I'M NOT STUPID ; 42

2.3K 157 44
                                    

"Gue minta maaf. Kalau ada masalah lain yang perlu lo omongin ke gue bilang, jangan diam aja." Kania mengulangi perkataan Mahesa didepan dua sahabatnya seraya menikmati makanan di kedai milik orang tua Febby.

"Anjir," umpat Febby setelah menelan makanan dimulutnya. "Serius dia ngomong gitu?!" Tanya Febby yang diangguki Kania.

"Stress tuh cowok! Nggak sadar diri banget kalau sumber masalahnya ada di dia." lanjut Febby seraya geleng-geleng kepala.

"Sumpah gue ragu dia beneran pinter! Dia pikun apa gimana dah?! Bukannya dia yang nyuruh lo buat berhenti?! Kenapa malah tuh cowok ngomong begitu seakan-akan dari kemarin lo berdua baik-baik aja. Dia aja nggak percaya sama ko dan nggak ngebelain lo. Dia juga nggak ada waktu lo di sidak sama kepala sekolah dan bokapnya Shella."

Kania mengangkat bahunya. "Nggak ngerti! Mana dia udah jadi pacarnya Shella."

Bella menaruh sendoknya lalu menatap Kania dengan lekat. "Kayaknya nggak deh, Kan. Gue kok nggak yakin Mahesa pacaran sama Shella."

"Gue lihat sendiri," timpal Kania.

"Lo ngelihat sampai selesai apa cuma lihat sekilas aja?"

"Sekilas."

Febby menggebrak meja pelan. "Nah berarti belum valid. Siapa tau si Mahesa nolak."

"Tapi mereka pelukan," kekeh Kania.

Febby mendorong bahu Kania sekilas. "Yee nggak menjamin itu mah, lo sama Ananta juga sering pelukan."

Kania menyeruput es tehnya lalu menatap Bella dan Febby bergantian. "Mau pacaran atau engga gue udah nggak peduli. Prioritas gue sekarang cuma cari cara gimana bisa ngalahin Shella. Jadi lo berdua harus bantuin gue."

"Bener ko ya?! Awas aja lo kalau luluh dan ngejar ngejar Mahesa lagi. Gue sembelih lo kalau labil lagi."

"Bangsat iya bawel."

"Harusnya ada Kinan disini pasti dia bisa bantu juga," celetuk Bella. "Eh jadinya lo mau les privat apa ikut bimbel?"

"Gue ikut les privat aja deh soalnya bokap udah nyariin mentor buat ngajarin."

Febby menyenderkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki lalu melihat ekspresi Kania yang terlihat serius. Jika beberapa bulan lalu saat Mahesa mengajari Kania belajar cewek itu masih ogah-ogahan dan kurang serius sekarang Kania tampak serius sekali, terbukti dengan Kania yang tadi belanja banyak buku yang ia perlukan untuk belajar. Febby hanya berharap sahabatnya itu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan yaitu mengalahkan Shella.

Di waktu bersamaan namun ditempat yang berbeda...

Tempat sepi selalu membuat Mahesa percaya diri dan merasakan kenyamanan dan juga ketenangan. Namun tidak untuk saat ini, terlihat sekali cowok jangkung dengan balutan kaos hitam ketat yang membentuk tubuh berotot nya itu nampak gelisah. Bola basket yang tidak bersalah itu pun dijadikan pelampiasan untuk melampiaskan perasaannya yang campur aduk.

Teknik bermain basketnya Mahesa sudah tidak diragukan lagi, beberapa kali benda bundar itu masuk kedalam ring meskipun di lempar dari jarak jauh.

Shit!

Setelah lemparan cukup keras yang dimainkan Mahesa cowok itu kemudian mengacak rambutnya kasar, terlihat sekali Mahesa tampak frustasi. Cowok itu pun mengabaikan dua sahabatnya yang menatap nya sembari geleng-geleng kepala.

[RWS#1] I'M NOT STUPIDWhere stories live. Discover now