Mentari pembunuh?

139K 8.2K 480
                                    

[Empat puluh tujuh]

"Aaaahhh."

Baskara mendesah lega setelah menuntaskan hasratnya, membaringkan tubuh di samping Mentari yang terlelap seperti kerbau. Mentari tak terganggu sedikitpun saat tadi Baskara dengan rusuhnya mencoba mendapat pelepasannya. Meskipun sedikit kurang puas karena Mentari yang tidak ikut berpartisipasi, tapi setidaknya napsunya sempat tersalurkan.

Baskara menyelimuti tubuh telanjangnya dan Mentari, meraih ponselnya di atas nakas dan melihat pesan masuk dari Safira dan Alvino.

Safira
Bang? Kok rumah Abang yang huni makhluk halus, sih? Safira gak tahan diikutin terus. Pulang ya, Bang, ajak kak Mentari juga😢

Baskara terkekeh pelan membaca isi pesan dari Safira. Alvino yang katanya tidak akan bisa hidup di lingkungan kampung seperti itu, nyatanya sekarang malah ngotot tinggal di rumah mungil yang Baskara dan Mentari tinggalkan, semata-mata hanya untuk lebih dekat dengan sang pujaan hati.

Memang kalau sudah jadi budak cinta sejak dini akan sangat sulit melepas jeratannya.

Jarinya beralih menekan pesan dengan nama Alvino.

Alvino
Abang nipu, ya?! Katanya kalau dibawain martabak selai kacang bakalan langsung dikasih restu, tapi kok semalem bibir pak RT langsung jontor terus langsung ngusir gue pergi?! Lo sengaja, kan?

Tawa Baskara hampir meledak kalau saja tak mengingat isterinya masih terlelap di sampingnya. Baskara mengetik balasan sambil menggigit ujung selimut untuk menahan tawa.

Ye, si goblok! Kenapa gak bilang kalau itu buat pak RT? Dia emang alergi kacang. Kalau bu Rumi baru demen yang pake selai kacang.

Baskara memukul-mukul sisi ranjangnya dengan tawa tertahan, setelah selesai menertawakan nasib adik sepupunya yang tak pernah mujur masalah percintaan, Baskara beralih pada pesan lainnya yang belum sempat ia baca.

Ada belasan pesan dari Laras yang ia abaikan, dan hari ini ia membacanya satu persatu. Bagaimanapun juga Laras berperan cukup besar untuk menemukan Mentari saat penculikan itu. Jika Laras tidak mengikuti Mentari hingga ke kafe dan memotret mobil yang membawa Mentari, mungkin ia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan isterinya, dan Baskara tidak tahu apa yang akan terjadi jika telat sejam saja.

Laras
Kak?

Kakak udah tanya Mentari? Dia beneran selingkuh, kan?

Cowok yang ketemuan sama dia itu mantan calon suaminya bukan sih? Jangan-jangan mereka punya niat kawin lari lagi

Kakak udah pisah sama Mentari?

Aku ngerti kenapa Kakak gak mau bales pesanku, pasti Kakak lagi depresi banget ya karena jadi duda diusia muda. Aku ngerti kok, tapi Kakak harus ingat kalau aku selalu ada buat Kakak.

Dan masih banyak lagi sebenarnya, Baskara menuliskan balasan pada Laras yang mungkin sudah salah paham. Mentari sudah menceritakan keseluruhan masalah yang Fajar jelaskan padanya, dan sedikitpun tidak ada hal yang akan membuat posisinya sebagai suami Mentari akan terganti.

Laras, sebelumnya gue mau terimakasih karena waktu itu lo udah repot-repot ikutin Mentari ke kafe. Dan sorry karena baru bales pesan lo.

Mentari waktu itu diculik, dan berkat gambar mobil yang lo kirim gue bisa lacak keberadaannya. Thanks sekali lagi.

Satu hal yang Baskara pelajari dari yang terjadi belakangan ini; Apapun alasan pertengkaran atau masalah yang hadir disebuah hubungan, mencari penyebabnya adalah hal utama lebih dulu. Berikutnya bisa mereka pikirkan cara menyelesaikannya dan menjauhi hal yang sama untuk ke depannya.

Unpredictable Journey [Tamat]Where stories live. Discover now