7.

10.6K 518 6
                                    

"Nabila, ayo!" Teriak Nuga.

"Iya sabar!" balasnya.

Nuga berjalan ke arah motornya, mengenakan helm dan menghidupkan mesin motor.

"Ayo berangkat," ucap Nabila yang sudah duduk di belakang.

Nuga yang kaget segera melirik ke belakang.

"Astagfirullah istriku, dimana hijabmu?" tanyanya yang langsung turun dari motor.

Nabila melihat dirinya dan meraba kepalanya. Dia menatap Nuga dengan kaget dan langsung turun dari motor.

"Di kamar," ucapnya.

Wanita itu langsung lari masuk ke dalam kamar. Bisa-bisa dia lupa mengenakan jilbab. Nabila keluar dengan jilbab pashminanya yang dililit secara sembarang. Ia tersenyum canggung ke arah Nuga yang menunggu.

"Sorry belum biasa," ucapnya.

"Jadi, kemarin waktu ke tempat temen kamu. Kamu pakai jilbab nggak?" tanya Nuga.

"Enggak," jawab Nabila jujur.

"Lagian gue belum biasa. Masih belajar juga," sambungnya.

Nuga tidak memberikan respon apapun. Ia hanya menatap Nabila dengan lama dan tatapan itu membuat Nabila merasa tidak nyaman.

"Ah, udahlah. Keburu siang, ayo," ucap Nabila yang langsung duduk di atas motor.

"Makasih karena udah mau nutup auratnya," ucap Nuga menekuk pelan kepala Nabila lalu naik ke atas motor.

Sentuhan lembut itu entah kenapa membuat jantung Nabila berdebar. Dia juga sedikit tersenyum, padahal itu hanya sebuah tepukan pelan di kepalanya.

Mesin motor menyala, mereka keluar dari area pesantren menuju ke toko Mabel untuk mencari ranjang baru. Matahari pagi menyinari mereka, di kiri dan kanan ada persawahan yang luas. Banyak orang yang lalu lalang juga. Ternyata udara pagi disini benar-benar senjuk, bahkan embun masih menyentuh kulit dikala jam delapan pagi.

Motor mereka memasuki area pasar. Berhenti di sebuah toko Mebel dan membeli apa yang diperlukan.

"Permisi, Pak Assalamualaikum," ucap Nuga.

"Wa'alaikumsalam. Nyari apa, Mas?" tanya pemilik toko.

"Kita mau nyari ranjang untuk ukuran dua kasur dalam satu ranjang. Ukuran kasurnya enggak besar, enggak kecil juga. Kalau untuk dua orang lumayan sempit tapi nggak sempit banget," ucap Nuga.

"Waduh, saya juga bingung kalau gitu."

"Kayaknya yang ini deh besarnya sama kayak kasur kita," ucap Nabila menunjuk dipan yang ada di depannya.

"Oh, ini ukuran 160x200 Mas, Mbak. Terbuat dari kayu jati asli, dipahat dengan sepenuh hati," ucap sang pemilik.

"Berapa duit, Pak."

"Murah aja, Mbak. Harganya Rp. 3.800.000."

"Ngga bisa turun dikit, Pak?" tanya Nuga.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang