Twenty eight

5.8K 492 32
                                    

    "Mereka akan berfikir bahwa kau telah menyuruhnya untuk membakar rumah mereka"

Pria didepan nya enggan menjawab. Dia hanya melamun dibangku kebesaran nya

"Apa ada yang bisa diselamatkan?"

Sang anak buah hanya menggeleng

"Keluar Cosbi menguburkan mereka di Italia, di tanah milik umum. Jika kau ingin aku bisa menyuruh seseorang untuk menutup-nutupi kedatangan mu"

Stone menggeleng "Aku butuh waktu Nael, kau bisa pergi"

Anak buahnya yang dipanggil Nael mengangkat kepalanya untuk menatap majikan nya

"Jangan berfikir untuk melakukan hal itu"

Saat memastikan majikan nya tidak akan menjawab perkataanya, Nael berbalik membuka pintu. Namun dia berhenti saat setengah badan nya sudah akan keluar

"Sudah terlambat untuk menyesal"

.
.
.

      Pagi ini suasana meja makan berbeda dari hari-hari sebelumnya. Hanya ada Gregory, Carissa, Coolio dan Carlina. Diam kali ini bukan karena memang tradisi mereka yang tidak berbicara saat makan, namun karena suasana berduka yang masih mereka rasakan

Sudah satu minggu setelah pemakaman Olivia dan kedua orang tuanya, Aaron masih harus beristirahat dengan oksigen karena nafasnya belum teratur. Aaric menolak berintraksi dengan semua orang dirumah, dia hanya akan turun untuk minum setelahnya kembali ke kamar dan mengunci diri lagi

Coolio menjalankan hari-harinya seperti biasa. Berangkat kerja lalu pulang. Namun jam pulang Coolio menjadi berantakan sekarang, dia akan pulang tengah malam bahkan pernah sekali dia tidak pulang. Anak buahnya bilang bahwa Coolio menginap di kantornya namun Carissa tau bahwa Coolio menghindari Aaric

Mata sedalam lautan Olivia akan tetap berada di wajah Aaric sampai kapanpun. Coolio jatuh cinta pada Olivia pada saat pertama kali menatap matanya, saat Aaric ada dirumah tentu hal itu tidak bisa terhindarkan Coolio. Satu-satunya cara adalah tidak pulang kerumah

Saat hidangan penutup sudah akan selesai, mereka dikejutkan dengan kehadiran Aaric yang langsung duduk disebelah Carlina

Coolio melepas alat makan nya tiba-tiba. Namun hal itu tidak membuat Aaric takut sama sekali dia dengan santainya mengambil buah pisang dan memakan nya

"Apa kau ada kegiatan pagi ini Aaric?" Tanua Gregory mencoba yang menghangatkan suasana lagi

"Ada" Jawabnya "Tentu saja sekolah"

Coolio tersedak air minumnya mendengar jawaban Aaric. Carissa disebelahnya membantu menepuk punggungnya

"Kau yakin?" tanya Carlina disebelahnya

"Jika aku tidak pergi sekolah terus-terusan, aku akan tertinggal pelajaran. Jika aku tertinggal pelajaran Aaron tidak akan bisa mengejar materi yang tidak dia mengerti. Aku harus sekolah untuk mencatat semua pelajaran dan memberikan nya pada Aaron"

Jawaban panjang Aaric membuat satu meja makan terdiam. Sedang orang yang baru saja berbicara masih santai meminum susunya

"Aku selesai"

Coolio langsung bangun meninggalkan meja makan. Suara kencang mobilnya terdengar meninggalkan pekarangan rumah

"Aku akan mengantarmu" ucap Carlina dengan senyum yang dipaksakan

Aaric menggeleng "Aku akan bawa mobil sendiri"

Kemudian anak itu bangun memakai tasnya dan ikut meninggalkan meja makan seperti yang dilakukan Coolio

Stayed with fatherOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz