40. Tentang Alya

57 17 0
                                    

Alya Damayanti, itulah nama dari seorang gadis yang cantik juga imut. Nama itu pula yang merupakan nama dari sahabat terbaik Caca sedari SMA. Dulu keduanya kerap bersama di saat suka ataupun duka seperti berbagi cerita, nongkrong, shopping, menghabiskan uang, dan tentunya balapan motor. Hal favorit mereka pun sama, bolos saat mata pelajaran matematika tengah berlangsung. Nakal memang, namun memang seperti itulah mereka, kurang perhatian dari sosok orang tua serta keluarga lainnya. Tak hanya itu, postur tubuh keduanya juga sangat mirip, bahkan banyak sekali orang mengira jika Caca dan Alya adalah saudara kembar tak identik.

Situasi dan kondisi pun mulai berubah tatkala Zidan memasuki ruang lingkup kehidupan mereka. Persahabatan yang semula aman dan tentram berubah menjadi tak terkendali. Ya apa lagi jika bukan karena cinta. Alya jatuh cinta pada Zidan, namun lelaki itu justru lebih menyukai Caca. Putus cinta yang teramat pedih membuat Alya melupakan arti tentang sahabat dan sejak itu ia menjadi terobsesi akan yang namanya darah. Ia juga selalu bahagia ketika melihat wajah menderita dari korbannya. Sudahlah, Alya memang gadis gila.

Statusnya yang kini menjadi seorang psikopat sudah sering melakukan banyak aksi tragis. Total korban yang nyawanya melayang akibat gadis itu berjumlah empat orang dan semuanya tewas dengan cara mengenaskan. Ia juga terlibat dalam aksi yang sama pada sepuluh korban yang berhasil selamat. Dengan korban sebanyak itu, ia hebat sekali karena belum tertangkap polisi. Memang bersembunyi di balik bayangan itu keahliaannya.

Dan di sinilah, adik dari Karinia Yasmin itu berada. Di samping brankar Ammar yang terbaring lemah akibat orang suruhannya. Sungguh melihat orang tak berdaya sangat membuat Alya tak tahan, imajinasi liar tentang organ-organ manusia dan darah mulai bermunculan dalam angannya.

Gadis berpakaian perawat itu tersenyum lebar. Alya berkata dalam hati, "Hoooo ... alat medis favorit gue kena tangan Caca."

Tak lama, ada banyak darah yang keluar dari lengan gadis bernama lengkap Khalida Syafa Faradina itu. Bukannya merasa bersalah atau meminta maaf walau hanya untuk bercanda, Alya justru kesenangan melihatnya. Mimik wajah itulah yang Alya perlihatkan ketika korbannya kesakitan.

"Ah, indah sekali." Alya menjilat seluruh bagian bibirnya merasakan sesuatu seolah darah di tubuhnya mendidih.

Tiba-tiba pintu ruangan tempat Ammar dirawat terbuka. Beberapa saat kemudian munculah tiga sosok anggota medis. Mengetahui situasinya berubah, Alya berusaha menetralisir wajahnya. Karena jika tidak, mungkin para pengacau rencananya itu akan tahu siapa dirinya. Ia pun undur diri. Tak lupa Alya ucap permisi terlebih dahulu.

Setelah berganti pakaian, gadis itu berjalan dengan langkah cukup besar. Ia ingin secepatnya menuju parkiran dan memasuki mobilnya. Alya tak mau wajahnya diketahui oleh banyak orang, ia juga benci keramaian.

Di pintu keluar rumah sakit, Alya bertabrakan dengan lelaki yang membuatnya terkejut. Sosok itu, sosok yang hingga kini masih ada dalam hatinya, Zidan.

Lelaki itu mendengus kasar. Pemandangan macam apa ini? Tapi tak apa, tujuannya datang ke rumah sakit juga memang untuk mencari Alya, bukan untuk menjenguk Caca.

"Silahkan Pak, orang ini adalah gadis yang bernama Alya Damayanti. Sosok psikopat yang sudah merenggut banyak nyawa, termasuk nyawa kakaknya sendiri," titah Zidan dengan santainya.

Alya tak paham, Zidan berbicara dengan siapa. Mengikuti arah matanya, lelaki itu tengah menatap sesuatu di belakang dirinya. Alya pun menengok untuk memastikan.

Sebuah borgol berhasil melingkar di pergelangan lengan kanannya, kemudian disusul dengan yang satunya. Siapa lagi yang melakukan itu jika bukan para polisi. Semenjak sepeninggal Karin dari dunia yang fana ini, Zidan memang membantu kepolisian untuk menuntaskan kasus Alya. Dua bulan lamanya dan hari ini sosok penjahat itu berhasil tertangkap. Semoga saja Alya diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatan kejinya itu.

Pangeran Impian✓Where stories live. Discover now