39. In Syaa Allah Membaik

77 15 0
                                    

Segala yang ada di bumi dan langit tentu semua ciptaan Allah Azza wa Jalla. Bahkan setetes air embun atau sebutir debu pun merupakan milik-Nya. Termasuk pula segenap makhluk hidup yang ada di bumi.

Di atas pijakan hijau pekat kini Ammar berada. Dengan pakaian putih terang, dirinya berdiri tepat di samping kolam air mancur. Tak lupa, di sekelilingnya terdapat bunga yang berwarna-warni. Mulai dari warna merah, ungu, kuning, putih, oren dan sebagainya. Bermacam jenis pohon juga kupu-kupu pun ada disana. Serta ditambah gumpalan awan yang yang berjejer di langit biru semakin saja menghiasi pandangan mata. Melihat semua itu membuat Ammar tak henti memuji-Nya.

"Masya Allah, pemandangan ini begitu menakjubkan. Tapi dimana Syafa? Mengapa di tempat seindah ini justru dia nggak ada?" ujar Ammar sembari melihat ke segala penjuru arah.

Sejak tadi Ammar memang seorang diri. Tak ada Caca, Abi, Umi, Maira, Farah ataupun keluarga lainnya. Jangankan keluarganya, pengunjung lain pun tak ada. Ammar tak mengerti. Sebenarnya tempat apakah ini? Dimana ia berada? Perlahan dadanya mulai bergemuruh serta pikiran yang tak lagi berpikir positif.

"Syafa sayang di mana kamu? Udahlah jangan main petak umpet, sini temenin aku." Ammar membuka helaian daun demi daun yang bisa ia jangkau, siapa tahu saja Caca bersembunyi di baliknya. Atau ia bisa menemukan sebuah petunjuk. Ammar melanjutkan kalimatnya dengan sendu, "Aku kesepian, Sayang."

Lelaki itu perlahan menyeret kedua kaki dengan berat guna mengelilingi tempat yang serupa dengan taman itu. Mencari kembali sang istri atau siapapun yang bisa ia tanyai. Namun setelah puluhan meter kakinya melangkah hasil pun tetap sama, Ammar tak menjumpai seorang pun di sana. Hanya terdapat kesunyian dan kesepian yang mampu membuat kulit mengkerut.

"Ya Allah, tolonglah hamba."

Suara nyaring tersebut bukanlah milik Ammar melainkan milik seorang perempuan dan itu adalah Caca. Mendengarnya, lelaki itu menoleh, namun lagi-lagi ia tak menemukan gadisnya. Ia terus mencari keberadaan asal muasal sang suara ke berbagai arah mata angin. Dan setelah diteliti dan didengar dengan baik, ternyata suara itu datang dari langit. Ini semua semakin membuat Ammar kebingungan, apalagi dengan kehadiran suara Caca yang menggema dan terus meminta tolong.

Seketika keadaan di sekitar Ammar berubah. Tempat yang semula indah, kini hanya terdapat pepohonan rindang serta sedikit kabut yang menyelimuti. Menyadarinya, Ammar menghentikan langkah. Suasana kian mencekam, seakan dirinya tengah berada di tempat berbahaya yang dipenuhi makhluk astral.

Ammar mengusap wajahnya gusar. Lama-lama ia menjadi sosok yang berputus asa. Jujur, Ammar tak tahu lagi harus bagaimana. "Astagfirullahaladzim... Sebenarnya hamba ada dimana Ya Allah? Tempat apakah ini? Tolonglah hamba serta istri hamba di manapun kami berada."

Mata Ammar menyipit tatkala tak sengaja melihat dari kejauhan sebuah goresan cahaya. Entah datang dari mana yang jelas benda itu lama-kelamaan semakin mendekat ke arah Ammar. Kedua kaki yang seakan terpaku sama sekali tak bisa ia gunakan untuk menghindar. Laju cahaya putih itu semakin bertambah cepat dan Ammar memejamkan kedua netra rapat. Tak lama cahaya tersebut pun berhasil menabrak tubuh Ammar.

"Lailahailallah, Astagfirullah, rasanya sangat sakit," tutur Ammar merasakan rasa sakit luar biasa di seluruh tubuhnya. Bahkan hantamannya sangat sama seperti tertabrak truk.

Perlahan ia membuka kelopaknya. Sang netra membulat sempurna. Lokasi Ammar singgah masih sama seperti sebelumnya. Namun, mengapa barusan ia merasa seperti terlempar jauh? Bahkan Ammar masih merasakan ngilu di berbagai penjuru sendi miliknya. Ah, lagi-lagi hal yang membuatnya bingung bertambah.

Ammar meraba dadanya yang terasa sesak. Ia terus bernapas, namun udara seakan tak menembus paru-parunya.

Perasaan buruk semakin berkecamuk dalam batinnya tatkala telapak tangan yang akan ia usapkan ke dada tak bisa ia rasakan. Pergelangannya berhasil menembus tubuhnya sendiri. Raganya menghilang? Apa itu efek samping dari cahaya yang beberapa detik lalu datang? Cahaya yang memancarkan aura luar biasa serta cahaya yang seakan membawa roh kehidupannya.

Pangeran Impian✓Where stories live. Discover now