[39] Pengakuan Kusma

136K 11.3K 3.6K
                                    

Happy reading!











Zelinda keluar dari kamarnya setelah ia selesai mandi, kini tubuhnya terasa segar sekarang. Dengan piyamanya pun sudah sangat nyaman, tinggal acara tidurnya yang belum terlaksanakan.

Saat ia hendak berjalan menuju dapur sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Zel".

Zelinda menoleh dan mendapati Kusma yang berada didepan pintu kamar yang ia tempati, ia memutar bola matanya malas. Jangan lupakan jika dia yang memulai masalah dirumah ini sejak awal.

Zelinda hanya acuh, ia kembali melanjutkan berjalannya yang sempat tertunda tetapi hanya beberapa langkah ia kembali berhenti karena tangan yang menahannya.

"Pliss dengerin aku ngomong sekali ini aja". Pinta Kusma menatap penuh harap Zelinda.

Zelinda yang jengah dengan tatapan itupun akhirnya pasrah. "Yaudah ngomong aja". Ujarnya.

Kusma menggeleng. "Nggak disini, aku pengen ngomong berdua sama kamu".

Zelinda kembali memutar bola matanya malas, mau ngomong aja ribet banget si ah.

"Yaudah dikamar lo aja kalo gitu". Ucap Zelinda akhirnya.

Kusma mengangguk lalu berjalan lebih dulu masuk kedalam kamar yang ia tempati, saat Zelinda sudah ikut masuk ia menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

"Segitu rahasianya lo mau ngomong sama gue sampe segala pintu lo kunciin?". Tanya Zelinda pada Kusma.

Kusma tersenyum canggung, ia berjalan mendekat kearah Zelinda dan menyuruhnya duduk ditepi ranjang.

"Maafin aku". Ucapnya.

Kening Zelinda mengernyit, mengapa tiba-tiba semua orang pada minta maaf begini? Dikira lagi lebaran apa.

"Aku gak ada maksud buat ngerebut Arjuna dari kamu Zel, aku kesini bener-bener real mau cari kampus". Lanjutnya.

"Aku sama Arjuna cuma temen, kamu bener mungkin kita keliatan beda waktu diluar itu karena aku udah terbiasa sama Arjuna".

"Seperti yang kamu udah duga orang tua aku meninggal waktu kecelakaan bareng sama Papanya Arjuna, makannya sekarang Arjuna telaten banget ngurus aku apalagi sekarang aku penyakitan".

Kini Zelinda sudah mulai tertarik dengan obrolannya, ia menatap Kusma yang terlihat sedang menahan air matanya.

"Dulu banget waktu pertama orang tua aku meninggal Arjuna yang selalu nenangin aku. Orang tua kita emang deket, dan Arjuna ngelakuin itu karena ngerasa bersalah sama perbuatan Papahnya yang bikin orang tua aku meninggal. Sebelum Papa Arjuna meninggal dia emang sempet janji sama aku bakal nikahin aku kalo udah besar".

Zelinda tercekat saat mendengar pengakuan terakhir dari Kusma itu, entah mengapa hatinya sakit.

"Tapi itu dulu, sebelum Papa Arjuna meninggal. Papa Arjuna emang nggak setuju kalo kita nikah, karena dulu Papa Arjuna ada niatan mau ngadopsi aku. Dan waktu Papa Arjuna meninggal beliau malah berpesan ke Budhe buat nikahin kamu sama Arjuna". Tak bisa menahan kini air mata Kusma mulai turun, isakkan tangisnya pun sudah terdengar.

Sebelum melanjutkan ia sempat menghela nafasnya.

"Karena Budhe emang orang baik dulu sebelum Arjuna nikahin kamu beliau ngasih pilihan, katanya kalo emang dia mau nikahnya sama aku Budhe gak bakalan ngelarang karena ngeliat kebahagiaan anaknya adalah tujuan utamanya. Tapi karena nggak mau bikin Papanya gak tenang di sana akhirnya Arjuna mutusin buat ngikutin apa wasiat Papanya itu". Tangis Kusma makin menjadi kali ini, bahkan isakkannya pun lebih keras sebelum tadi.

I LOVE U KETOS!Where stories live. Discover now