"Hai Mark, apa kabar?" Tanyanya penuh semangat.

Pria itu mengabaikan atensinya. Dia pun duduk di meja kerja Mark yang mana pantatnya sedikit berbentuk apalagi pahanya.

"Apa kau tidak diajarkan adab untuk duduk?" Tanya Mark dengan aura kelam yang dia tampilkan.

Perempuan itupun kembali berdiri dan tertawa canggung.

"Apa yang kau butuhkan?"

"I-itu Mark, mommy bilang jika kau tidak tinggal di rumah lagi."

"Lalu?"

"Kau tidak mau bilang kepadaku apa alasanmu???"

Mark menghentikan tugasnya membaca isi dokumen, "Kau ini siapa? Apa hak-mu mengetahui tentangku"

"Mark! Aku ini Mina Kang! Aku ini kekasihmu, Mark~"

Pria itu lantas tertawa miris, "Kekasih? Bukannya itu hanya perasaan sebelah pihakmu?"

Mark bangkit dari kursinya, berdiri di depan perempuan itu. Memegang rahangnya memajukan wajah mengikis jarak mereka.

"-dan lagi, kau ini kan jalang."

Bola mata perempuan itu membesar, "A-apa maksudmu?!"

"Jangan mengelak. Itu sudah menjadi rahasia umum. Tapi sayangnya baik ayahmu atau orangtuaku bahkan tidak tau jika perempuan yang dipaksa berjodoh denganku ini sudah tak perawan lagi."

Tubuh Mina bergetar, keringatnya mengalir. Dia tak percaya jika Mark benar-benar mengetahuinya, dan jika hal ini diketahui orangtuanya mungkin ini akan menjadi masalah bagi Mina untuk menjalin hubungan dengan Mark karena status tak perawan untuk mempelai perempuan bagi penerus Lee akan benar-benar dikecam, sesuai dengan adat leluhur keluarga Lee untuk menikahi gadis baik-baik yang tentunya menjaga keperawanannya.

"Mungkin jika aku mengatakan kepada papamu-"

"K-kumohon jangan!"

Mark menatap rendah perempuan itu, "Baiklah. Tapi aku ingin kau menghilang dari pandanganku dan keluargaku"

Dengan berat hati Mina mengiyakan, dia segera berlalu meninggalkan ruangan pria dengan jutaan pesona itu.

"Aku mundur, untuk saat ini. Bagaimana pun kau akan bertekuk lutut padaku, Mark~" gumamnya sambil pergi menjauh.

•••

Haechan terduduk di ranjang kamar milik seniornya, Koeun.

Dia sedang menunggu gadis itu lekas mandi membersihkan dirinya.

Sambil memainkan ponselnya Haechan memikirkan tentang sang bos yang mengganggu otaknya.

Dia tidak sadar jika Koeun sudah berdiri tanpa busana di dekatnya.

"Haechan" panggil Koeun pelan.

Mata Haechan membola melihat tubuh mulus senior cantiknya. Apalagi buah dada itu seolah-olah memanggil untuk di sentuh.

Pemuda itu berdeham, meletakkan ponselnya di meja kecil sebelah ranjang.

"Noona ingin sekarang?"

"Hu'um"

Sialan. Haechan menyukai wajah malu-malu gadis itu.

Pemuda itu menarik dagu Koeun, memberinya kecupan yang berujung lumatan.

Koeun terlena dengan ciuman nafsu Haechan, dia menggenggam rambut belakang Haechan bermaksud memperdalam lumatan mereka.

Tangan Haechan meraba-raba pantat mulus Koeun yang perempuan itu mendesah tertahan ciuman merasakan tangan nakal Haechan yang mencoba menusuk lobang vaginanya.

[Part II] Let's Being A GayWhere stories live. Discover now