41 | Tersakiti kembali

1K 44 1
                                    


Pada akhirnya, gue tersakiti kembali, atas apa yang gue pilih.


🎶🎶

Suara notifikasi ponsel Terra pun berbunyi, membuat ia mengeluarkan ponsel dan melihat siapa yang mengirim pesan padannya.

Terra melotot matanya tidak percaya, saat tahu siapa pengirim pesannya. Hatinya berdebar-debar, sungguh ia tidak berbohong, membuat Terra tersenyum kecil melihatnya, rasanya sangat senang.

Lalu ia membuka pesan dari Mathar, iya Mathar. Dia mengirim pesan, ingin bertemu dengan Terra di belakang taman, dia ingin berbicara suatu hal padanya, sepulang sekolah nanti. Membuat Terra penasaran dibuatnya.

Renata dan Sheril melihat raut wajah Terra yang seperti itu menatap bingung ke arah Terra.

"Ra, lo kenapa? Senyum-senyum gitu?" Tanya Renata, kepo. Terra melirik Renata."pengen tahu aja deh!"


"Pelit lo! Gak mau kasih tahu!"

"Biarin wle!" Ledek Terra.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Membuat Terra, cepat-cepat membereskan alat tulisnya. Setelah selesai, dia pun langsung memakai ranselnya.

"Lo berdua duluan aja ke Wbc, gue ada urusan sebentar," ujar Terra.

"Yaudah kalau gitu, awas aja kalau gak nyusul!"

Setelah mendapatkan jawaban, Terra pun langsung saja keluar dari kelasnya, dan berjalan ke taman belakang dengan perasaan senang.

Sesampainya Terra di sana, ia melihat Mathar, namun dia tidak sendiri, di sana ada Felica.  

Nafas Terra memburu, kedua tanganya, mengepal sangat kuat, saat melihat kedekatan mereka yang sangat intim, badan Terra bergetar, matanya sudah memanas dan berkaca-kaca.

Jadi ini alasan Mathar menyuruhnya ke taman belakang untuk menonton mereka yang sedang bermesraan.  Lagi-lagi Mathar menyakiti dirinya.

'Pada akhirnya, gue tersakiti kembali atas apa yang gue pilih,' batin Terra.

Terra yang sudah tidak kuat pun, memilih pergi dengan derai air mata. Rasanya ia bodoh karena telah pergi ke sana, dan berharap jika Mathar ingin bertemu dengannya meminta dirinya kembali dan memperbaiki hubungannya, namun ternyata tidak.

Ia tersenyum mengejek untuk dirinya sendiri, bisa-bisanya Terra berharap Mathar memintanya kembali, ia terlalu berkhayal tentang itu, dan sekarang ia kembali tersakiti dengan pilihannya.

🎶🎶

Motor Terra pun sudah sampai di halaman rumahnya. Setelah mematikan mesin motor, Terra berlari masuk ke dalam rumah, bi Mumun yang memang sedang beres-beres, menatap anak majikannya dengan bingung. Mengapa Terra berlari seperti itu, menaiki tangga.

Ia membuka pintu, lalu menutup pintu dengan kasar. Dan menjatuhkan dirinya di kasur, ia menangis kembali dengan sedihnya,

Terra tak menyangka, jika ia akan melihat hal menjijikan itu, melihat Mathar bermesraan dengan Felica di taman belakang, sungguh ia menyesal telah menuruti keinginan Mathar yang menyuruh dirinya ke taman belakang.

"Lo... Brengsek. Mathar!" Lirih Terra, dengan air matanya yang terus menetes.

Ia nonjok-nonjok batal guling, seolah guling itu adalah Mathar, ia menangis dengan perasaan yang kacau. Tiba-tiba saja matanya kian memberat, karena lelahnya menangis, membuat rasa kantuk pun datang padannya, dan Terra pun tertidur karena lelah menangis terus-menerus.

Sedangkan di lain tempat. Mathar menatap perempuan yang kini menjadi pacarnya tersenyum senang.

Sekarang mereka berada di sebuah mall, untuk menonton dan berjalan-jalan.

"Kamu mau nonton apa?" Tanya Felica, pada Mathar.

"Aku terserah kamu aja," jawabnnya sambil tersenyum.

Saat ia masih berpacaran dengan Terra, ia jarang sekali ke mall, bukan dirinya tak ingin mengajak ke mall. Tetapi Terra yang tidak ingin, dia memilih untuk jalan-jalan di taman, dan makan di pedagang kaki lima, di pinggir jalan.

Mathar tersadar dari pikirannya, mengapa ia menjadi memikirkan Terra, astaga. Ada apa dengannya.

"Kita nonton ini aja ya Thar," tunjuk Felica, ke arah film romantis.

"Yaudah, kita nonton ini," jawab Mathar, sambil tersenyum.

Hal itu membuat Felica senang melihatnya. Apalagi Mathar hanya milik ia seutuhnya. Ia tersenyum misterius yang tidak diketahui Mathar, saat mengingat kejadian tadi taman.

'Gue selalu menang dalam hal apapun Terra. Dan lo, akan selalu kalah dari gue,' batin Felica.

Felica tahu jika Terra akan datang ke taman, karena dirinya lah yang mengirim pesan itu, karena memang ponsel Mathar yang memang sedang ia pegang. Dan Felica, tidak menyia-nyiakan keadaan, ia pun langsung mengirim pesan kepada Terra, dan yah. Dia datang, menyasikan dirinya dan Mathar yang sedang berpelukan.

"Kamu temenin aku beli tiket ya," pinta Felica. Mathar hanya mengangguk saja.

Lalu mereka pun mengantri bersama untuk membeli tiket biokop. Biasanya jika ia bersama Terra, Mathar akan di suruh menunggu saja jika mereka sedang membeli makanan atau minuman dan Terra yang akan memesankanya sangat berbeda dengan Felica yang selalu ingin ditemani.

Lagi-lagi Mathar mendesah kesal, karena mengingat Terra terus-menerus, dan mengapa ia menjadi membanding-badingkan Felica dengan Terra?

Setelah membeli tiket, mereka pun duduk di bangku yang kosong untuk menunggu film di mulai. Dan Felica meminta Mathar untuk membelikan popcorn dan soft drink, dan Mathar hanya menurut saja.

Biasanya Mathar tidak akan disuruh oleh siapa pun, begitu juga dengan Terra, dia bahkan saat jalan berdua Terra tidak pernah menyuruh Mathar untuk membelikan makanan, karena Terra tidak ingin merepotkan orang lain, begitu juga dengan dirinya.

"Astaga! Gue ini kenapa si. Kok jadi mikirin Terra," ujarnya sambil berjalan menuju stand makanan dan minuman. Mathar menjadi Pusing sendiri dengan pikirannya yang selalu memikirkan hal-hal yang tidak ia mengerti, seperti ini, memikirkan Terra.

🎶🎶

Aku Up lagi🤗

Jangan lupa untuk tinggal jejak ya, Vote dan Krisarrr😉

Jangan lupa untuk Follow My IG @NblaEzrh1!😁

Sehat-sehat ya untuk kalian semua para reader cerita ini🤗🤩

BADGIRL MY GIRLFRIEND [Completed✅]Where stories live. Discover now