[3] Bertemu

243K 18.2K 1.6K
                                    

HAPPY READING!!
.
.
.
.

Banyak yang mengira menjadi seorang Zelinda itu menyenangkan. Selalu dituruti jika menginginkan sesuatu, dan selalu dimanja. Dirinya selalu mendengar keluhan itu dari semua teman-temannya, yang iri dengan kehidupannya yang serba tercukupi.

Nyatanya hidup aslinya tidak semulus itu, bahkan jika dibandingkan dengan hidup mereka Zelinda yakin hidup mereka lebih enak. Karena di hidupnya selalu banyak tuntutan, peraturan bahkan pemaksaan. Dimana keinginannya terwujudi berarti Zelinda sudah setuju dengan syarat yang diberikan oleh orangtuanya.

Mungkin benar, tidak salah jika orang tua tidak memberi kebebasan pada anaknya karena takut salah pergaulan. Namun orang tuanya terlalu mengekang dan memaksa, itu yang membuat Zelinda jengah dan malas untuk berada di rumah.

Itu juga yang membuat Zelinda menjadi langganan BK di sekolah, berangkat terlambat bahkan terlibat kasus bullying padahal bukan Zelinda yang membuli. Selalu menjadi omongan guru karena tingkahnya yang terlalu santai, dan masih banyak lagi.

Selalu terkena razia karena penampilannya padahal itu tidak mengaruh pada proses belajarnya sama sekali, dan selalu debat dengan anggota Osis karena ia jarang memakai atribut sekolah.

Bahkan Ibunya dulu pernah memohon-mohon pada kepala sekolahnya agar Zelinda tidak di keluarkan karena ketahuan ikut tawuran sekolah sebelah. Padahal bukan sekolahnya tapi sok-sokan, good memang Zelinda.

Namun Zelinda lebih suka dengan dirinya yang sekarang, ia lebih suka kebebasan daripada paksaan orang tua. Ia tidak pernah perduli dengan orang yang tidak suka dengannya, bahkan dulu Ayahnya pernah mengusir Zelinda karena sudah tidak tahan dengan kelakuannya yang mungkin di mata beliau sudah diluar batas.

Disaat Zelinda tengah memikirkan bagaimana caranya dia masuk dan menjelaskan semuanya kepada orangtuanya motor Arjuna tiba-tiba berhenti.

Zelinda melihat sekitar dan ternyata sudah sampai didepan gerbang rumahnya. "Masih inget rumah gue ternyata." Ujar Zelinda sembari turun dari motor.

Dulu Arjuna pun pernah mengantar Zelinda pulang karena tidak ada yang menjemput di sekolah, ya seperti yang kalian duga si Venus sudah beraksi dengan sifat buayanya dulu. Dan akhirnya Zelinda memaksa agar Arjuna mau mengantarnya pulang, ingat ya memaksa.

"Ayah udah tidur belum ya?" Gumam Zelinda kecil, rumahnya yang terlalu tertutup membuat dirinya sulit untuk melihat kedalam.

"Thanks ya Jun, lain kali gue pulangnya sama lo aja deh biar lo ada temennya." Ujar Zelinda tak tahu diri.

Arjuna hanya diam tak menyahut, perlu kalian tahu jika kita membalas ucapan Zelinda tidak akan ada habisnya. Arjuna sudah merasakan itu dulu, saat berdebat di ruang Osis karena Zelinda tidak terima dengan hukumannya.

"Lain kali gak usah ke situ-situ lagi." Ujar Arjuna tiba-tiba.

Kening Zelinda langsung mengerut. "Kenapa?" Tanyanya.

"Lo tau tempat kaya gitu gak baik, jaga martabat lo sebagai cewek." Jawab Arjuna.

Zelinda memutar bola matanya malas. "Gue bukan cewek kaya gitu, gue tau batasan gue sendiri." Ujarnya.

Zelinda langsung berbalik menuju ke dalam, entahlah ia sangat tidak suka jika ada orang yang mengatur hidupnya.

"Ekhem!"

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang