Eighteen

6.9K 523 17
                                    


   Dengan masih menggunakan pakaian tidurnya, Olivia duduk kaku disebelah Carisa

Sedang Aaron dan Aaric disofa sebelah kanan, berhadapan dengan Coolio dan Gregory langsung

Setelah kejadian yang terjadi di kantor kelurga mereka, Gregory langsung tersadar bahwa Stokoe bukan lagi memberi tanda bahwa dia akan datang tapi dia sudah mengibarkan bendera perang pada keluarga  mereka

Satu-satunya kekuatan yang mereka miliki hanyalah dua orang anak lelaki kembar yang saat ini keadaan nya mungkin menyedihkan

Ditambah Aaric yang masih tidak bisa menerima semua tawaran Coolio bahwa dia harus membunuh kakeknya sendiri

Apapun yang terjadi, dia tidak akan melakukan itu

Pintu terbuka memperlihatkan Ciro dan Carlo yang baru datang. Ditangan Ciro ada sebuah map yang berisi beberapa file penting tentang kejadian tadi pagi

"Tiga orang tewas dan delapan belas luka berat" Ciro melempar map yang dibawanya dengan sigap Coolio menangkap "Aku sudah membereskan semua administrasi pembayaran rumah sakit"

"Kita tidak bisa diam, papa harus lakukan sesuatu"

Gregory menatap Carlo malas

"Selama dia tidak menyentuh pelabuhan kita, semua ini bukan apa-apa"

Carlo memejamkan matanya. Dia sangat tahu siapa ayahnya dan sudah pasti kalimat itu yang akan keluar

"Berapa orang lagi yang akan papa jadikan korban? Ini bukan tentang pelabuhan ini tentang keluarga kita!"

Suara tinggi Carlo membuat suasana menjadi lebih hening

"Keluarkan mereka" Ucap Carlo yang membuat Aaron dan Aaric saling menatap

"Tanganya masih patah" sahut Coolio

"Lalu mau menunggu sampai kapan!"

Carlo menyisir rambutnya bersamaan dengan membuang nafasnya kasar. Dia tidak percaya keluarganya akan direndahkan seperti ini

"Apapun rencana kalian, jika tujuan nya masih sama aku tidak akan melakukan apapun"

Semua orang menatap Aaric. Lebih-lebih Carlo yang melihatnya tidak percaya

"Kalau begitu biarkan semua pekerja kami mati satu persatu" ucap Ciro

Tiba-tiba saja Olivia berdiri dari duduknya dan menatap Gregory

"Aku akan menemuinya"

"Dan menjadi tahananya selama yang dia mau?"

"Setidaknya aku akan mencoba berbicara padanya Coolio"

"Ayahmu tidak waras dan kau ingin mengajaknya berdialog?"

"Kau hanya perlu diam dan ikuti semua rencana kami"

"Apa!" Olivia sudah tidak perduli pada siapa dia sekarang bicara, sekalipun itu Gregory. Dia sudah lelah dengan semua ini "Menikah dengan Coolio? Apa kalian bercanda? Aku tidak sebodoh itu untuk menyerahkan hidup ku pada anak kalian"

Coolio bangun meninggalkan tempatnya, Olivia dapat mendengar debuman pintu

"Kau menyakiti hatinya Olivia" Ucap Ciro datar "Kau menyakiti adik kami"

Olivia terdiam dan menyadari perkataan nya. Itu terlalu kasar untuk orang yang sudah menolongnya

"Sekarang semuanya berantakan"

Olivia menyesali perkataanya

.
.
.

Sampai malam hari Olivia tidak melihat keberadaan Coolio. Di mansion nya atau di mansion utama, dia marah dan pergi

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now