Thirteen

7.8K 580 8
                                    


  Mereka menyelesaikan sekolah tepat pukul tiga sore. Berbeda dari Ates yang sudah selesai dari jam dua siang dan pulang lebih dulu dengan jemputan Ayahnya

Mereka berjalan santai ke parkiran tempat mereka memarkirkan mobilnya

Karena tidak ada kepentingan, mereka melewati Lion dan kelompoknya yang terus memperhatikan mereka. Aaric terus merangkul Aaron untuk berjaga-jaga kalau mereka melakukan sesuatu

Saat mereka hampir sampai dimobil, ternyata anak buah Lion sedang duduk di cap mobil mereka

Tidak ingin cari masalah di hari pertama, Aaric mencoba berbicara santai dengan Lion secara langsung

"scusa, puoi dire al tuo amico di andare giù? torneremo a casa" (Maaf, bisakah kau memberitahu teman mu untuk turun? Kami akan kembali kerumah)

"Aku bisa bicara bahasa kalian" Lion turun dari Cap mobilnya dan berjalan mendekati mereka "Kau ingin bergabung?"

Lion mengulurkan tangannya. Saat dia membuka genggaman tangannya, mereka tahu apa maksud perkataan Lion

"Tidak terimakasih" Jawab Aaron santai

Di dunia ini, hanya ada dua hal yang harus mereka takuti. Olivia menangis dan Amukan Coolio. Mereka sudah pernah membuat Olivia menangis, dan tentu saja mereka tidak ingin mencoba opsi yang kedua

Saat menolak, semua teman-temanya dan juga Lion tertawa keras. Bahkan perempuan yang sepertinya kekasih Lion juga ikut tertawa

Aaron bersumpah akan membuat perempuan itu memohon dikakinya

"Kupikir hanya Ates, ternyata semua generasi mereka pecundang"

Mereka lanjut tertawa. Semakin besar mereka tertawa, semakin tinggi amarah Aaron

"Apa kakek kalian mencoba membuat keturunannya baik-baik saja?" Lion benar-benar tidak bisa berhenti tertawa

"Kupikir percuma menghina kami, Lion"

Bagus. Aaric melakukan tugasnya. Dia mulai mencoba menjatuhkan harga diri Lion kali ini. Aaron melepas ranselnya, bersiap-siap untuk adegan selanjutnya. Mereka benar-benar kompak

Lion berhenti tertawa dan melotot kearah Aaric "Kau dan keluargamu, tidak ada tempat disini"

"Oh ya" Aaric mencoba santai "Sebagaimana pun kau menghasut teman-teman mu untuk membenci keluarga kami, tidak akan menutup sejarah bahwa Ayahmu mencoba melawan keluarga ku dan gagal, bahkan masuk penjara"

Situasi berubah. Sekarang semua orang mulai membuat lingkaran yang dimana ada Aaric dan Aaron ditengahnya

"Itu sebabnya kalian yang aku hancurkan, picchiato!" (Hajar)

Mereka tidak siap. Tapi mereka tetap menghajar semua orang yang mencoba memukul mereka

"Kalau aku kalah, Dady harus datang" Teriak Aaron ditengah pergulantanya

"Buat Dady bangga"Jawab Aaric yang juga sibuk dengan urusannya

"Bagaimana?"

"Jangan kalah!"

Mereka terus memukul walau mereka kalah jumlah. Wajah mereka mulai bonyok. Tapi difikiran mereka ini hebat

.
.
.

'Plak'

'plak'

Coolio menggulung kemejanya sampai siku dan menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya. Semua orang tahu dia sedang marah

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now