Thirty seven

4.3K 384 23
                                    


Aaron melempar tubuhnya di sofa. Perasaan nya sangat kacau, keadaan dirumah tidak lebih kacau bisa-bisa dia gila jika harus seperti ini terus. Jalan satu-satunya adalah, bergabung dengan teman-teman nya untuk menghilangkan penat, mungkin bisa sedikit membantunya

Dia menangkap lemparan Tim dengan sangat tanggap. Menyalakan nya lalu menghirupnya membuat otaknya lebih rilexs. Seseorang datang menuangkan nya minuman, itu Rio salah satu teman nya dia club basket

"Kau terlihat kacau Aaron"

Aaron tidak mengubrisnya, dia terus menghisap rokoknya

"Ada apa? Apa ayahmu tidak ingin datang ke acara itu?" Rio mengambil posisi disebelah Aaron

"Aku belum memberitahunya" jawabnya "Keadaan sangat kacau" kini Aaron mengacak-ngacak rambut ikal sebahunya frustasi. Sebenarnya ada apa dengan semua ini

Tim tertawa "Lihatlah jagoan kita" dia merangkul bahu Aaron "Kau butuh hiburan tauk"

"Diam Tim simpan hal bodoh itu diotakmu"

"Kau yakin?"

"Menjauhlah Tim jangan buat dia lebih kacau" Rio ikut membela Aaron

"Kau tahu ini kali pertama Helana datang"

Rio memutar matanya malas, Tim tidak pernah lelah menjodohkan Aaron dengan semua wanita disini

"Helena?"

"Gadis yunani bro"

Aaron dan Rio mengikuti arah mata Tim. Disana ada tiga orang gadis berkulit putih sedang duduk sambil mengobrol, tapi perhatian Aaron jatuh pada gadis yang duduk disebelah kanan. Mereka pernah bertemu di suatu tempat dan duduk berhadapan. Adik Vanko.

"Apa itu? Bukankah itu terlalu indah" Rio jelas tidak sadar dengan ucapan nya yang membuat Aaron menatapnya tidak suka

"Aku bisa lakukan sesuatu jika kau ingin bersenang-senang" kata Tim menawarinya

Aaron diam sebentar untuk berfikir. Apa Coolio akan tau setelah ini tentang perbuatan nya? Tapi dari tatapan matanya Helena mungkin juga menyukainya

"Dia liar, kau harus pastikan punya tenaga yang mampu menyeimbanginya"

"Maksudmu apa Tim?" Tanya Rio

"Dia disini baru, tapi ditempat lain sepak terjangnya sudah didengar siapapun" jawab Tim "Jika Aaron mau, aku bisa bantu"

"Kau fikir aku butuh bantuan mu"

Aaron langsung menegak minuman nya hingga tandas lalu berdiri merapihkan pakaian nya  "Watch me" ucapnya sebelum berjalan menuju meja dimana Helena dan kedua teman nya berada

"Apa kabar Helena?"

.
.

       "Beritahu aku jika Aaron sudah pulang"

Coolio mematikan telfon nya lalu meletak kan nya di meja. Menuang kembali minuman nya dan meminumnya hingga tidak tersisa

"Dua anak buahku sudah bergerak"

Jayden mengamati Coolio yang hanya duduk diam tidak merespon nya, oh bagaimanapun dia pasti mengkhawatirkan Aaric

"Kau bisa menelfon nya. Dia tidak akan setega itu menolak panggilan mu"

"Kalian jelas tahu dia sekarang pergi tanpa izin dariku"

"Menjadikan mata Olivia sebagai alasan mengapa kau memperlakukan nya seperti itu sangatlah kejam Coolio" ucap Smith

"Bukan itu"

"Dan mencintai Olivia sebegitu besarnya, tapi kau menelantarkan anaknya adalah tindakan kejahatan" sahut Jayden "Kau ayah biologisnya bukan ayah tiri"

Stayed with fatherWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu