33. Menjenguk Halimah

7.6K 399 22
                                    

Semua Mahluk yang Allah ciptakan didunia ini berpasang-pasangan. Allah juga memberikan rasa cinta kepada setiap makhluknya. Didalamnya cinta, terdapat kasih sayang yang amat besar. Kalian pasti tahu. Fatimah, anak gadis dari junjungan kita, Rasulullah S.A.W. pernah mencintai Ali bin Abi Thalib. Dia mampu menyikapi rasa cintanya kepada Ali. Bahkan, setan pun tak tahu jika mereka berdua saling menyukai. Allah menyatukan mereka berdua, dalam ikatan pernikahan. Sungguh cinta yang luar biasa.

Cinta itu, bisa datang dari mana saja. Kita, diwajibkan mencintai Allah, Rasulullah dan kedua orang tua kita. Terkadang, pasti kita pernah merasakan cinta kepada seseorang.

Tapi kalian tahu tidak. Cinta itu, dapat menyesatkan manusia yang terbuai dalam ikatannya. Makanya, jangan terlalu mencintai seseorang secara berlebihan. Hanya Allah-lah yang pantas mendapatkan cinta yang lebih dari setiap hamba-Nya.

Begitulah yang pernah disampaikan oleh Halimah saat seminar di pesantren dulu. Setelah ia menyelesaikan S1 dan akan kembali melanjutkan S2 nya di Cairo. Kata-kata itu ia buat khusus untuk Nuga yang saat itu telah siap melamar nya.

Dan sekarang, Halimah telah lupa dengan kata-katanya itu. Ia terperangkap dan terbuai dalam lingkaran cinta. Halimah, terlalu mencintai yang diciptakan dari pada yang menciptakan.

"Mah, Allah memberikan rasa cinta kepada setiap Makluk-Nya. Tapi kenapa, disaat Halimah jatuh cinta ke pada seseorang, ia ditakdirkan bersama dengan orang lain?"

Sedihnya Halimah tak berujung. Kini ia tengah membaringkan kepalanya di paha sang Ibu. Lingkaran mata yang hitam membuat wajahnya menjadi sedikit lebih tua dari umurnya.

Mamahnya diam. Pertanyaan Halimah tak dapat dijawab oleh sang Mamah.

"Nak, semua yang terjadi didunia ini atas kehendak Allah, jika Allah tidak mentakdirkan kamu dengan laki-laki itu maka --- "

"Apa Halimah tidak pantas mendapatkan Nuga. Apa kurangnya Halimah, Mah?" tanya Halimah memotong pembicaraan Mamahnya.

Halimah mengubah posisinya menjadi duduk. Ia mengelap air matanya dan menatap sang Mama.

"Allah enggak adil sama Halimah, Mah. Allah, enggak adil."

"Astagfirullah, Halimah. Istigfar, Nak, Istigfar. Inget, dengan siapa kamu sedang bershoudzon sekarang." Mama Halimah mengingatkan anaknya itu. Namun sepertinya, hati Halimah telah buta, dibutakan oleh cinta dan bisikan setan.

"Halimah tak bershoudzon. Memang benarkan, Allah tak adil dalam cerita cinta Halimah."

"Nak, jangan terbuai dalam hasutan syetan." Mamah Halimah mencoba mengingatkan anaknya itu.

"Halimah mau sendiri, Mamah keluar aja dari kamar Halimah," ucap Halimah kemudian.

"Halimah,"

"Mamah keluar aja, Halimah mau sendiri!" serunya.

Mamah Halimah benar-benar khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menjadi penasaran, seperti apa tampang laki-laki yang telah memikat hati anaknya hingga seperti ini.

***

Nabila memijat kepalanya yang sedikit pusing lantaran muntah begitu banyak. Hm, hal ini sudah biasa bagi ibu-ibu yang sedang hamil muda.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Nuga yang baru masuk kedalam kamar mereka.

"Enggak apa-apa. Cuma pusing sedikit aja," jawabnya.

"Kamu sakit?" tanya Nuga.

"Enggak." Jawab Nabila dengan senyum.

"Assalamu'alaikum," Suara dari luar kontarakan mereka.

Kamu Pilihan AllahWhere stories live. Discover now