Twelve

8.4K 575 6
                                    


  Aaric sedang sibuk membereskan buku yang besok akan mereka bawa. Sebagai keturunan Cosbi mereka harus menjaga nama baik keluarga disekolah. Setidaknya itu yang dikatakan Coolio

Bersama Ates, Aaric pergi membeli perlengkapan yang dibutuhkan. Karena Aaron masih tidak ingin bicara pada siapa pun jadinya dia harus menghabiskan harinya dengan anak Carlo. Meskipun Ates kadang membuatnya kesal dengan kesombongan nya, Aaric tetap bisa melihat bahwa Ates juga orang yang menyenangkan

Saat dia menutup ransel nya, dengan langkah malas Aaron masuk ke kamarnya. Duduk di ranjang dan memperhatikan Aaric

"Tidak mendapatkan Jeep bukan berarti tidak semangat sekolah Aaron, kau terlalu kekanak-kanakan"

Aaron menghela nafasnya berat "Sulit sekali membuat Dady berubah fikiran"

Aaric bangun menghampiri Aaron dan ikut duduk diatas ranjangnya "Momy akan marah kalau kita tidak pergi sekolah"

Aaron menunduk "Aku merindukannya Aaric"

Aaric mengelus punggung Aaron agar saudaranya itu tenang. Walau sebenarnya dia juga butuh penenang sekarang. Dari dulu meskipun Aaron bar-bar, Aaric tidak boleh sepertinya. Karena dari dulu mereka berpasangan. Kalau salah satu dari mereka lemah, harus ada yang kuat menahan agar semuanya baik-baik saja. Dan itu sudah menjadi pekerjaan Aaric dari dulu

"Meskipun kita selalu merasa cukup disini tetap saja kurang kalau tidak ada Momy"

"Sudahlah" Tiba-tiba Aaron bangun dan berjalan keluar kamar Aaric. Tapi dia kembali berbalik

"Cinta untukmu Aaric" dan dia kembali berjalan keluar

"Cinta untukmu juga Aaron" jawab Aaric saat Aaron sudah tidak disana

Dia mematikan lampu kamarnya, dan mulai merebahkan badannya di ranjang. Sedikit melamun, namun rasa kantuknya mengalahkan apapun. Akhirnya dia menyerah dan mulai pergi ke alam mimpinya

.
.
.

Aaric dan Aaron turun kebawah untuk melakukan sarapan sebelum mereka berangkat sekolah. Semua orang sudah berkumpul. Ada Ates juga yang sedang memakan sereal nya

Mereka akan berangkat bersama kesekolah. Karena Ates sudah lebih dulu bersekolah di sana, Carisa berpesan untuk terus pergi bersama Ates

Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka masuk ke mobil yang dikendarai Aaric. Dengan kecepatan normal Aaric mulai melajukan mobilnya

"Kalian akan bertemu banyak tipe manusia disana"

Merasa tertarik dengan perkataan Ates, Aaron yang duduk disebelah kemudi membalikkan badannya

"Seperti apa?" Tanya Aaron "Ates apa kau punya teman? Ayahku bilang kau pecundang"

"Berhenti memanggilku seperti itu!"

Aaron terkejut tapi tak lama karena sekarang dia sedang menertawai Ates yang wajahnya memerah

"Aku bukanya tidak punya teman, hanya saja sulit mendapatkan teman disekolah itu" jawab Ates saat sudah meredakan emosinya "Bahkan Ayahku bilang lebih baik tidak berteman dengan satu orang pun disana"

"Bukankah itu membuatmu jadi kesepian?" Tanya Aaric sambil fokus pada jalanan

"Tidak masalah"

"Kenapa kau tidak pindah sekolah?" Tanya Aaric lagi

Ates menyandarkan badannya "Tidak bisa"

"Kenapa?" Tanya Aaron penasaran

"Ayahku bilang tidak bisa, aku harus tetap disana apapun yang terjadi"

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now