I'M NOT STUPID ; 33

2K 169 13
                                    

baru sadar I'm Not Stupid udah berumur empat tahun sejak ditulis pertama kali. Sekarang double update biar cepet seleai heheh

"Astagfirullah." Adalah kata pertama yang Kania ucapkan ketika melihat nilai fisika yang baru saja di bagikan oleh Satya.

"Yuk bisa yuk besok dapat lebih bagus lagi," timpal Satya yang merasa prihatin dengan nilai Kania yang nggak lebih dari angka 30.

"Dapat berapa lo?" Tanya Kania kemudian.

Satya meringis seraya menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. "Dapat lima puluh lima."

"Yee anying kagak jauh beda," cerca Kania. Memang ulangan mendadak yang diadakan tiga hari lalu sungguh menjadi beban bagi kelas XII IPA 7.

"Ya setidaknya lebih tinggi dari lo," komentar Satya.

"Nasib jadi anak salah jurusan," desah Febby yang juga mendapat nilai jelek.

"Kenapa berat banget sih jadi anak kelas dua belas. Pengen cepat lulus," Bella merebahkan kepalanya di meja. Tangannya menjabak rambutnya pelan sebab terlalu frustasi dengan kondisinya sekarang.

"Sabar, bentar lagi kok." Kinan bersuara.

"Kania, Bella, Febby. Nanti kalian harus ikut jam tambahan karena hari senin sudah penilaian akhir semester satu. Jangan coba kabur kalian," Bu Vina— guru yang menggantikan Pak Anton tersebut berbicara seraya membereskan perlengkapan mengajarnya.

Febby menganga. "Lah kan Kania doang bu yang ada pelajaran tambahan? Kenapa saya sama Bella juga jadi ikut ikutan?!"

"Dih ikut aja kenapa sih?!" Kata Kania yang mendapat gelengan dari Febby. "Anjir nggak setia kawan banget lo jadi temen," bisik Kania seraya menoyor kepala Febby dari belakang.

Bu Vina menghela napas jengah. "Pokoknya saya nggak mau tahu kalian semua harus belajar dengan rajin karena senin besok sudah semesteran. Terutama kamu Kania, ini nilai kamu jeblok semua jadi kamu harus belajar rajin biar ranking kamu bisa naik. Nggak malu kamu lihat nama sendiri ada di ranking terakhir?!"

"Iya bu iya, pegel kuping saya tuh dengerin kata itu itu mulu." Kania berujar sembari memasukan kertas ulangannya ke dalam tas. Melihat guru pengampu fisika itu melotot, Kania pura-pura membuka buku catatan.

"Bukan cuma Kania saja tapi kalian semua yang ada dikelas paling rendah di angkatan IPA ini harus mulai prihatin dan mikir kalau saingan kalian yang mau masuk universitas itu banyak jadi harus pada serius."

"Kalau mau pada sukses di semesteran besok dan mau lulus dengan nilai yang bagus harus belajar yang benar. Kurangin bercandanya banyakin baca dan latihan soal. Nggak usah kebanyakan nongkrong sana sini, sekarang waktunya kalian mikirin masa depan," celetuk guru muda tersebut. "Sekian terimakasih," setelah mengatakan itu Bu Vina keluar ruangan membuat para siswa penghuni kelas rimba menghela napas lega.

"Astagfirullah ughtea, omongan tuh guru nyelekit banget ye bro." Ujar Fikri sembari memasukan dompet ke saku celana. "Kayak paling iye banget mentang-mentang jadi wali kelasnya kelas unggulan."

"Yoi, cara ngajar dia aja masih banyak kurangnya pakai ngatain kita segala. " komentar Angga. "Mending sama Pak Anton galak begitu nggak setajam ini ucapannya."

[RWS#1] I'M NOT STUPIDWhere stories live. Discover now