I'M NOT STUPID ; 15

2.7K 167 4
                                    

Hembusan angin yang masuk melalui jendela yang dibiarkan terbuka diabaikan begitu saja oleh Kania yang duduk dipojok belakang ruang kelas itu, gadis itu membiarkan rambutnya tersapu angin yang hari itu berhembus lumayan kencang hingga membuat surai hitam lembut itu sedikit berantakan. Tak peduli tentang itu, mata Kania justru sibuk mencari sosok yang selama dua hari ini tidak ia temui.

Senyumnya mengembang tatkala sosok Mahesa tertangkap oleh netranya, laki-laki berbadan kekar dengan tubuh jangkung itu tengah berjalan bersama Hendra dan Marcell menuju lapangan belakang sekolah yang kini sudah dipenuhi oleh kelas XII IPA 1 dan XII IPA 5 yang hendak mengambil penilaian lari. Para cowok itu sudah siap di garis start sedangkan anak cewek duduk dipinggir lapangan menunggu giliran.

Samapta khususnya bagian lari adalah hal paling mengerikan bagi anak cewek sedangkan untuk anak laki-laki merupakan ajang pertaruhan harga diri. Jika para cewek akan mencari teman agar dapat berlari bersama di barisan paling belakang, maka anak cowok akan berjuang keras untuk bisa mendapatkan banyak putaran dalam waktu dua belas menit.

Begitulah SMA Rajawali, selain akademisnya, pelajaran olahraga dan ekskul wajib pramuka dua setengah tahunnya menjadi hal yang paling ditakuti oleh para siswa.

"Aw Mahesa ganteng banget! Mau pakai kaca mata atau engga sama aja cakepnya" monolog Kania ketika melihat Mahesa menyugar rambutnya ke belakang. Meskipun dirinya di lantai tiga namun Mahesa masih terlihat jelas dimatanya.

"Prettt," timbal Bella yang baru saja bangun tidur karna Bu Ani belum juga masuk kelas.

"Ingat kemarin lo nangis gara-gara tuh cowok, udah tahu sukanya sama Shella masih aja ngarepin dia." Febby yang sedang mengerjakan pr itu ikut menimpali tanpa menoleh ke belakang.

Kania memajukan tubuhnya untuk menoyor pelan kepala Febby. "Diam lo bangsat! Buruan kelarin tuh PRnya, Bu Ani masuk tahu rasa." Bukannya Kania rajin atau apa tapi semua tugas sudah ia kerjakan walaupun tidak tahu benar tidaknya.

Kania kembali menoleh dan menundukkan kepala menatap Mahesa. Ia menumpukan dagunya ditangan kiri, mengamati Mahesa yang sedang berlari mengelilingi lapangan. Dua hari tidak bertemu mampu membuat Kania rindu.

Tak mau membuang kesempatan, Kania dengan cepat mengambil sketchbooknya lalu mulai menggoreskan pensil dilembar kertas kosong itu. Dengan lihai Kania menggerakkan ujung pensil itu hingga terlihat gambar Mahesa.

Sekali lagi Kania mengamati Mahesa, senyumnya melebar ketika Mahesa mampu menyusul Lintang yang merupakan atlet lari yang dijagokan sekolah dan sudah menjuarai banyak lomba lari. "Keren banget sih kamu," guman Kania lagi.

Ah Mahesa memang selalu keren, dia selalu unggul di segala bidang, tidak seperti dirinya yang selalu payah dalam berbagai hal.

~INS~

"Eh minggir lo semua!" Kania datang menghampiri salah satu meja yang ada di kantin lalu menggebraknya tak lupa mengibaskan tangannya untuk mengusir adik kelasnya itu. Kondisi kantin di hari itu penuh namun masih aja ada siswa yang enak-enakan bergosip ria padahal sudah selesai makan.

Terlihat adik kelasnya itu terkejut lalu menunduk takut. Empat orang itu tersenyum tipis kemudian bergegas pergi.

"Anjir jahat banget lo, Kan!" Febby dan Bella terkekeh melihat kelakuan Kania. Memang temannya itu banyak ditakuti oleh adik kelasnya.

"Biarin, udah kelar makan tapi nggak pergi-pergi, udah tau kantin penuh gini dan nggak ada meja kosong yang tersisa," balas Kania seraya mendudukan diri.

"Mau pesan apa? Mumpung gue lagi baik hati nih gue yang pesenin makan," titah Bella.

"Bakso dong," timpal Febby.

[RWS#1] I'M NOT STUPIDWhere stories live. Discover now