32 |Mereka serasi

756 35 0
                                    

Lo bahagia, guepun ikut serta di dalamnya, walaupun lo bahagia bukan karena gue.


🎶🎶

Hari senin pun tiba membuat Terra yang tidak biasa bangun pagi kini malah sudah rapi dengan seragamnya. Membuat Bi Mumun yang melihat itu aga terkejut, biasanya Terra akan bangun siang. Ia sendiri juga tidak tahu, mengapa dirinya bangun pagi.

Setelah sarapan ia pun segera berangkat sekolah dengan motor barunya. Wajahnya tak bersemangat seperti hari-hari sebelumnya. Alasan semangat untuk ia ke sekolah sudah tak ada, seseorang yang selalu ia ingin temui sudah pergi, meninggalkannya. Rasanya Terra malas sekali bersekolah, kalau bukan dirinya yang sudah rapi dengan seragam, ia pun pergi juga ke sekolah.

Upacara di sekolah pun akan segera di mulai, semua murid dari setiap kelas berbaris dengan berurutan. Sheril dan Renata yang berbari bersampingan pun terkejut, kala ada seseorang yang menyela barisannya, ingin saja Renata memarahinya, tetapi orang itu menoleh , membuat Terra tidak jadi mengomel, malah terlihat kaget begitu juga dengan Sheril.

"Terra," panggil merela dengan serempak.

"Ehm."

"Kok tumben lo dateng pagi, dan ikut upacara?" Tanya Renata, tidak percaya.

"Lagi insaf," jawabnya, sekenanya.

"Oh... Lagi dapet hidayah lo ya?" Tanyanya.

Terra mengangguk saja. Lalu upacara pun di mulai, sedari tadi Terra tidak bisa diam, karena dirinya kepanasan oleh sinar matahari. Suara protokol yang mengintrupsikan amanat pembina pun membuat mereka istirahat di tempat.

Suara pembina upacara yang terlalu lama berbasa-basi pun membuat Terra jengah mendengarkannya. Kala ia mendengar suara pembina upacara yang memanggil nama kekasihnya, ralat mantan kekasihnya membuat Terra langsung saja menatap ke arah depan.

"Bapak akan panggilkan. Nama murid yang akan lomba olimpiade untuk mewakili SMA kita. Ini dia, Mathar, Felica dan Fero, silahkan kalian maju Nak," ujar Pembina upacara. Nama mereka yang di sebutkan pun maju, seiring dengan sorakan dari murid-murid.

Ia melihat Mathar di sana yang terlihat senang dari raut wajahnya, apalagi dia berdampingan dengan Felica, perempuan yang dia sayang, bukan lagi dirinya. Ia tersenyum miris melihatnya, apalagi mantan kekasihnya itu sangat serasi dengan Felica.

Suara bisik-bisikan pun terdengar dari telingan Terra, membuat ia sabar mendengarnya.

"Eh! Mereka cocok banget ya, Matharnya ganteng, Felica nya juga cantik. Sama-sama pinter lagi," ujar salah murid yang tidak jauh dari tempatnya.

"Coba kalau mereka beneran pacaran, serasi banget."

"Iya, mendingan mereka pacaran. Terus putusin si Terra yang Badgirl itu."

"Heh! Sutt... Ada orangnya ternyata."

Suara bisikan mereka pun terhenti. Kala salah satu dari mereka melihat keberadaan Terra yang ikut berbaris juga ternyata, sedangkan Terra, ia mencoba untuk tidak mendengarnya, namun ia tidak bisa apalagi menyangkut soal orang yang selalu ada di hidupnya.

Bukan hanya Terra saja yang mendengar hal itu, tetapi Sheril dan Renata pun memdengar juga. Renata geram pada perempuan yang kini membicarakan Terra, ia tidak terima jika temannya di omongi oleh mereka, membuat Renata menatap tajam para siswi itu.

"Dasar manusia nyinyir, gak enak kali ya, kalau gak ngomongin orang," desis Renata, saking kesalnya. Terra mendengar, tetapi ia sibuk menatap ke arah depannya.

BADGIRL MY GIRLFRIEND [Completed✅]Where stories live. Discover now