10. Meluncurkan Hobi

118 25 2
                                    

Mentari kian menghilang dari bumi, meninggalkan para penghuni dunia yang seharian telah menggunakannya. Gadis penyuka balap ini baru saja selesai membersihkan diri setelah melakukan aktivitas seharian tanpa mandi. Dan kini tubuhnya berbalut gamis hitam dengan disertai khimar segiempat berwarna dusty pink. Dengan menambahkan sedikit pemoles wajah dan lip balm berwarna peach, gadis ini tampak begitu menawan bak bunga mawar merekah. Bahkan para pria akan terpesona pada parasnya itu.

Setelah mendapatkan hukuman dari komite keamanan yang berlaku mulai esok hari. Sore ini Caca melangkahkan kakinya untuk keliling daerah setempat tanpa sepengetahuan siapa pun.

Kakinya itu telah berjalan sejauh 20 meter dari gerbang pesantren dan tak jauh di depannya ada kerumunan manusia yang berkumpul di sebuah tempat memandangi papan berwarna putih. Karena Caca penasaran, dirinya kemudian mendekati orang-orang tersebut.

“Gila-gila hadiahnya gede banget, 50 puluh juta dong. Tapi sayang gue nggak bisa naik motor,” ucap seorang pemuda lembut yang tak sengaja terdengar oleh Caca.

Caca menarik sudut bibirnya ketika mendengar pemuda itu. Dan karena posisinya di paling belakang, terpaksa dirinya harus menerobos ke depan.

Dilihatnya sebuah kertas berwarna-warni yang tak lain dan tak bukan adalah sebuah poster yang di dalamnya menyatakan akan ada balapan motor dengan hadiah utama 50 juta rupiah. Lomba itu akan di selenggarakan malam ini pada pukul 9 malam. Caca yang tak menginginkan kesempatan itu sia-sia, berpikir ingin berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Lumayan kan hadiahnya buat tambahan saldo rekening,” Caca menjeda ucapannya sejenak. “And bay the way uang gue yang kemarin juga belum habis. Kalo gue menang ini, berarti uang gue bakal tambah banyak dong.”

Setelah mengetahui jadwal balapan dari poster tersebut, Caca langsung beranjak pergi ke villa sang ayah yang tempo lalu ia kenakan. Dengan menaiki angkutan umum, Caca menempuh perjalanan selama 10 menit.

Gadis itu membuka pintu gerbang dan kemudian memberi sapaan pada sang penjaga villa. Menit berikutnya Caca memasuki sebuah ruangan yang terletak di sebelah barat pintu masuk. Saat tiba di ruangan yang mendominasikan barang-barang mafia, dirinya langsung mengganti gaya pakaiannya.

Kini Caca mengenakan setelan jaket kulit hitam dan celana levis sobek-sobek hingga bagian paha. Tak lupa ia juga mengenakan salah satu sepatu boots yang sengaja ia tinggalkan di villa. Walau hanya mengandalkan riasan wajah sehabis mandi tadi, tetapi gadis berambut panjang itu tahu bagaimana cara menonjolkan kecantikan alaminya.

Setelah menyelesaikan keperluannya di kamar, Caca langsung beranjak mendekati motor KLX hitam kesayangannya.

“Pak ini setiap hari di mandiin kan?” tanya Caca pada penjaga villa seraya menunjuk motornya.

Penjaga villa yang tengah membersihkan taman melirik Caca sekilas. “Iya non saya rawat tiap hari kok.”

“Pak motornya mau Caca pake malam ini. Bapak nanti langsung aja nggak usah tungguin Caca, kayaknya Caca pulang besok pagi Pak soalnya,” ujarnya sembari meraih helm yang menggantung di kaca spion.

Detik berikutnya gadis itu menaiki motor dan langsung memakai helm yang sudah berada di tangannya. Setelah Caca rasa motornya sudah panas, ia langsung melajukan motornya ke arah lokasi balapan.

----

Seorang wanita mengenakan blus milo lengan panjang dan rok hitam dengan di padukan khimar besar berwarna senada dengan blus tengah mondar-mandir mencari seorang  sosok yang belum dirinya temukan.

“Lihat Caca nggak?” tanyanya kepada santri putri.

Ana nggak lihat dia Ustadzah.”

Pangeran Impian✓Where stories live. Discover now