Twenty nine

5.2K 438 9
                                    


Aaric menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. Seumur hidupnya, baru ini dia merasakan sepi yang benar-benar sepi. Sambil menyenderkan kepalanya di jendela, dia memperhatikan guru sejarahnya yang sedang memberikan materi didepan. Aaric menyadari bahwa dia belum siap untuk masuk sekolah, tapi dia harus keluar dari manor untuk menjernihkan pikiran nya. Sampai bel pulang berbunyi dan gurunya keluar, Aaric yakin tidak menangkap apapun materi yang diberikan tadi

Dengan malas dia berjalan keparkiran. Mobilnya diparkirkan dipojok, dimana tidak ada mobil lain yang parkir disitu. Tidak tahu, biasanya Aaron pun akan memberitahu untuk tidak parkir disana, namun hari ini pikiran nya sangat kacau dia butuh pulang untuk beristirahat. Saat dia sudah memegang knop pintu mobilnya, seseorang menepuk bahunya

Aaric berbalik dan menemukan Aaleya, siswa perempuan absen pertama sebelum dia dan Aaron

"Maaf, kau dipanggil keruang tata usaha katanya ada panggilan untuk mu"

Aaric mengangguk setelah itu Aaleya tersenyum dan kembali pergi. Aaric menghembuskan nafasnya lalu kembali berjalan kedalam sekolah. Apapun itu urusan nya dia berharap tidak akan lama

Saat dia membuka ruang tata usaha disana berdiri Mr. Gradyn guru Olahraganya. Kenapa dia bisa ada diruangan ini, Aaric tidak perduli

"Aaleya bilang ada telfon untuk ku"
Aaric langsung menjawab saat melihat guru Olahraganya menatap dia dengan bingung

"Oh ku kira kau ingin melakukan administrasi disini" ucapnya. Aaric menggeleng "Ya tidak mungkin juga, semua biaya sekolah mu sudah lunas sampai kau dan kembaran mu lulus"

Oh Aaric terkejut dengan itu

Mr.Gradyn tertawa "Ayahmu yang melunasinya" setelah itu dia berjalan melewati Aaric, hendak keluar namun kembali berbalik "Penjaga sedang keluar aku tidak tahu dia kemana, jika kau buru-buru telfon ada dipojok belakang almari katakan aku yang menyuruhmu langsung kesana jika dia berkata kau tidak sopan" setelah itu dia benar-benar keluar

Seperti intruksi guru Olahraganya, Aaric berjalan kebelakang almari. Disana telfon sekolah sudah diletak kan diatas

"Hallo"

"Young master"

Aaric membulatkan matanya "Roy? Kau sudah sembuh?"

"Maaf, aku Tito pengawal Master menggantikan Roy yang masih dirawat" Aaric menghela nafasnya, dia baru ingat kalau Roy masih membutuhkan perawatan

"Ada apa?"

"Apa sekolah mu sudah selesai?"

"Apa ayahku yang menyuruhmu bertanya?"

Aaric mendengar orang disebrang telfon nya sedang berbisik dengan orang lain yang mungkin juga ada disana

"Tidak, dia menyuruh sekretarisnya untuk memberitahumu bahwa nanti malam kau akan ikut dengan nya untuk makan malam perusahaan"

Tidak mungkin dia pergi tanpa Aaric
"Aku akan tunggu dirumah" tapi tidak mungkin juga menolak Coolio
"Aku akan pulang, kumatikan"

"Tidak young master" Aaric kembali meletak kan telfon genggam itu ke telinga nya "Kata sekretarisnya, Master menyuruh young master untuk langsung ke kantor"

"Bilang padanya semua orang butuh waktu untuk bersiap"

"Kau bisa bersiap disini"

Teriak seorang wanita yang Aaric yakin adalah sekretarisnya

Aaric menyerah, yang penting dia bisa beristirahat walau dimanapun itu

"Aku kesana"

Dia langsung meletak kan telfon ketempat semula dan keluar dari ruang tata usaha

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now