[29] Rencana yang gagal

125K 11.8K 4.2K
                                    

Arjuna meletakkan plastik yang berisi makanannya diatas meja makan, raut wajahnya masih terlihat kesal. Sungguh ia sebenarnya juga tidak ada niatan untuk membentak atau memarahi Zelinda, ia hanya terpancing emosi saat wanita itu hampir menjelek-jelekkan teman masa kecilnya.

Arjuna menolehkan kepalanya kearah pintu rumah yang masih terbuka lebar, rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya. Apakah ia terlalu berlebihan tadi? Arjuna menghela nafas kasar lalu mengacak rambutnya pelan setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju kamar Mamanya.

"Udah baikkan?". Tanya Arjuna saat dirinya sudah masuk kedalam kamar yang ditempati Mamanya juga Kusma.

Kusma tersenyum simpul. "Udah kok Jun". Jawabnya.

Arjuna tersenyum kecil mendengarnya, ia mengangkat tangannya lalu mengacak-acak rambut Kusma membuat sang empu terlihat kesal.

"Cepet sembuh". Ucap Arjuna.

"Jun, kamu lagi berantem sama Zelinda?". Tanya Mama yang baru masuk dengan tangannya yang sedang membawa nampan berisi makanan.

"Mama tadi liat kayaknya dia nangis, kamu apain mantu Mama?". Tanya mama lagi sembari meletakkan nampannya diatas nakas.

"Cuma masalah kecil". Jawab Arjuna cuek.

Kusma yang mendengar itu sontak memegang tangan Arjuna. "Kalian berantem pasti gara-gara aku ya?". Ujar Kusma.

Arjuna menatap tangannya yang sedang digenggam lalu beralih menatap wajah Kusma. "Samperin Jun, kamu jelasin biar ngga ada salah faham". Ucap Kusma.

Mama kini memegang pundak Arjuna. "Jangan sampai rumah tanggamu hancur Jun. Kamu sudah dewasa, walaupun pernikahan kalian tanpa didasari rasa cinta". Ujar Mama ikut menanggapi.

Arjuna hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Yaudah susulin sana! Kok masih disini?". Protes Kusma saat Arjuna masih diam diposisi yang sama.

"Iya bawel, Aku keatas dulu". Pamit Arjuna lalu meninggalkan kamar.

Kusma menatap kepergian Arjuna dengan wajah pucatnya, seandainya ia tidak mempunyai riwayat penyakit pasti Arjuna masih bisa bebas sekarang.

"Jangan mikir yang aneh-aneh dulu Kusma, denger apa yang tadi dokter bilang". Ujar Mama membuyarkan lamunan Kusma.

Kusma beralih menatap wajah Mama. "Iya Budhe". Balasnya.

.
.
.
.

Disisi lain Zelinda sedang merapikan beberapa pakaiannya dan ia masukkan kedalam koper. Ia berniat untuk mengunjungi Ibunya saat ini, dan mungkin sedikit bercerita tentang masalah yang sedang menimpanya.

Dirinya hanya butuh seseorang untuk berbagi cerita, ia sangat ingin menumpahkan segala kekesalannya. Setelah semuanya siap Zelinda mengambil jaket dan memakainya lalu mendorong kopernya untuk segera keluar dari kamar.

Ceklek.

"Kemana lo?". Zelinda sedikit terpanjat saat tiba-tiba Arjuna muncul dihadapannya.

Sesegera mungkin ia merubah raut wajahnya seperti semula. "Bukan urusan lo". Jawabnya ketus.

Mendengar itu membuat emosi Arjuna kembali terpancing. Arjuna segera mendorong tubuh Zelinda yang memang sudah berada didepan pintu itu kedalam, segera ia kunci pintu kamarnya dan menatap tajam Zelinda yang sekarang berada dikukunganya.

"Mau lo apa sih?!". Bentak Zelinda dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Lo nggak bakalan gue ijinin pergi". Tekan Arjuna.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang