I'M NOT STUPID ; 12

2.6K 182 5
                                    

Vote!!

Comment!!

Entah sudah berapa kali Kania dipanggil ke ruang BK karena dirinya yang bermasalah. Saking seringnya, mungkin seluruh penghuni sekolah ini sudah hafal jika Pak Tarno atau guru BK yang lainnya berbicara melalui pengeras suara maka endingnya akan ada nama Kania yang disebut untuk menemui mereka. Selama menjadi murid di SMA Rajawali, Kania rasa sudah lebih dari tiga puluh kali ia memasuki ruangan yang menjadi tempat introgasi bagi para murid yang melanggar aturan itu.

Pelanggaran ringan sampai pelanggaran paling berat pernah Kania rasakan juga karena nilainya yang sangat memprihatinkan, dan sekarang ia harus kembali berurusan dengan guru BK yang tidak pernah bersikap ramah kepadanya. Ajaibnya lagi ia tidak datang sendirian atau bersama kedua temannya, tapi bersama Shella dan antek-anteknya yang notabene murid baik-baik dan belum pernah berurusan dengan BK.

Perlahan Kania melirik Shella yang wajahnya terlihat panik, gadis itu tidak melakukan kesalahan tapi tetap mengikuti perintah Bu Kapti untuk mengikutinya ke ruang BK. Shella ini bodoh apa terlalu patuh?

"MASUK!" Bu Kapti berujar masih dengan suara yang terdengar galak, membuat Kania dan kelima orang itu berjalan perlahan memasuki ruangan bercat putih itu.

Dapat Kania lihat Pak Tarno yang awalnya duduk seraya menatap layar ponselnya bergerak menoleh menatap mereka. Guru bertubuh kurus dan jangkung itu menegakan badannya dan wajahnya berubah galak seketika.

"Siap-siap," bisik Febby yang dapat didengar oleh Kania dan Bella. Maksud bisikan Febby itu adalah siap-siap saja mereka bertiga bakal disemprot habis-habisan oleh Pak Tarno.

"Lihat mereka, pak! Berani berantem di sekolah ini pas jam pelajaran!" Adu Bu Kapti pada Pak Tarno. "Pusing saya sama kelakuan murid-murid ini," lanjutnya kemudian duduk di sofa single yang ada diruangan itu seraya memijit kepalanya yang terasa berat.

Pak Tarno berdiri lalu berjalan menghampiri muridnya itu. "Saya baru saja akan memanggil kalian lewat pengeras suara. Tadi saya dapat laporan kalian kempesin ban mobil saya dan kini dapat laporan lagi kalau kalian habis berantem?!"

Selanjutnya pandangan Pak Tarno beralih menatap Shella dan dua temannya. "Kalian kenapa ikut-ikutan?!"

"Kania dulu yang mencekik leher saya, pak. Luna juga dijambak dan dipintir tangannya sama Bella." Winda mengadu.

"Heh itu karena lo banyak bacot!" Kania menimpali ucapan Winda dengan emosi.

"Gue bilang apa adanya!" balas Winda.

"Sudah-sudah jangan bikin ribut disini!" Laki-laki itu memijit keningnya lalu kembali berujar, "Duduk kalian!" perintah Pak Tarno kemudian.

Mendengus Kania kemudian duduk di sofa panjang yang disediakan, sofa itu muat untuk duduk lima orang. Ia menghela napas kasar ketika Shella duduk disampingnya sedangkan Winda disebelah Bu Kapti.

"Capek saya setiap hari harus marah-marah dan harus menasehati kalian! Apa nggak capek bikin onar terus? Sudah kelas tiga bukannya mikir ujian malah bikin keributan terus!" Pak Tarno mulai bersuara. Kania memutar bola mata malas, kalimat itu terus yang diucapkan, nggak ada kalimat lain apa?!

"Kenapa kalian bisa berantem seperti tadi?!" Tanya Pak Tarno kemudian.

"Mereka menghina saya dan teman saya!" Kania bersuara, ia menatap tajam Winda.

"Kania menarik kencang kerah seragam saya habis itu mencekik saya, pak. Ya saya bales lah!"

Pak Tarno menghela napas panjang. "Kamu Shella? Kenapa ikutan berantem?"

Shella menggelengkan kepala, "saya nggak ikutan pak. Saya cuma berusaha memisahkan Winda dan Luna dari mereka saja." Kania menatap Kania dan Bella bergantian membuat Pak Tarno paham ia memisahkan Winda dan Luma dari Kania dan Bella.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن