2. Rencana Baru

273 71 11
                                    

Embusan angin malam di salah satu tempat bernama Western Cafe, membuat indra peraba salah seorang gadis merasakan dinginnya udara kota Bandung saat malam, apalagi di ruangan terbuka seperti di rooftop cafe. Perempuan berjaket hitam serta celana levis putih dengan di lengkapi syal yang melingkar di lehernya, sedang menantikan kehadiran orang yang telah berjanji padanya akan bertemu pukul 20.00 di tempat tersebut.

“Akhirnya lo datang juga, setengah jam gue nunggu lo. Urusan gue banyak loh, nggak cuma satu doang.” Keluh Caca saat wanita muda tiba di hadapannya.

“Gue cuma mau kasih info sama lo tentang ini.”

Gadis yang kerap di sapa Ula menunjukkan sebuah kertas foto copy penjanjian di atas materai. Di dalam perjanjian itu tertera jika geng motor bernama Mentari akan beradu kekuatan dengan geng Bukit Bintang di sekitaran area Taman Mini Indonesia Indah.

Caca hanya bisa menepukkan telapak tangannya ke dahi. Lagi-lagi pertengkaran teman-temannya akan terjadi di saat Caca sedang tak bersama mereka. Untuk ke tiga kalinya Caca di buat kecewa. Dirinya yang menjabat sebagai ketua tempur dalam geng Mentari merasa tak di hargai sama sekali.

“Lo dapet ini dari mana?”

“Pacar gue ngasih ini ke gue. Sebenernya gue di larang ngasih tau ini ke lo. Tapi ya mau gimana lagi, gue nggak enak sama lo.”

“Oke makasih buat infonya. Kertasnya gue ambil ya,” ucapnya dan kemudian pergi meninggalkan Ula sendirian.

Kaki yang terbungkus sepatu boots hitam membawanya ke arah parkiran cafe. Setelah tiba di lokasi motor balapnya terparkir, Caca langsung menaiki kendaraannya itu. Caca kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan maksimal. Sungguh Caca sama sekali tak peduli jika ia kecelakaan dan nyawanya melayang karena aksi kebut-kebutan di jalanan.

Pukul 21.30 Caca tiba di tempat tujuannya. Sebuah villa milik ayahnya yang ia digunakan untuk menginap di Bandung bersama kedua sahabatnya. Jika saja bukan karena balapan pagi tadi, mungkin Caca tak akan pernah mengunjungi kota kembang ini. Dan dirinya bisa mengikuti acara adu kekuatan di tempat asalnya bersama teman-temannya.

“Zidan...!!”

“Aliya...!!”

Pemilik kedua nama itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Puluhan kali Caca menyerukan nama kedua sahabatnya, tetapi tak ada hasil sedikit pun. Karena Caca lelah, akhirnya tubuhnya terjungkir ke atas sofa putih di ruang tamu villa. Tak lama dari itu bola mata coklat milik Caca menangkap sebuah kertas yang tergeletak di samping televisi.
Ternyata kertas itu adalah surat yang berisikan tulisan-tulisan manis tangan Aliya. Isi surat itu adalah ...

Selamat malam Caca-ku tersayang❤

Saat lo baca surat ini, mungkin gue sama Zidan udah nggak ada di sekitar lo. Maaf kita pergi nggak bilang ke lo dulu. Malam ini kita balik ke Jakarta karena ada pertarungan antara geng Mentari dan geng Bukit Bintang. Beribu maaf gue ucapin ke lo karena udah nyembunyiin perencaan malam ini. Dan buat kejadian kemaren-kemaren yang terjadi tanpa adanya lo, gue juga minta maaf karena ngerahasiain semuanya. Cepat atau lambat lo bakal tau alasan kita ngelakuin ini semua. Sekali lagi gue minta maaf.

Aliya Damayanti
Salam sayang❤

Telapak tangan Caca meremas kertas itu. Dengan sekuat tenaga ia melemparnya. Hatinya merasakan sesak yang amat dalam. Pikirannya juga berputar-putar. Kedua sahabat yang sangat ia percayai ikut serta merahasiakan semua kejadian darinya.

“Tega lo berdua!!”

“Kalian semua berkhianat!!”

Ingin sekali rasanya Caca menangis. Tetapi kristal bening itu hanya terbendung di balik kelopak matanya.

Frustasi yang terjadi malam ini padanya, membuat Caca berjalan perlahan ke arah benda merah yang terletak di atas meja. Diraihnya gagang telepon genggam oleh tangan yang terdapat banyak bekas goresan luka. Jari jemarinya mengetuk digit-digit angka disana.

Ini siapa sih? Ganggu pesta aja deh lo!!” bentak pemuda di sebrang sana.

“Oh menang ya? Selamat!!”

Emm Caca?” terdengar suaranya yang panik.

“Samudra yang terhormat. Saya Khalisa Syafa Faradina selaku ketua tempur di geng yang anda pegang sekarang. Malam ini pukul 22 lebih 13 menit, dengan resmi saya mengundurkan diri dari jabatan yang bapak ketua berikan. Mulai detik ini juga saya tidak akan lagi menjadi anggota dari geng tersebut.”

Ca!! Jangan dong!! Kita masih butuh lo.”

Dengan suara lantang dan tegas Caca berbicara, “Keputusan saya sudah 100 persen bulat. Untuk ke depannya jangan pernah sekali-kali anda memerintahkan anak buah anda untuk mencari keberadaan saya.”

"Sekarang saya hanya memiliki satu tugas, yaitu mengejar yang ada di pondok dan jangan kasih tau siapa-siapa ya Sam sayang," goda Caca yang kemudian meletekkan gagang telepon tersebut ke tempat asalnya.

Detik berikutnya Caca mengeluarkan benda pipih persegi panjang dari kantung celananya. Di sebuah aplikasi ia mencari sebuah nama. Setelah nama orang yang di maksud Caca temui, dengan cepat Caca langsung menghubungi nomor tersebut.

“Abang masih bangun kan?” tanya Caca begitu panggilan darinya di jawab.

Ya jelas, kalau abang udah tidur nggak mungkin angkat telepon kamu.”

“Caca mau besok pagi abang datang ke Bandung. Harus datang!! Caca nggak terima penolakan.”

Mulai saat ini, tugas Caca hanya satu. Yaitu berusaha mendapatkan pangeran yang ia temui siang tadi di stopan. Keluar dari geng membuat dirinya menjadi lebih mudah untuk bergerak. Karena dengan begitu Caca bebas dari peraturan-peraturan yang melekat dalam geng motor yang bernama Mentari itu.

Tetapi ada satu hal yang terus mengalir di pikirannya. Pangerannya yang bernama Ammar itu berada di sebuah pesantren. Secara tidak langsung Caca mendekati seseorang yang sangat kental akan ilmu agama. Berarti untuk mendekati pangerannya dengan termudah, dirinya harus selalu berada di dekatnya. Tak apalah kehilangan banyak teman yang tak peduli padanya. Yang penting saat ini Caca yakin akan berhasil mendapatkan Ammar.

Gadis yang memiliki tinggi 158 sentimeter. Kulit kuning langsat, alis tebal, hidung mancung, dan bibir merah mungil ini siapa sih yang tak mau menjadikannya bidadari di hidupnya? Dengan bermodal tampang, Ammar pasti terpincut padanya.

----

Tbc!!!

Pangeran Impian✓Where stories live. Discover now