini

Tanpa aba-aba, Aaric menarik kerah baju adiknya. Wajahnya tidak lebih baik, sepertinya Damien juga memukulnya sebelum dia sampai sini

"Let me go" teriaknya "Dia harus mati!"

"Kau sudah dapatkan apa yang kau mau Aaron, jangan buat Mommy marah"

Wajah Aaron penuh lebam. Hidungnya mengeluarkan darah, dan tulang-tulang jarinya juga berdarah. Aaron harus dihentikan

"Dia harus mati Aaric! Dia harus mati!"

"Siapa yang harus mati Mr. Shermen?"

Semua orang disitu berbalik dan melihat kepala sekolah mereka sudah berdiri bersama salah satu staff sekolah dibelakangnya

"Kau akan keruanganku sekarang, dan siapapun tolong bawa Mr. Stone kerumah sakit terdekat, dia akan mati jika tidak ditolong"

Setelah kepala sekolah mereka pergi, kerumunan tadi pun ikut bubar. Meninggalkan dua saudara kembar dilapangan itu sendiri

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now