TEAR

949 210 106
                                    

👑 🐰 👑

👑 🐰 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Setiap kali Jungkook memikirkan pelecehan yang dia lakukan pada Sera, dia merasa seperti ada belati menusuk-nusuk hati terdalamnya. Begitu sesak dan meyakitkan. Dia tidak punya perangai buruk di sepanjang hidupnya, apa lagi bakat seorang kriminal. Kedua orangtuanya mendidiknya dengan baik.

Nilai sekolahnya bagus, punya tata krama yang sudah diterapkan oleh ayahnya semenjak kecil, tidak pernah terlibat perilaku aneh apa lagi berkelahi tidak penting di sepanjang masa remaja. Teman-temannya juga baik, kalangan chaebol yang masih terkendali meski sering mengabiskan uang orangtua mereka untuk hal-hal yang sebagian orang akan berpikir sia-sia.

Misalnya; Jimin membeli kecoak seharga 5 juta won hanya untuk menakut-nakuti salah satu maid kesayangan di rumahnya, Seokjin sering membeli mobil mewah padahal belum punya SIM. Juga Jungkook, membeli alat pancing puluhan juta won padahal tidak suka memancing. Ketiga pemuda tanggung kurang kerjaan, yang melakukan itu hanya untuk mengusir bosan.

Sampai umurnya genap 20 tahun, saat perayaan tahun baru sekaligus perayaan umur legal teman baiknya, Kim Seokjin. Awalnya semua berjalan baik, mereka pergi ke kelab eksklusif milik paman Seokjin, minum soju dan anggur selagi menunggu malam pergantian tahun.

Mereka menggundang teman-teman dekat satu kampus, main truth or dare, sambil makan pizza dan keripik kentang. Benar-benar hanya perayaan umum, ketiga chaebol terpandang itu cukup tahu diri untuk tidak membuat masalah yang bisa mencoreng nama baik keluarga.

"Yang kalah harus minum bir satu gelas besar!" kata Jimin waktu itu.

Jungkook yang punya ketahanan tinggi terhadap alkohol, masih sadar sepenuhnya meski sudah kalah tiga kali. Di tengah permainan ayah Jungkook menelepon, memintanya segera pulang karena tekanan darah ibunya tiba-tiba turun derastis dan masuk rumah sakit.

"Aku harus pulang, Jim, ibuku sakit."

"Sakit? Bibi Mirae sakit apa?"

"Sepertinya kelelahan—aku pulang duluan," tambah Jungkook pada Seokjin dan yang lain.

"Eh, tunggu, biar aku antar," ucap Jimin, agak panik. "Kau minum banyak sekali."

"Tidak usah, aku tidak mabuk kok."

"Bukan, maksudku... diantar supirku deh."

"Jim, kenapa kau bertingkah seperti ibuku?" Jungkook memutar bola mata ke langit-langit.

"Cuma khawatir."

"Tidak ada yang perlu—" Jungkook mengambil jeda, dua detik yang terasa sangat cepat, kepalanya seperti berputar dan hawa di sekitarnya agak gerah.

"Kau baik-baik saja?"

"Hhmm... aku pergi!" Jungkook masuk ke mobilnya, tanpa memperdulikan Jimin yang masih bersikeras ingin mengantar.

7 Secrets My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang