[49] What is wrong?

117K 10.3K 1.9K
                                    

Zelinda langsung merebahkan tubuhnya di kasur saat sudah sampai dikamar, benar-benar wenak tenan rasanya rebahan di kasur empuk seperti ini. Bukan lagi di kursi dengan kaki yang tertekuk, badannya terasa langsung terbebaskan. Ia ingin segera mandi dan tidur.

"Lo beliin Ibu oleh-oleh?" Itu pertanyaan pertama saat Arjuna baru saja masuk kedalam kamar.

Zelinda mengubah posisinya menjadi duduk, rambutnya terlihat sangat lepek dan berantakan. Tolong maklum, di hotel itu fasilitasnya gak selengkap kamar mandi dirumahnya.

"Beli, buat Mama sama Kusma juga ada." Jawabnya, ia bangkit lalu mulai membuka koper yang berada disamping lemari.

Diambilnya beberapa paper bag dari beberapa toko yang ia kunjungi itu, lalu diletakkan didepan Arjuna. "Lo sendiri?" Tanya Zelinda. Ia menyadari jika koper Arjuna itu sangat enteng.

"Gak sempet milih, gue cuma beli satu doang. Waktunya gak nyukup." Ujarnya lalu memberikan plastik kresek berwarna hitam disamping belanjaan Zelinda tadi.

Bisa kalian lihat perbedaannya? Arjuna sangat simpel, kresek yang isinya entah itu apa. Kecil, muat jika di taruh di saku. Lah Zelinda? Mesti di paksa-paksa masuk dulu kedalam koper, gede wadah doang isinya mah jangan ditanya.

"Lo beli buat siapa?" Jelas penasaran, Arjuna bilang gak ada waktu buat cari oleh-oleh banyak. Tapi ia sempatkan untuk membeli, padahalkan bisa nyuruh Zelinda buat beliin.

"Kusma."

Zelinda hanya mengangguk mengerti.

"Lo mau mandi?" Tanya Arjuna.

Zelinda mengangguk lagi sambil mengambil baju piyama satinnya di lemari yang berwarna soft pink itu.

"Kalo gitu gue aja yang nganterin oleh-olehnya ke Ibu sama Kusma. Sekalian gue mau ke bawah sebentar." Arjuna mengambil paper bag yang ia beli itu.

"Punya Ibu biar gue aja yang ngasih sendiri, lo kasih punya Mama sama Kusma aja." Zelinda mengambil paper bag yang ia beli khusus untuk Ibunya itu di tangan Arjuna.

Arjuna langsung keluar dari kamar, dan disusul Zelinda yang masuk ke kamar mandi dengan raut wajah dongkolnya.

.
.
.
.

"Gimana kabar kamu?" Itu pertanyaan pertama saat Zelinda masuk kedalam kamar Ibunya.

Ia duduk di sofa yang mengarah ke jendela itu. Kebetulan Ayahnya sedang pergi, Zelinda ingin berbicara dengan Ibunya berdua sekarang.

"Baik." Jawab Zelinda seadanya.

Ibu mengangguk lalu duduk disamping ranjang. "Sama Arjuna?"

Zelinda mengerutkan keningnya tak mengerti. "Maksud Ibu?"

"Kamu sama Arjuna gimana? Udah mulai ada perkembangan sosialisasi belum? Benih-benih cinta gitu?" Tanya Ibu menggoda.

Zelinda memutar bola matanya malas mendengar ucapan Ibunya itu. "Benih-benih cinta apaan? Noh sana mantu yang paling Ibu sayang-sayang itu lagi dikamar cewe lain ngasih oleh-oleh." Cibir Zelinda, ia meletakkan paper bag yang dibawanya itu didekat sang Ibu.

Ibu tertawa mendengar itu. "Maklum cinta pertama susah dilupain." Ujarnya masih diselingi tawanya.

Zelinda melotot tak terima. "Ngapain Ibu nikahin Aku sama Arjuna kalo Ibu sendiri ngedukung mereka berdua?!" Semprot Zelinda kesal, bisa-bisanya Ibu kandungnya sendiri ngomongin mereka. Gak liat Zelinda lagi kesel apa?

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang