28. Dissapointed

1K 107 4
                                    

Happy☠Reading




"Penjara?" ulang Shiren tak percaya.

Raka menegakkan tubuhnya berusaha menjelaskan apa yang terjadi, "bokap lo mafia yang kita tangkap kemarin, dan—"

"Kenapa si lo ga bilang gue dulu?" potong shiren begitu saja, "ini nyangkut orang tua gue loh."

"Ren—"

"Jangan lancang, Ka." kata Shiren lagi, "kalau seandainya gue gak ngasih identitas bokap gue ke lo, mungkin bokap gue ga bakalan ditahan."

"Tapi, Ren—"

"Tapi apa? Hm?" gadis ini tampak kecewa, namun Ia masih bisa mengkondisikan suaranya agar tidak naik oktaf, Shiren mengerti Ia berada di tengah keramaian, "seharusnya kalau ada apa-apa itu bilang! Gue nerima pertolongan lo karena gue yakin lo pasti mau terbuka sama gue. Kan dari awal juga gue mau ikut nyari dimana orang tua gue. Bukan terima jadi kayak gini."

"Maaf," ucap Raka merasa bersalah. Bukannya tidak ingin  melibatkan Shiren dalam setiap rencana mereka, hanya saja Raka takut gadis ini terluka .

Shiren menatap atap berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh, "lo gak salah,"ujar Shiren, "tapi jujur, gue kecewa sama lo."

Gadis itu berdiri, memberikan senyum terbaiknya pada Raka lalu beranjak pergi. Dari gerak-geriknya tak ada yang tau kalau Shiren dan Raka sedang bertengkar, karena gestur tubuh Shiren yang tidak mencurigakan, begitu classy dan berwibawa.

Raka menghembuskan nafasnya kasar.  Karena jarang berinteraksi dengan wanita, Raka tidak bisa memilih mana waktu yang tepat untuk mengutarakan hal-hal yang sensitif.

Lelaki ini yakin kalau nanti Shiren pasti akan mendengarkan penjelasannya. Kali ini, gadis itu hanya butuh waktu sendiri.

* * *

"WHAAAT?!!!"

Shiren menempelkan telunjuknya di bibir, "sssttt.."

"Seriuosly?" bisik Jean, "Demi apa mereka nemuin bonyok lo?"

Kinan menopang dagu, wajah mereka saling berdekatan, "semalem gue lihat berita di TV. Emang bener mereka nangkep mafia, tapi gue ga tau kalau mafia itu bokap lo."

"Aarav Antonio," sambung Ocha, "dia mafianya."

"Lo juga ngeliat?" kata Kinan yang dijawab anggukan oleh Ocha.

Shiren tepekur. Memang benar Aarav antonio adalah nama yang sama dengan nama  ayahnya yang ada  di Kartu Keluarga. Satu-satunya benda milik keluarganya yang tersisa.

Kinan menepuk pundak Shiren, "gue yakin, dibalik penangkapan bokap lo ada sesuatu yang gak lo tau."

Jean mengangguk, "seharusnya lo dengerin dulu penjelasan Raka. Kalau emang bokap lo ga salah, mereka ga bakalan susah-susah buat nangkep bokap lo."

"Apa mungkin tangan Bagas di gips karena nangkep mafia semalem itu?" tanya Ocha tiba-tiba.

"Bisa jadi," jawab Kinan, "gue juga tadi ngeliat muka anak Ramos pada lebam semua."

"Mereka berjuang sampai segitunya loh, Ren buat lo," sahut Jean, "terus dengan entengnya lo ngomong 'gue kecewa' tanpa mau denger penjelasannya dulu." Jean menipiskan bibirnya, "untung Raka. Coba gue yang lo gituin, langsung gue gampar."

Shiren mendesis mendengar penuturan Jean. Ternyata Ia terlalu ceroboh,  mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Langsung pergi dan enggan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

RAKA - The Ruler Of Ramos ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang