Prolog

10.8K 276 8
                                    

Vote dan komentar kalian sangat berharga buat saya, jadi vote dan komen dulu ya sebelum membaca, terimakasih banyak 💙

"PAK! PAK! KIRI PAK!"

Kania Maura Putri Sanjaya, gadis cantik dengan gaya bad girl itu sedikit mengeraskan suaranya karena posisi duduknya ada dipojok belakang, membuat beberapa orang yang duduk didepannya turut menoleh sekilas menatap Kania dan dua sahabatnya.

Begitu bus berhenti, Kania langsung menyerahkan uang lima puluh ribu untuk ongkos tiga orang, kemudian bergegas turun diikuti oleh Bella dan Febby. Mereka begitu panik saat melihat satpam sekolahnya yang terkenal galak dan disiplin itu berjalan menuju gerbang dan hendak menutupnya.

"PAK ISMAN JANGAN DITUTUP DULU DONG GERBANGNYA!" Teriak Kania dari sebrang jalan, sedangkan Bella dan Febby berdecak kesal ketika melihat banyaknya kendaraan yang berlalu lalang didepannya hingga menghambat mereka untuk sampai di gedung bertulisan SMA RAJAWALI itu.

"Yah yah kok ditutup sih," ujar Bella seraya menggerakan kakinya panik.

"Budeg banget tuh satpam anjir, udah diteriakin tetap aja nggak ngerespon," gerutu Febby saat Pak Isman tidak menanggapi teriakan Kania.

Meskipun teriakan Kania beradu dengan suara kendaraan yang lewat, namun ia yakin bahwa suara sahabatnya itu masih terdengar jelas dari arah sana. Febby berdecak lalu kembali menoleh ke samping kanan, setelah dirasa aman, gadis dengan rambut sepanjang bahu itu menarik tangan Kania dan Bella untuk menyebrang.

"PAK ISMAN YANG GANTENGNYA KAYAK NICHOLAS SAPUTRA, TOLONG BUKAIN GERBANGNYA DONG. PLEASE!" Kania berteriak dengan kedua tangan mendorong pagar besi itu, berharap laki-laki berseragam hitam putih khas satpam itu berbaik hati untuk membukanya.

"PAK ISMAN BUKAIN DONG PAK!! KAN CUMA TELAT DUA MENIT DOANG," Bella memasang wajah melas. Di SMA Rajawali itu telat sebentar saja sudah tidak bisa dikasih izin masuk saking disiplinnya. Namun apa salahnya kan berusaha? Siapa tahu Pak Isman hari ini sedang berbaik hati untuk memberikan toleransi bagi mereka yang telat.

"Kalian lagi kalian lagi, sampai bosan saya lihat kalian telat mulu kerjaannya. Sudah kelas tiga tapi tetap nggak berubah! Mau jadi apa kalian kalau berangkat sekolah saja tiap hari telat?!"Pak Isman berbicara sembari mengarahkan tongkat hitam ditangannya pada Kania, Bella, dan Febby.

"Dih santai aja dong pak nggak usah ngegas. Lagian lebay banget orang cuma telat dua menit doang nggak dibolehin masuk. Kita telat juga karena nunggu jalanan sepi baru bisa nyebrang." Febby berujar tanpa rasa takut, karena memang kenyataanya seperti itu.

"Telat tetap saja telat!" Tanpa mengatakan apapun lagi, satpam itu kemudian berbalik badan dan meninggalkan tiga gadis berandalan itu. Laki-laki itu begitu malas meladeni Kania dan dua sahabatnya karena pasti ujungnya bakal berdebat.

Kania menganga melihat kepergian Pak Isman sedangkan Bella dan Febby berdecak sebal, bahkan Febby secara terang-terangan mengepalkan tangannya dan meninjunya kearah depan seolah menonjok Pak Isman dari belakang.

Nyesel banget tadi gue muji tuh orang mirip Nicholas Saputra padahal muka aslinya mirip monyet kebun binatang, batin Kania. Hatinya merasa dongkol sekali dengan laki-laki berkumis tebal itu.

"Gimana dong nih, masa bolos lagi?" tanya Bella kemudian sambil berkacak pinggang, wajahnya sedikit frustasi. Sialnya lagi, hari itu hanya ada mereka bertiga yang datang terlambat.

"Nggak, gue nggak mau bolos. Hari senin itu waktunya gue lihat wajah tampan Mahesa dalam waktu lama," tolak Kania dengan mata menatap nanar pagar besi itu. Membayangkan wajah berkeringat Mahesa saat upacara hingga membuat cowok itu semakin terlihat sexy di matanya, oh tentu saja Kania tidak mau melewatkan moment itu.

[RWS#1] I'M NOT STUPIDWhere stories live. Discover now