1. Awal semuanya

27.8K 656 12
                                    

Wanita itu duduk melamun di atas kasur yang tidak seempuk miliknya. Tatapan dingin, mata berkaca, tubuhnya masih berbalut jaket milik sang suami. Ini adalah malam pertamanya menjadi seorang pengantin. Tapi ini bukan keinginannya. Otaknya kembali mengingat adegan demi adegan yang baru saja ia lalu.

Beberapa jam yang lalu ...

Suara langkah kaki terdengar begitu cepat. Nafasnya terengah, peluh menetes begitu banyak, matanya terus mengawasi gerakan orang yang berada dibelakang. Lampu jalan yang hampir redup menerangi langkah cepatnya.

"Hei, tunggu!"

"Oh God. Kenapa hari ini gue sial banget sih!" rutuk Nabila.

Wajah yang penuh ketakutan itu terus berlari sembari mencari tempat untuk berlindung. Namun sungguh sayang, tangannya digapai oleh preman yang mengejarnya.

"Ha! Mau kemana kamu manis." Cegat mereka setelah mendapatkan tangan Nabila.

"Lepas! Lepasin gue!" Nabila memberontak sekuat tenaga. Berharap dapat melepaskan cengkraman tangan itu.

"Nantilah kita lepasin. Kita selesaikan dulu urusan kita tadi," ucap salah satu dari mereka dengan tertawa kemenangan.

"Kalian semua brengsek! Orang-orang seperti kalian enggak pantes hidup di dunia ini!" Bentak Nabila

Kalimat itu membuat sang preman naik pitam. Ia segera menyengkram wajah cantik Nabila dengan kedua tangannya yang kotor, bau alkohol dari mulut preman itu mengusik indra penciuman Nabila.

"Pedes juga ni bibir. Gimana kalau kita bungkam aja."

Nabila membulatkan matanya. Hatinya benar-benar hancur dan sangat sakit hati melihat dirinya yang sudah tidak berdaya dan diperlakukan seperti ini. Apakah ini akhir dari kisahnya.

"Setuju, bos."

'Ya tuhan, kali ini lu udah jahat banget sama gue!' Teriaknya dalam hati.

Brett!

Nabila memejamkan mata ketika tangan itu berhasil merobek lengan bajunya.

"Tolong jangan," pintanya dengan suara parau.

Preman itu tersenyum, memperlihatkan deretan gigi berwarna kuning. Ia terlihat senang melihat Nabila yang tidak berdaya. Kembali ia merobek lengan baju itu sampai terlepas. Tangis Nabila pecah seketika. Kehormatannya sebagai wanita akan direbut oleh pria asing yang sangat bejat.

Wajahnya kembali di cengkram. Wajah Preman itu mendekat, kedua temannya tertawa senang melihat adegan ini.

'Lawan, Bil. Lawan! Lo pasti bisa. Jaga kehormatan Lo. Inget, Lo masih punya mimpi ke L.A.' Gerutunya dalam hati.

Tepat saat ia ingin mengerahkan semua tenaganya. Seorang lelaki datang menghajar preman yang hendak ingin melecehkannya.

Buk!

"Kurang ajar!" Seru pria yang memegang tubuh Nabila

Tidak terima teman mereka dipukuli, keduanya melepaskan Nabila dan mengambil posisi untuk menyerang orang yang mengacaukan kesenangan mereka. Terjadilah perkelahian di malam yang sunyi ini, tidak ada satupun orang yang lewat di jalan ini. Nabila yang melihat perkelahian itu hanya mematung, masih terisak ditempat karena kakinya sulit untuk melangkah lagi.

Pria itu mendapatkan pukulan diperutnya. Namun bisa ia tahan, tatapannya tiba-tiba saja beralih ke balok kayu yang ada di tepi jalan. Segera ia berlari mengambil alat bantu itu dan langsung memukulkannya di kepala preman tanpa berpikir panjang.

"Haaa!" Teriaknya ketika memukul kepala orang itu.

Tepat sasaran, keduanya tergeletak kala kepala mereka dipukul. Pria itu segera menarik tangan Nabila untuk segera pergi dari tempat ini.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang