11. Yang Kalah Harus Cium Yang Menang

Start from the beginning
                                    

"Emm.."

Raka menatap Shiren yang kembali merunduk gugup.

Cowok itu megapit dagu Shiren dengan jarinya mencoba membawa manik bening itu agar menatap manik gelap miliknya.

"Lo cuma perlu jadi diri lo sendiri. Lakuin apa yang ingin lo lakuin," Raka menatap kedua manik itu bergantian, "lo gak perlu takut, kejadian kayak kemarin gak bakalan lagi tertimpa ke lo."

"Gue selalu ada buat jagain lo," lanjut Raka dengan nada pelan dan lembut.

Shiren merasa dadanya berdesir hangat. Resah yang beberapa hari ini ia rasakan sekarang hilang begitu saja. Kini, Shiren merasa lebih baik dari sebelumnya.

Raka memang bukan orang baik, tapi Ia bisa membuat Shiren merasa lebih baik.



* * *

"Bayangin lo udah sekolah dari TK sampe S3. Tiba-tiba lo kejedot pintu terus lupa ingatan."

"Rapuh amat," celetuk Bagas menanggapi ucapan Dicky.

Gerald mengipasi wajahnya dengan kipas hello kitty yang baru saja ia ambil dari Puspita, "gak masalah sih lupa ingatan. Yang masalah itu kalau lo lupa punya gebetan."

Jovan terkekeh keras sambil memukul kepala Gerald. Tristan menggelengkan kepala lalu membuka tutup botol dan meminum air dinginnya.

Sedangkan Raka, cowok itu menyimak obrolan gila para temanya sambil melakukan spinning di jari telunjuk tangan kirinya.

"Gue ogah sekolah lagi, sumpah." Ucap Jovan benar-benar dari hati, "biar bego aja ikhlas gue, daripada sekolah lagi dari awal."

"Tapi masa sekolah itu yang paling indah loh. Kalau udah lulus nanti pasti pengin balik lagi ke masa SMA." Jawab Dicky

"Iya masa nya doang, pelajarannya kagak." Sahut Gerlad, "masalahnya ini lo lupa ingatan, jadi harus belajar dari awal."

Tristan menekan tengkuk Dicky dan mendorong badan cowok itu condong kedepan, "muntahkan semua ketololanmu, muntahkan!"

Bagas tertawa keras melihat Dicky yang tersiksa karena di cekek Tristan, "oh pantes bego. Otaknya pindah kesini," ucap Bagas sambil memegang lutut Dicky.

"Korban meme lo semua, anjir." Kata Gerlad dengan sisa tawanya.

Gerombolan anak kelas lain yang memasuki lapangan indoor membuyarkan candaan enam cowok ini. Pasalnya, ini bukan kelas biasa melainkan kelas 12 IPA 1 dimana sarangnya gebetan mereka berada.

Ocha melambaikan tangan pada enam cowok yang sedang berkumpul di ujung lapangan, gadis itu berlari menghampiri inti Ramos. Berbeda dengan Kinan dan Jean yang terlihat ogah-ogahan.

"Tumben olahraga hari kamis? Biasanya kan selasa?" Tanya Gerald yang hafal dengan jadwal pelajaran kelas IPA 1 tapi jadwal pelajaran kelas sendiri sering lupa. Karena siapa lagi Gerald seperti ini kalau bukan karena Jean.

Ocha menyeruak duduk di antara Tristan dan Bagas, "ganti jadwal."

"Seterusnya?" Jovan ikut nimbrung.

RAKA - The Ruler Of Ramos ✓Where stories live. Discover now