I'M NOT STUPID ; 07

2.6K 181 1
                                    

Janji vote dan comment dulu ya sebelum baca!

Jarum jam terasa bergerak sangat lambat di pelajaran kimia ini. Berkali-kali Kania menatap jam dinding dan juga jam yang ada dipergelangan tangannya, berharap bahwa jarum jam itu bisa berputar dengan cepat sehingga Kania dapat segera pergi dan terbebas dari ruangan yang mirip neraka ini. Namun tidak, semakin ia melihat jam justru semakin terasa lama waktunya.

Di pagi menjelang siang ini kelas XII IPA 7 sedang diisi oleh Bu Pur. Guru itu sedang menjelaskan tentang logam mulia.

Ngomong-ngomong, Kania tidak membenci Bu Pur yang sedang mengajar di depan, justru Bu Pur adalah guru paling netral disekolah ini dan yang  paling Kania hormati, namun setelah guru yang tergolong tua itu mengumumkan untuk membagi kelompok dengan cara dipilih acak, sejak itu Kania sudah tidak bersemangat lagi.

Lihat saja nanti temen yang satu kelompok dengannya pasti tidak terima dan justru malah mengoper Kania untuk bergabung dengan kelompok lain, dan disaat itu pula tidak ada satupun orang yang mau satu kelompok dengan gadis bodoh itu. Percayalah hal seperti ini sangat menyakitkan sekali. Arggh memikirkan hal itu membuat Kania badmood.

Semua ini berawal ketika kelas sebelas dimana kelasnya dulu pernah melaksanakan ujian musik berkelompok yang bobot nilainya tinggi, waktu itu Kania kebagian alat musik jenis piano dan setiap latihan nada pianonya selalu tidak pas bahkan sampai hari penilaian, sehingga lagu yang dibawakan kelompoknya tidak maksimal dan itu hanya gara-gara Kania. Waktu itu juga Kania tidak satu kelompok dengan Bella dan Febby karena urut berdasarkan absen.

Kania benci sekali tugas kelompok. Ia lebih baik mendapat tugas yang sulit namun dikerjakan sendiri dari pada bersama orang lain, karena saat dirinya salah dia juga yang akan rugi bukan orang lain.

Apalagi dikelas ini Kania hanya dekat dengan Bella dan Febby saja sedangkan sama yang lain pun hanya ngobrol seperlunya. Kania memang membatasi diri karena dia tahu sekali bahwa temen sekelasnya itu terlihat tidak suka kepadanya.

"Nggak usah panik, semoga aja gue sama Febby satu kelompok sama lo," bisik Bella seraya menepuk bahu Kania beberapa kali. Bella tahu betul Kania sedang ketakutan saat ini, dibalik sikap galaknya, Kania hanyalah gadis yang pura-pura berani untuk melindungi dirinya.

"Gue berharapnya gitu, tapi ini undian anjir! Mampus gue kalau sekelompok sama orang-orang itu," timpal Kania, yang di maksud dengan orang-orang itu adalah temen sekelasnya yang selalu kontra dengan Kania dan juga orang yang sangat ambis dalam pelajaran.

"Baik, karena jam pelajaran tinggal sedikit lagi, seperti yang sudah saya katakan diawal bahwa saya akan membagi kalian kedalam lima kelompok. Karena jumlah murid di kelas ini 35 siswa jadi setiap kelompok berisi tujuh orang." Bu Pur berbicara setelah mengakhiri pembahasannya tentang natrium. "Satya sudah selesai bikin undiannya?" Tanya Bu Pur kemudian.

"Sudah Bu," jawab ketua kelas itu. Lalu Bu Pur mengode Satya untuk maju ke depan dan memberikan kumpulan gulungan kecil yang berisi angka satu sampai tujuh masing-masing sebanyak lima biji.

"Semuanya maju kedepan dan ambil satu gulungan!" Titah Bu Pur setelah mengocok gulungan kertas itu.

"Baik Bu," jawab mereka seraya bangkit dari duduknya. Disaat semua anak dikelas itu maju kedepan, Kania malah memejamkan mata sekilas lalu menarik napas dalam, mencoba menguatkan dirinya untuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi nanti.

"Ayok," ajak Febby. Gadis itu menatap Kania dengan tatapan yakin.

"Udah ayo nggak papa," Bella menyemangati Kania seraya menarik lengan gadis cantik itu.

Menggosok telapak tangannya yang terasa dingin, Kania mengangguk kemudian melangkah ke depan bersama Bella dan Febby. Sembari berjalan, ia mengubah ekspresi ketakutan yang hanya diperlihatkan pada kedua temannya itu menjadi ekspresi yang terkesan judes.

[RWS#1] I'M NOT STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang