18. Nge-date

8.8K 381 2
                                    

Nabila Pov

Aku sedang merapikan pakaian yang ku pakai. Namun ponsel milikku berbunyi. Ku kira itu Mas Nuga, ternyata itu telpon dari Rio. Aku muak dengan dirinya. Bisa-bisanya dia mengejar istri orang. Tak ingatkah jika ia sudah memiliki istri.

Ku angkat panggilan dari dia. "Please jangan ganggu aku." Ucapku dan langsung memutuskan panggilan.

Dengan wajah kesal. Aku menuruni anak tangga itu satu persatu. Aku berjalan menuju kearah meja makan. Di sana hanya ada Mama sendiri. Oke, tak perlu kutanyakan lagi. Papa pasti sudah berangkat kerja kembali. Papa itu bagaikan tamu di rumah sendiri. Mama juga sama dulu, tapi aku rasa Mama telah berubah. Ya meskipun surat atas pengunduran dirinya belum di resmikan sampai ada pengantinya.

"Pagi, Ma." Sapaku.

"Pagi, Bil." Jawab Mama.

Pelayan yang ada di depan kursi menarik kursi yang merapat di meja makan untuk aku duduki. Sedangkan yang lain, mengambilkanku Nasi goreng.

"Makasih ya." Ucapku.

"Oh ya bil, tadi Rio --- "

"Ma, bisa enggak kita enggak usah bahas itu orang dulu" pintaku.

Mama tertawa sumbang mendengar ucapanku. "Bil, Mama tahu kamu kesel sama Rio. Tapi kan dia kesini cuma mau minta maaf sama kamu,"ucap Mama.

"Rio bilang kayak gitu sama Mama dan Papa kemarin?" Dugaku dan Mama mengangguk.

"Ma, jangan suka ketipu sama mulut buaya. Sebelum dia Nikah dia udah minta maaf dan udah aku maafin," ucapku.

Aku langsung mendorong kursi yang aku duduki dan beranjak dari kursi itu.

"Mau kemana? Ngambek sama Mama?" tanya Mama.

"Enggak. Nabila mau berangkat ke cafe ini." Ucapku.

Aku berjalan mendekat kearah Mama dan mencium pipi Mama.

"Pergi dulu ya, Assalamualaikum." Ucapku

"Wa'alaikumsalam."

Aku berjalan menuju pintu utama. Saat aku membuka pintu, tiba-tiba ada sesuatu yang mengagetiku.

"Astaghfirullah." Ucapku menutup pintu kembali.

"Itu orang ngapain pagi-pagi udah di sini?" tanyaku pada diri sendiri.

Perlahan namun pasti aku membuka pintu itu. Hanya untuk memastikan yang ku lihat itu benar atau tidak. Setelah pintu terbuka sedikit aku menutup kembali pintu itu.

Ya Allah, itu benar-benar dia. Kenapa dia selalu mencoba untuk dekat denganku. Sekarang aku harus bangaimana.

'Ayo bil, lawan.' Ucap hati Nuraniku.

Dengan nafas berat, aku kembali membuka pintu itu.

"Hai, bil." Ucapnya.

"Hm." jawabku. "Ngapain kamu kesini?" tanyaku.

"Sengaja mampir mau lihat kamu dulu." jawabnya.

"Syella?"

"Kenapa kamu nanyain dia?" tanya Rio balik.

"Dia kan istri kamu."

Dia hanya diam saat aku berbicara begitu. Matanya jelalatan melihat diriku.

"Ngapain ngeliatin aku?" tanyaku.

"Kamu mau kemana pakai pakaian rapi begini?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Mau kemana aku ya itu urusan aku." jawabku ketus.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang