I'M NOT STUPID ; 43

2.1K 172 35
                                    

VOTE DAN COMMENT DULU YAK GAES MAKASIH 😘

"Iya bentar pa, lagi beli jajan di indomart. Habis ini pulang kok." Kania memindahkan ponselnya ke tangan kiri untuk mengambil beberapa makanan ringan lalu memasukannya ke dalam keranjang. Cewek dengan balutan cardigan sebatas paha itu tengah berbicara dengan Sando.

"Mau di jemput?" Tanya Sando di sebrang sana.

"Nggak usah pa deket doang kok jalan kaki juga cuma sepuluh menitan, " cewek itu berjalan menuju tempat minuman dingin lalu mengambil beberapa minuman.

"Ya udah hati-hati sayang," timpal laki-laki yang terdengar khawatir itu. "Beneran langsung pulang lo ya udah mau hujan ini."

"Iya papa sayang," setelah mengatakan itu sambungan terputus membuat Kania mengulum senyum.

Beberapa soda dan kopi sudah Kania masukan kedalam keranjang belanjaan. Menutup pintu lemari pendingin  kemudian ia berbalik badan. Saat itu lah Kania membulatkan mata melihat laki-laki yang berdiri tepat di belakangnya. Gadis cantik itu menaikan alis melihat laki-laki dengan penampilan yang terkesan bad boy. Kania memundurkan tubuhnya ke belakang meskipun tidak berpengaruh sama sekali mengingat di belakangnya ada lemari pendingin.

"Permisi," titah cewek dengan rambut tergerai itu. Mendapati laki-laki tadi yang hanya tersenyum miring, Kania menghela napas.

"Maaf pak, saya mau ke kasir. Bisa tolong bergeser?" Kania kemudian menampilkan senyum tipis untuk menjaga kesopanan.

"Umur gue baru dua satu, belum bapak-bapak," satu kalimat yang membuat Kania menghela napas.

"Saya nggak nanya tuh. Minggir!" Sudah tidak ada lagi senyum atau kalimat halus yang Kania lontarkan.

"Kalau gue nggak mau?" Celetuk cowok itu seraya fokus menatap bibir Kania.

"Saya cuma mau jalan ke kasir, lagian anda mau ambil minuman kan?" Kania bergeser sedikit ke kiri namun terhalang oleh lengan laki-laki itu yang baru saja mengulurkan tangannya seakan mengurung Kania.

"Jangan rese deh. Mau lo apa sih?!" Jengkel sekali Kania terhadap cowok di depannya ini.

"Gue udah lama pengen ketemu langsung sama lo," kata cowok itu dengan tatapan lekatnya. "Ternyata lo lebih cantik kalau dilihat dari jarak dekat."

Kania memutar bola mata malas namun selanjutnya ia melihat cowok itu mundur satu langkah kemudian mengulurkan tangannya. "Gue Vernando."

Kania menatap tangan tersebut tanpa minat. "Gue nggak tanya!" Nada ketus yang Kania ucapkan justru membuat cowok itu terkekeh. Baru kali ini ada cewek yang ketus terhadapnya.

"Minggir anjir, gue bilangin mas-mas yang jaga nih tempat mampus lo!"

"Silahkan. Mereka pada takut sama gue," ucapnya sembari tersenyum miring. "Mereka semua nggak bakal berani sama Vernando."

Kesal, Kania menginjak kaki kanan cowok itu. Meskipun hanya menggunakan sendal jepit, Kania mengeluarkan tenaganya agar cowok itu kesakitan. Benar saja, cowok yang di ketahui bernama Vernando itu menjauhkan tangannya untuk mengecek kakinya yang sedikit sakit. Itu perkiraan Kania yang melihat cowok dengan kalung berantai itu sempat meringis sekilas tadi.

"Makannya jangan rese jadi cowok," setelah mengatakan itu Kania berjalan menjauh. Mengabaikan cowok itu yang sempat mengumpat.

Vernando masih memperhatikan Kania. Kaos putih yang di balut cardigan abu-abu dengan bawahan celana setengah paha. Rambut panjang yang terurai indah dan terlihat halus itu benar-benar membuat cowok itu tidak bisa mengalihkan pandangan. Vernando terkekeh, pantas saja Shella iri sekali dengan cewek itu. Kania benar-benar cantik alami, kategori cantik yang tidak membosankan. Laki-laki itu menyugar surainya kebelakang, mana mungkin dirinya tega membunuh cewek secantik itu mending ia memanfaatkan Kania untuk memuaskan dirinya.

[RWS#1] I'M NOT STUPIDWhere stories live. Discover now