I'M NOT STUPID ; 24

2.4K 197 16
                                    

Belakangan ini aku merasa menyesal merevisi cerita ini karna membuat ku males nulis ulang. tapi kan tulisan yg bagus itu adalah tulisan yg selesai, jadi mau nggak mau aku harus menyelesaikan cerita ini sebagai bentuk tanggung jawab kepada diri ku sendiri dan sebagai rasa terima kasih ku kepada siapapun yang telah membaca cerita ini dari awal.

sungguh teman, satu vote dan satu komentar dari kalian itu sangat berharga sekali buat saya, jadi yok vote dan komen sebanyak-banyaknya. kalian bisa curhat, misuh, atau mau hate komen juga gpp wkwk

"Gue denger denger mantan TTM lo udah balik indo ye?" Marcell bertanya kepada Mahesa setelah melepas helm full facenya, laki-laki itu kemudian menoleh kepada Mahesa yang tengah melepas jaketnya seraya melihat kesatu arah.

"Heem," jawab Mahesa singkat tanpa mengalihkan tatapannya.

"Lo berdua udah ketemu dia?" Tanya Marcell lagi, kali ini sembari melirik Mahendra yang wajahnya terlihat murung.

Mahendra mengangguk sedangkan Mahesa menggelengkan kepala. "Padahal dia pengen banget ketemu sama lo, Sa!" titah Mahendra kemudian.

Mahesa turun dari motornya dengan kedua tangannya bergerak melipat jaket denimnya."Gue udah nggak mau lagi punya urusan sama dia, semua udah selesai."

Mahesa hendak berjalan menuju kelas namun Mahendra mencegah cowok jangkung itu. "Kalau gue ngejar dia lagi, lo oke?" Tanya Mahendra dengan serius.

"Jangankan mau lo kejar, mau lo pacarin detik ini juga gue oke oke aja, Ndra. Beneran nggak masalah karna gue udah nggak peduli." Mahendra meneliti wajah Mahesa dengan seksama, mencari kejujuran dalam wajah cowok itu saat mengucapkan kalimat barusan. Dan yah, ia cukup lega ketika Mahesa benar-benar serius dalam ucapannya. Jujur dirinya sering merasa bersalah karena menjadi penyebab Mahesa menjauhi gadis yang ia suka karena keegoisannya.

Melihat sahabat karibnya itu terdiam seraya menatap lekat dirinya akhirnya Mahesa tersenyum dan menepuk bahu Mahendra. "Dulu gue nggak nembak dia bukan karena gue tahu lo cinta mati sama dia terus gue ngerasa nggak enak sama lo, nggak kayak gitu. Jangan pernah ngerasa bersalah." Mahesa beralih merangkul leher Hendra. "Udah berapa kali gue bilang ke elo kalau Sania sendiri yang memutuskan hubungan sebelum gue mulai."

Mendengar itu Marcell menghela napas lalu melipat kedua tangannya didada. Beberapa tahun yang lalu Mahesa dan Mahendra pernah menyukai orang yang sama. Gadis itu bernama Sania Senja, seorang gadis cantik dan ceria yang mampu membuat kedua sahabatnya itu jatuh cinta. Hanya saja Sania lebih memilih Mahesa dibandingkan Hendra. Jadilah kisah cinta segitiga antara ketiganya.

Dulunya Mahendra adalah tipikal cowok egois dan nggak mau kalah sehingga cowok itu sering memaksa dan mengancam Mahesa ketika Mahesa tidak mau menjauhi Sania. Sedangkan Mahesa adalah cowok yang harus mendapatkan apa yang ia mau. Dulu Marcell pikir rebutan cewek dengan cara berantem itu hanya ada di novel atau film namun bocil SMP pun melakukan itu, dan yang paling parah adalah sahabatnya sendiri yang terlibat perang dingin hanya karena cewek. Namun itu hanya masa lalu seorang anak kecil yang sedang puber, kini Mahesa dan Marcell sudah lebih dewasa.

Mahendra melepaskan rangkulan Mahesa. "Bangsat emang, udah hampir tiga tahun tapi gue belom bisa move on sama tuh cewek satu. Padahal gue tahu dia cintanya sama lo!"

Marcell melebarkan matanya dan mengangguk-anggukan kepala seperti tengah menemukan hal seru. "Oh sekarang gue tahu kenapa lo peduli banget sama Kania," kata Marcell. "Karna lo tahu kan gimana rasanya ngejar orang yang nggak suka balik sama lo?"

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Where stories live. Discover now