7

763 180 35
                                    

👑 🐰 👑

👑 🐰 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Akhir-akhir ini Sera selalu terbangun dengan pening di kepala, terasa berat, otomatis dia meraba kepala dan merintih. Jam tidur yang acak-acakan menjadi penyebabnya, dia selalu terbangun tiap jam oleh mimpi-mimpi buruk yang membuatnya gusar dan lelah.

Kepalanya berputar sangat cepat saat berhasil duduk, perlahan-lahan, seperti orang yang melihat di kegelapan Sera mengamati kamarnya. Syukurlah dia masih berada di kamarnya, bukan rumah sakit lagi.

Di antara sakit yang masih memukul-mukul kepala sampai tengkuk, pintu kamar terbuka, pria pucat bermuka datar—benar-benar tidak ada ekspresi, berdiri bersandar di sana.

"Sudah bangun?" kata pria itu, santai. "Bagaimana rasanya jadi pengangguran?"

"Membosankan," jawab Sera, asal.

Sejak hari Jungkook dibawa polisi Sera tidak pernah datang lagi ke kantor, teman-temannya mengirim banyak pesan dan menelepon—tetapi Sera tidak pernah mengangkat telepon itu. Mereka semua menduga-duga dia telah menikah dan hidup bahagia bersama Jungkook di pulau pribadi keluarga Jeon, mengarungi rumah tangga yang manis dan romantis.

Pesan-pesan penuh euphoria itu membuat hulu hati Sera jadi nyeri, dia sampai tidak bisa merangkai kalimat balasan yang masuk akal selain—aku resign, maaf tidak sempat pamitan.

Keadaan psikis Sera yang belum stabil tidak memungkinkan dia tetap bekerja, belum lagi kenangan tentang Jungkook berjejal di ruang kerja. Sera tidak sanggup berada di ruangan itu lagi, tidak kuat menghadapi terpaan memori manis di antara dia dan Jungkook. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan teman-temannya, karena Jungkook dikabarkan tengah berada di luar negeri untuk urusan pribadi.

"Apa aku bisa kembali ke kantor?" tanya Sera tanpa sadar, pandangannya menerawang, mengumpulkan nyawa yang masih memantul-mantul dari ranjang ke plafon yang terang benderang.

"Tidak usah memaksakan diri, terapi saja dengan baik dan makan yang banyak."

Sera tidak menanggapi apa-apa.

"Besok, dia akan disidang."

Kebekuan yang pekat melingkupi mereka.

"Pihak pengadilan tidak mewajibkan korban untuk datang, jadi kita tidak akan ke sana. Tidak perlu ke sana juga, tidak ada gunanya melihat dia lagi."

Yoongi keluar dari kamar, setelah tidak mendapatkan tanggapan. Sera bersandar di ranjang, entah apa yang ingin dia lakukan sekarang. Dia bingung, benar-benar tidak tahu bagaimana caranya melanjutkan hidup seperti sedia kala.

Dia ingin memberi tahu Yoongi kalau tidak bisa membenci Jungkook, tetapi dia juga tahu kalau itu akan menyakiti kakaknya. Segala hal selama ini Yoongi lakukan untuknya demi melindunginya, tidak sebanding dengan apa yang sudah Jungkook lakukan untuknya. Sera menyayangi keduanya, tetapi Jungkook tetap tidak bisa melebihi Yoongi, kakak kandung yang telah berkorban apa saja untuknya.

7 Secrets My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang