37. Kembali tenang

7.9K 413 20
                                    

'Ikhlas dan sabar adalah salah satu kunci kebahagiaan dalam suatu hubungan rumah tangga.'

***


Nuga sedari tadi menyiapkan diri untuk berbicara dengan Nabila. Ia ingin meluruskan semuanya karena sudah dua hari ini Nabila bersikap biasa saja kepada dirinya.

Istrinya itu sekarang sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Nuga ingin melangkah mendekat namun ragu, mendekat lagi, namun ragu kembali. Nabila tidak marah, tapi sikap biasa dari Nabila membuat Nuga tak nyaman.

'Oke, Nuga. Jangan takut. Nabila istri kamu dan kamu suami Nabila. Jelaskan semuanya dan semuanya akan clear.' batinnya.

"Sayang, mau aku bantu enggak?"

Nuga menawarkan bantuan kepada Nabila yang sedang memasak. Ia mengambil pisau untuk memotong sisa bawang yang sudah Nabila potong.

"Eeehhh, stop." Nuga menghentikan gerakan tangannya.

"Kenapa?" tanya Nuga.

"Kalau kamu mau bantuan, nyampu sama ngepel rumah aja, Mas. Masak biar urusan aku," ucap Nabila.

"Tapi kamu kayak repot banget. Aku bantuin masak aja ya." Nuga dengan lembut mengucapkan Kalimat itu.

"Mas, aku kan udah bilang enggak usah. Aku repot karena aku ngurus ini, ngurus itu. Aku cuma mau ngejer waktu. Nanti kalau kamu telat gimana."

"Ngejer waktu? Bukannya kita bangunnya barengan?" tanya Nuga.

"Ya ... Iya sih, ya tapi aku mudah capek aja sekarang. Pas udah shalat subuh, aku tidur lagi. Cuma sebentar, capek banget soalnya." jawab Nabila.

Nabila memalingkan wajahnya. Ia bohong soal itu. Sebenarnya tadi setelah shalat subuh, ia merasa sangat mual dan pusing. Mungkin hampir semua isi perutnya keluar dari kerongkongan itu. Sedikit susah saat Morning sick, berusaha sendiri tanpa suami yang mengkhawatirkan. Bukan ia tak ingin memberitahukan kehamilannya ke Nuga. Nabila hanya ingin mencari moment yang baik untuk memberitahukan kehamilannya.

"Udah, Mas. Nyapu sama ngepel aja ya." pinta Nabila begitu manis.

"Hmmmm," Nuga menarik nafasnya, "Ya udah, iya."

Dengan langkah yang lesu, Nuga menjalankan apa yang di pinta Nabila. Ia menyapu kontrakannya itu kemudian mengambil pel. Saat mengepel, ia melihat bayangan Nabila yang terpantul di keramik putih itu. Ia mendongak, tangan kiri dan kanan Nabila membawa piring yang berisi makanan.

"Kalau sudah, kita makan." ucapnya meletakkan piring yang ia bawa tanpa melihat Nuga.

Nabila kembali ke dapur. Mengambil air minum untuk mereka. Nuga menyelesaikan tugasnya dengan cepat, ia menaruh lap pel itu kedapur kemudian menyusul Nabila yang telah duduk duluan.

Saat makan pun, Nuga melirik-lirik Nabila yang sedang makan sembari memainkan ponselnya. Istrinya itu sepertinya sedang sibuk, karena tidak biasanya dia makan sambil memainkan ponselnya.

"Bil," panggil Nuga.

"Hm."

"Usaha kamu kayaknya makin maju ya." ucap Nuga berbasa-basi.

Kamu Pilihan AllahWhere stories live. Discover now