41. Clue Dari Starla

1K 96 28
                                    

Happy🏴‍☠️Reading

───

Shiren gusar di tempat saat hari sudah mulai gelap namun Raka tak kunjung datang. Jika Ia tidak bisa melepaskan diri dari sini, itu artinya Ia akan mati di tangan mantan pacarnya sendiri.

Gadis itu memutar otaknya kuat-kuat mencari cara agar bisa kabur dari sini dengan selamat.

"WOY?! ADA ORANG DILUAR?" Shiren berteriak, berharap ada seseorang yang membuka pintu dan menemuinya, entah Bara atau Ginanjar, "WOY!! ADA ORANG GAK?!"

Tepat saat jeritan kedua Bara menunjukkan batang hidungnya, "ada apa sayang? Lo berubah pikiran? Sekarang lo udah nyerah dan mau balik sama gue lagi? Hm?" Bara mendekati Shiren dengan rentetan pertanyaan.

Shiren mengendus meremehkan, "jangan ngarep lo! Bukain iketannya, gue mau ke toilet."

"Mau ke toilet atau mau kabur?" Titah Bara.

Shiren menyeringai, "ngapain gue kabur, Raka pasti bisa nemuin gue disini." Ujarnya angkuh, "cepet bukain iketannya!"

Tak masalah, Bara bisa menjaga gadis ini agar tidak kabur. Lelaki berkulit putih pucat itu lantas melepaskan ikatan Shiren dan membuntuti gadis itu hingga masuk ke dalam toilet. Bara pun tetap menunggu dari depan pintu.

"Waktu lo cuma lima menit," Ujar Bara saat Shiren menekan knop pintu toilet.

"Bacot lo!" Ujar gadis itu lalu membanting pintu kuat-kuat.

Dengan gesit, Shiren mengunci pintu dan menyenderkan diri disana untuk mengatur nafas. Sedetik kemudian Ia mulai mencari air.

Bayangkan saja, sudah hampir dua puluh empat jam dirinya ada di tempat ini, namun Bara tidak memberinya makanan maupun seteguk air. Rupanya lelaki itu sengaja membuat Shiren mati kekeringan.

Matanya menatap genangan di dalam bak yang telah keruh, Shiren kemudian menyalakan kran, dari sana dia dapatkan air yang bersih. Dengan bantuan kedua tangan yang di tangkupkan gadis itu mulai meminum air tersebut. Tawar memang, tapi sangat berguna untuk mengatasi pusing di kepala Shiren akibat dehidrasi, tapi tak mampu mengatasi perutnya yang mulai terasa perih karena tidak terisi makanan.

Setelah merasa hausnya hilang, gadis itu mulai mencari senjata tajam. Ia menemukan Silet kecil saat membuka lemari kecil yang tertempel di dinding. Dengan cepat Shiren menyembunyikan silet itu di genggaman nya lalu keluar dari kamar mandi agar Bara tidak curiga.

Tanpa basa-basi, Bara segera mengembalikan Shiren ke kursi lalu mengikatnya seperti semula. Lelaki itu tidak peduli dengan pergelangan Shiren yang lecet karena di tali terlalu kencang.

Setelah ikatan itu dipastikan cukup kuat, Bara berjongkok di depan Shiren, "sisa tiga jam lagi. Jika lo ga berubah pikiran, maka gue akan foya-foya seumur hidup dengan hasil penjualan semua organ lo."

Rahang Shiren merapat, sedetik kemudian gadis itu meludahi wajah Bara, "Anjing lo!"

Bara murka, lelaki itu mendaratkan satu tinjuan ke rahang Shiren, "Gadis ga tau di untung!" Ujarnya kemudian pergi.

Shiren meringis saat rahang nya berdenyut sakit. Dia yakin pasti ada bekas biru di sana.

Setelah hampir satu jam. Shiren mulai mencoba mengiris tali dengan silet yang ada di genggaman nya.

RAKA - The Ruler Of Ramos ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang