[26] Pasrah

Mulai dari awal
                                    

Arjuna tentu terkejut, yang nyolot siapa? Perasaan yang dari tadi kepo Zelinda deh.

Akhirnya Arjuna hanya menghela nafas pasrah, ia memang selalu kalah jika beradu argumen dengan Zelinda.

Zelinda pun mulai membersihkan make up nya dengan perasaan kesal.

Drtt drtt drtt

Zelinda menoleh kearah ponselnya berada, terpampang jelas nama teman kelasnya itu yang menelfonnya.

"Kenapa?!". Sembur Zelinda galak.

"Buset, ngapa deh lo? Perasaan kita baru ketemu tadi kok udah galak aja?". Ucap Amanda disebrang sana.

"Berisik deh! Ngapain si lo nelfon? Ganggu orang lagi sibuk aja". Ujar Zelinda, ia mengambil headphone lalu langsung memasangnya ditelinga.

"Gini Zel, gue boleh nginep dirumah lo gak? Semalem doang ko, tadi pas gue pulang ternyata nyokap bokap lagi pergi terus gue disuruh nginep di temen dulu". Tentu ucapan Amanda langsung membuat Zelinda panik.

"Nginep? Aduh gimana ya, gue juga ini pulangnya ke tante gue Nda. Atau ngga lo nginep dirumahnya Putri aja". Terpaksa Zelinda berbohong.

"Emang lo nginep di tante yang mana?". Tanya Amanda.

Zelinda menghela nafas pelan, banyak tanya pula ni si Amanda. "Diujung kota Nda jauh, lo emang mau kesini?". Jawab Zelinda.

"Jauh banget anjir! Yaudah deh gue nginep di Putri aja, thanks ya Zel".

"Iya Amanda, maaf banget gue gak bisa nolongin lo kali ini".

"Drama banget lo sat! Udahlah gue tutup dulu, bye!".

"Yee! Gue minta maaf tulus juga, bye!".

Tut.

Zelinda menghela nafas lega. "Gila! Hampir ketauan gue". Umpatnya.

Ia pun segera berdiri dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

.
.
.
.

Apa kalian tahu tentang istilah sudah jatuh tertimpa tangga? Mungkin itu adalah kata-kata yang sangat cocok untuk menggambarkan seorang Zelinda saat ini.

Setelah marah-marah kepada Arjuna juga Amanda sekarang Zelinda sudah diberi karma, ia tidak membawa handuk kedalam kamar mandi sekarang. Emang ya namanya karma itu pasti ada.

Zelinda menghela nafas gusar, yakali dia keluar kamar mandi dengan keadaan bugil begitu. Mau minta tolong gengsi juga sama Arjuna karna dia udah ngebentak-bentak tadi.

"Begonya sampe kedengkul emang Zelinda!". Umpatnya memaki diri sendiri.

Ia mengedarkan pandangannya mencoba mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menutupi area pribadinya.

Zelinda mendekati bak yang berisi pakaian kotor, dan mencoba mencari kain yang bisa ia gunakan.

"Binggo! Akhirnya gue dapet hidayah!". Pekiknya girang saat menemukan sebuah kain yang ia yakin itu adalah taplak meja.

"Dari pada gue bugil mending make ini kan".

Setelah sudah memakai taplak meja Zelinda dengan percaya diri langsung keluar dari kamar mandi, ia mendapati Arjuna yang masih dengan posisi saat ia terakhir lihat, duduk disamping ranjang dengan ponsel yang Zelinda yakin sedang memainkan game.

Zelinda melanjutkan jalannya menuju lemari guna mengambil piyamanya, justru pergerakannya mengundang perhatian Arjuna dan menoleh kearah Zelinda yang sedang berjalan lamari yang ada didepannya.

"Make apa lo?". Tanya Arjuna.

Zelinda menoleh kearah Arjuna lalu pandangannya menelusuri pakaian yang pakai. "Kenapa? Ada yang salah?". Tanya Zelinda polos.

"Anduk lo kemanain?". Tanya Arjuna lagi.

Zelinda memutar bola mata malas. "Gue lupa gak bawa anduk". Jawabnya.

"Mulut masih berguna kan? Lo bisa minta tolong ke gue buat ngambilin anduk lo". Ujar Arjuna datar.

"Ya emang kenapa? Salah emang gue pake begini?". Ucapnya lagi menantang.

"Gengsi doang yang di gedein". Cibir Arjuna.

Tentu Zelinda tidak terima dengan itu, dengan perasaan kesal ia mendekati Arjuna dan merebut ponselnya.

"Kalah noh! Kalah! Mampus!". Zelinda terus memencet asal ponsel Arjuna agar game yang sedang dimainkannya mati.

"Apaan si lo!". Arjuna berusaha menggapai ponselnya yang dipegang oleh Zelinda.

Zelinda tak mau kalah, ia mencoba lebih menjauhkan ponsel Arjuna dan terus memencetnya asal hingga terdengar peringatan dari gamenya jika itu sudah failed.

"Yeay! Mati! Kalah kan lo!". Zelinda berloncat girang.

Arjuna merebut paksa ponsel yang berada ditangan Zelinda, matanya menatap Zelinda tajam dan terlihat kesal

Zelindq terlihat tidak perduli, ia terus meledek Arjuna dengan berloncat loncat, hingga karna pergerakannya itu kain yang Zelinda pakai mulai merosot dan jatuh kebawah.

"Aaaaaaaaaaa!!!!!!".



















Ayoo! Mari kita hujat author yang kalo up selalu telat ini! Huuuu!
Oke, gaada kata lain lagi selain kata maaf yang bakal aku sampain kekalian. Maaf untuk yang kesekian kalinya atas keterlambatan up, karna aku lagi PTS sekarang huhu T,T.
Jangan pernah bosen buat baca cerita ini ya kawankuu:* illy.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang