7

1.4K 269 102
                                    

👑 🐰 👑

👑 🐰 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Ini bukan kali pertama Jungkook mendatangi penjara khusus pria di daerah Chungyeon, terhitung sudah enam kali dalam delapan tahun terakhir dia mengunjungi Kim Tae Jun. Seorang narapidana kasus pelecehan seksual, dengan kondisi keterbelakangan mental karena tingkat kecerdasannya sangat rendah, yang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Jungkook memutuskan datang sendiri tanpa Lee Songhyun, pengacara keluarga yang kerap mendampinginya tiap kali mengunjungi Taejun. Kali ini dia datang bukan untuk ngobrol menanyakan keadaan Taejun seperti yang biasa dia lakukan, tapi memastikan bila perjanjian yang dulu Taejun buat bersama almarhum ayahnya masih berlaku.

Setelah melewati sipir penjara Jungkook masuk ke ruang kunjungan. Taejun duduk di salah satu bangku, di antara narapidana lain yang juga sedang mendapat kunjungan. Jungkook mendadak memaku pada jarak sepuluh langkah, dunia di sekitarnya tiba-tiba hening saat Taejun melambaikan tangan dengan sangat antusias kepadanya.

"Tuan muda Jeon!" Biji mata Taejun yang sering tidak fokus bergerak-gerak selagi Jungkook mendekat, senyum lebar tak henti-hentinya dia pamerkan untuk Jungkook yang sekarang dia peluk erat-erat.

"Aigoo... Tuan mudaku sehat dan makin tampan. Paman Taejun senang, Tuan mudaku sehat." Taejun tertawa putus-putus, mengusap pipi dan bahu Jungkook dengan raut muka bangga dan bahagia luar biasa.

"Ayo, duduk! Tuan mudaku sehat," ulangnya sekali lagi, tertawa lagi, begitu terus sampai manik mata Jungkook berkaca-kaca.

"Paman, sehat 'kan?"

"Ya, tentu saja, Tuan mudaku sehat jadi paman juga sehat." Taejun tertawa, agak terbata-bata, memandangi Jungkook dengan mata berbinar-binar.

"Paman Taejun rindu, sudah lama tidak lihat Tuan muda Jeon," tukasnya, mengusap-usap punggung tangan Jungkook.

Jungkook kehilangan suaranya, ada batu tersangkut di tenggorok seiring air mata mengalir di pipinya. Jungkook tersedu sedan begitu saja, Taejun yang panik buru-buru memeluknya.

"Tuan muda jangan sedih, ada paman Taejun. Tuan muda tidak bersalah, paman yang salah, jangan khawatir." Taejun menepuk-nepuk bahu Jungkook yang terguncang di dalam rangkulannya.

Taejun melepaskan pelukan, menarik tisu meja dan menyerahkannya pada Jungkook. Saat Jungkook sudah lebih tenang, dia tersenyum lebar, merogoh sesuatu dari kantong bajunya.

"Nah, ini untuk Tuan Muda, biar tidak sedih lagi." Dia mengikatkan gelang dari manik-manik ungu yang dililit tali hitam ke pergelangan Jungkook. "Tiap kali ke sini Tuan Muda selalu menangis, paman jadi sedih, Tuan Muda harus sehat dan bahagia."

"Terima kasih, Paman."

"Sama-sama," jawab Taejun, masih tersenyum ceria dan bahagia, tak luntur barang sedetik.

7 Secrets My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang