I'M NOT STUPID ; 34

2.3K 161 13
                                    

Kania menoleh ke samping kiri ketika dirinya merasa di perhatikan. Benar dugaannya, laki-laki berjaket hitam itu lagi. Sudah sering Kania melihat laki-laki misterius itu. Di club bar, jalanan, bahkan di luar gerbang sekolah pun Kania pernah melihat laki-laki tersebut.

Selain dua orang yang pernah mengikutinya dulu saat belajar di cafe bareng Mahesa, sosok laki-laki ini juga membuat Kania merasa takut dan terganggu.

Bergidik ngeri, gadis dengan balutan sweater merah itu mengambil cepat samyang yang menjadi tujuan utamanya pergi ke mini market ini. Kemudian setelah itu Kania berjalan cepat menuju rak sosis dan minuman.

"Shit," umpat cewek itu ketika dirinya justru terpeleset dan berakhir jatuh di lantai. Tidak ada lecet ditubuh indahnya  namun pantatnya cukup  terasa sakit.

Sebuah uluran tangan membuat Kania yang sedang menggerutu itu refleks mendongak. "Ayo bangun," ucap seseorang yang membuat Kania rada ketakutan hingga berakhir jatuh seperti ini.

Kania menelan ludah, laki-laki serba hitam yang ingin Kania hindari itu yang justru mengulurkan tangan untuk membantunya.

"Makasih pak," ucap Kania seraya menerima uluran tangan tersebut. Laki-laki itu membalasnya dengan anggukan kepala lalu merendahkan tubuhnya untuk mengambil belanjaan Kania yang jatuh ke lantai lalu memasukan ke ke keranjang kosong yang ada ditangannya. Detik kemudian laki-laki yang masih terlihat muda itu memberikan keranjangnya pada Kania.  "Cepat pulang, ada orang jahat yang mengikuti mu dari tadi." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, laki-laki berusia sekitar tiga puluh  tahun itu pergi meninggalkan Kania.

Kening Kania berkerut, siapa yang mengikutinya? Ah, Kania mengangkat kedua bahunya lalu mengambil sosis yang sedang viral di sosial media itu serta minuman aneka rasa yang menggugah seleranya.

Kania berjalan keluar setelah membayar belanjaannya lalu mengambil ponselnya yang tadi sempat bergetar tanda ada notifikasi masuk. Melihat chat dari papanya buru-buru gadis itu mengetik balasan.

Setelah pesan terkirim, Kania mengalihkan pandangannya dari ponsel dan sorot matanya langsung bertubrukan dengan dua orang berjaket denim bewarna hitam di beberapa sisi jaketnya sobek-sobek. Gadis dengan surai di kucir satu itu menelan salivanya ketika dua orang tadi mentapanya tajam dan langsung naik ke motornya.

Malam ini Kania kembali melihat dua orang itu lagi. Apa mereka yang dimaksud jahat oleh laki-laki misterius tadi? Tapi apa yang membuatnya diawasi seperti ini? Apa jangan-jangan mereka adalah orang-orang suruhan rival papanya? Arggh tapi sejauh ini tidak banyak orang yang  tahu jika dirinya adalah anak dari Sando Geovani Sanjaya.

Dugaan sementara yang dapat Kania simpulkan adalah orang misterius tadi tidak berniat jahat kepadanya sedangkan dua laki-laki yang barusan ia lihat itu seperti tengah menunggu waktu untuk bisa berbuat jahat terhadapnya.

"KANIA!"

Seseorang memanggil Kania membuat gadis yang sedang berpikir keras itu mengerjabkan mata sekilas dan langsung melihat wanita yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Maharani tengah melambaikan tangannya dari mobil jazz berwarna putih disebrang jalan.

"Kak Rani?" Guman Kania. Tak lama setelah itu Kania dapat melihat wanita cantik tersebut keluar dari mobilnya.

Kania berjalan sedikit ke pinggir jalan, menunggu Maharani yang hendak menyebrang jalan untuk menghampirinya. "Habis belanja Kan?"

Kania mengangguk antusias, senang bertemu dengan kakak dari orang yang ia suka. "Iya kak, Kak Rani dari mana malam-malam begini?" Tanya Kania kemudian.

"Dari tempat saudara," titah wanita tersebut seraya menyugar rambut lurusnya. "Akhirnya aku ketemu kamu disini, Kenzie sejak kemarin nanyain kamu terus. Pengen ketemu kamu katanya."

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt