18. Maaf dan Tolong

101 22 1
                                    

Happy 1k readers wkwk

----

Kalo belum vote, nggak  boleh baca ah. Vote dulu dong :3

Engga deng becanda :p

Tapi beneran, vote dulu dong hehe.

Yaudah lah, happy reading para readers silent nya akoh.

3



2



1

Happy reading :3

-----

"Ada apa Gus Ustaz?" tanya Caca disaat Ammar menghentikan langkahnya.

Ammar menarik napas beriringan dengan terpejamnya sang netra, kemudian menghembuskannya perlahan. Ia kembali membuka mata, ditatapnya secara intens gadis yang tengah ada di depannya.

"Kenapa Ca? Kenapa? Saya kecewa sama kamu Ca. Kamu menghancurkan kepercayaan yang sudah saya bangun untuk kamu. Saya pikir kamu telah benar-benar berubah, tapi ternyata saya salah," jeda sejenak. Kemudian berlanjut, "Mulai besok, kamu nggak perlu menuntut ilmu di Pondok Pesantren abi saya. Saya memberikan kamu kebebasan."

Emosi. Keputusan yang dibuat Ammar saat ini hanya karena emosinya. Farah hanya bisa berharap, semoga gadis yang sudah ia anggap sebagai kakak tak menganggap serius perkataan sang abang.

"Gus Ustaz nggak perlu usir Caca kayak gitu. Tadi Gus Ustaz lihat kan, Caca kalah tanding. Gus Ustaz tahu apa hadiahnya untuk Caca? Caca harus meninggalkan kota Bandung. Sedih sih, baru juga sehari Caca di kota ini, tapi Caca harus pergi lagi. Selamat tinggal ya Gus. Titip salam buat temen-temen semua." Caca melambungkan senyum dibalik kesedihannya.

Ingin sekali Farah menangis. Namun air mata itu tak menetes juga. Di adegan sesedih ini, air matanya bahkan sangat malu untuk keluar. Farah merasa kecewa terhadap air matanya.

"Kak Caca," Farah memeluk erat Caca.

"Kakak jangan tinggalin aku kak, kakak itu kakak aku. Nggak boleh pergi," ucap Farah seraya menggelengkan kepala bersamaan dengan kalimat terakhirnya.

"Maafin kaka. Kaka cuma bisa sampe sini temenin kamunya." Caca meneguk saliva yang terpendam dalam mulutnya.

Caca melepaskan pelukan Farah. Ia kemudian beranjak dari tempat kakinya berdiri.

"Untuk pakaian Caca yang ada di Pondok, besok bakal ada temen Caca yang ambil," ucapnya tanpa menoleh ke belakang.

Kesedihan ini tak seberapa untuknya. Sekarang ia harus bergegas ke lokasi abangnya. Ia tak mau abangnya itu kenapa-kenapa.

"Gue tantang lo balapan sama gue, tapi harus pake pakaian lama lo. Lo juga harus ngomong pake gue-lo lagi? Lo terima tantangannya, atau abang lo kita habisin?" ujar Yasmin dengan menampilkan video yang terpampang Ilyas sedang terkulai lemah diatas kursi dengan luka lebam di wajahnya.

Melihat itu, terpaksa Caca harus menyetujui tantangan Yasmin. Licik memang, hanya dirinya dan Ilyaslah yang dirugikan.

"Lo setuju? Oke. Kalo gue menang, gue ingin lo pergi dari kota Bandung. Jauhi Ammar dan keluarganya. Kalo lo yang menang terserah lo mau apa." Yasmin mengadahkan telapak tangannya ke udara beriringan dengan empat kata terakhir yang ia ucapkan.

Pangeran Impian✓Where stories live. Discover now