31. Sedikit Rumit

7.4K 476 35
                                    

Gadis cantik dengan balutan hijab berwarna biru senada dengan pakaian yang ia kenakan itu memasuki rumahnya dengan perasaan yang sangat hancur. Air mata yang sedari tadi mengalir diwajahnya ia hapus dengan kasar. Jangan sampai Abah dan Mamah tahu jika ia menangis.

Halimah, gadis itu langsung masuk kearah kamarnya. Mengunci kamar itu dengan rapat. Dengan tergesah-gesah, Ia langsung mencari laptopnya.

Setelah menjumpai laptopnya itu, ia langsung masuk ke laman webnya. Tempat dimana semua E-mail masuk kedalam sana. Ia mencari nama Nuga. Naik, turun ia menatap semua berkas yang ada di layar laptopnya. Hampir frustasi mencarinya. hingga mata itu melihat sebuah pesan dengan alamat Email Nuga. Pesan itu belum ia buka, segera ia membuka pesan itu.

Assalamualaikum Halimah.

Maaf, aku baru membalas semua pesan yang kamu kirimkan beberapa hari terakhir.

Halimah, kamu ingat, dulu kita pernah berkomitmen untuk tidak berpacaran dan langsung menikah saja. Komitmen yang kita buat saat masih menjadi santri dulu.

Kamu ingat juga enggak. Waktu kamu mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah S1 di Cairo aku selalu menunggu kamu. Tapi setelah lulus, kamu  bilang ke aku bahwa kamu ingin melanjutkan S2 lagi ke Cairo. 

Dan lagi, aku siap menunggu kamu menyelesaikan S2 disana. Aku selalu berdoa semoga aku diberikan jodoh yang baik dan Shaliha kepada Alla. Aku tidak pernah menyebutkan namamu di setiap doaku. Tapi aku berharap, semoga wanita itu kamu.

Halimah, maaf. Aku tidak bisa melanjutkan komitmen yang pernah kita buat. Karena Allah telah menjawab Doa-doaku selama ini.

Air mata itu luluh lagi. Membanjiri wajah cantiknya. Rasanya tak kuat jika harus membaca surat itu sampai terakhir.

Aku telah menikah, Halimah. Aku, telah menikah dengan wanita yang Allah pilihkan untuk diriku. Pertemuan kami sangat singkat bahkan cukup terbilang aneh. Aku yang awalnya ingin membantu dia yang sedang ditimpa musibah malah harus menikahinya.

Tapi aku bahagia, dia mampu menerima ku walau diawal pernikahan kami sering bertengkar.

Aku harap  kamu bisa menerima semua ini dengan lapang dada. Maaf karena tak bisa menepati apa yang pernah aku katakan padamu Halimah.

Anugerah Nur Hasan.

Wassalamualaikum wr.wb.

"Aaaaaaaa !!!" teriaknya setelah membaca E-mail itu. Hatinya begitu hancur menerima semua ini. Laki-laki yang amat ia cintai, dan yang telah lama ia tunggu telah menikahi wanita lain.

"Kamu jahat Nuga!!! Pem-bo-hong !!!"

Prang !!!

Kaca meja rias yang berada dikamar Halimah menjadi sasaran amukannya. Kaca itu pecah melebur berserakan dilantai. Semua benda yang ada di kamar nya ia lempar ke sembarang tempat.

"Kenapa ya Allah, kenapa!! Kenapa dia harus menikah dengan perempuan lain!!!"

Suara teriakan dan amukan dari Halimah membuat seisi rumah menuju kearah kamarnya.

"Kenapa bukan aku, Ya Allah !!!"teriaknya.

"Halimah, nak. Kamu kenapa ?" ucap Mamahnya mengetuk pintu kamar Halimah.

"Kenapa, Mah?" tanya Abah yang baru datang.

"Mamah juga enggak tahu, bah. Tadi Halimah teriak-teriak. Pintu kamarnya juga dikunci. Mamah takut, Abah." ucap Mamah khawatir.

"Mamah tenang ya." pinta Abah merangkul istrinya.

"Bik, tolong ambilkan kunci serep kamar, Halimah." perintah Abah kepada pembantunya.

Kamu Pilihan AllahWhere stories live. Discover now