41. Izinkan aku mencintaimu

13.4K 511 22
                                    

Jeng, jeng ...

Part terakhir, Happy Reading 😊
.

.

.

.

Akhirnya, Nabila dapat menghirup udara segar. Hari ini ia telah mendapatkan izin untuk pulang. Sebelum pulang, Dokter menyarankan agar Nabila tak melakukan aktivitas yang terlalu berat. Bahkan ia harus istirahat full.

Tapi Nabila tak mengindahkan perkataan dokter. Dia  malah tak mau bertopang kaki dirumah. Seperti saat ini. Ia sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Membereskan pakaian yang dibawa kerumah sakit kemarin. Mencucinya lalu menjemurnya.

"Loh, loh. Kok malah nyemur pakaian?" tanya Nuga yang baru pulang dari warung.

"Ya enggak apa-apa. Meringankan beban kerja suami aja." Jawab Nabila.

"Enggak inget pesen dokter tadi apa?" tanya Nuga.

Nabila tersenyum kearah Nuga. "Iya, inget kok. Ini udah juga kok. Bentar ya." ucap Nabila membuang air bekas cuciannya.

"Bil, mau denger kabar gembira enggak?" tanya Nuga.

"Kabar gembira apa?" tanya Nabila.

"Hari ini Al dan Halimah tunangan." Jawab Nuga.

"Tunangan?" tanya Nabila.

"Iya. Dan rencana ya, dua hari lagi mereka akan menikah. Kamu mau datang atau tidak?" tanya Nuga.

"Ya dateng lah kalau diundang." jawab Nabila.

Mereka berdua masuk kedalam rumah kontarakan secara beriringan.

"Tapi kayaknya engak usah deh."

Nabila membalikkan badannya. Ia menatap Nuga yang tertunduk.

"Loh, kenapa? Takut cemburu?" goda Nabila.

"Apaan sih, yank. Bukan itu. Kamu tahu kan, Halimah itu ---" Nuga menggantungkan kalimatnya saat melihat tatap Nabila yang bertanya.

"Mas, Al kan sahabat kamu. Masa kamu tidak mau datang di acara pernikahannya."

Nuga menghembus nafas dengan lemas. Nabila mengalihkan pembicaraan.

"Jadi kamu mau datang ke acara mereka?" Nabila mengangguk dengan pertanyaan Nuga.

"Yakin? Selain itu kan. Kondisi kamu --- "

"Dokter enggak akan mengizinkan aku pulang kalau aku enggak baik-baik aja." Ucap Nabila.

***

Hari itupun tiba. Hari dimana Al akan mengikrarkan janji pernikahan dan mengikat Halimah sebagai psangan hidupnya. Dekorasi yang dibuat begitu apik. Nabila jadi iri kepada Halimah. Wanita itu menikah dengan mengenakan gaun pernikahan, ada tamu undangan, jamuan, dan pesta kecil. Jika dibandingkan dengan dirinya, ah sudahlah. Nabila harus tersenyum di acara pernikahan ini.

Disana Al sedang menjabat tangan Abah. Nabila jadi teringat momen dimana Nuga menjabat tangan Papanya dengan gugup dan gemetar. Tanpa ada persiapan yang matang.

قبلت نكاحها وتزويجها على المهر المذكور ورضيت" بهى والله ولي التوفيق

Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq

(Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah.)

Kamu Pilihan AllahWhere stories live. Discover now