CHANGE UP [37]

30.6K 1.1K 15
                                    

Typo's everywhere👾

Hari ini, adalah hari genap Kiara sudah berada disini, rumah sakit. Dirawat selama dua minggu adalah hal yang paling membosankan bagi Kiara.

Karena, gadis itu hanya berbaring di ranjang rumah sakit, yang paling tidak ia sukai.

Apalagi, bau obat-obatan yang selalu menyengat di indera pernapasannya. Sebenarnya, Kiara juga malas, dirawat selama itu. Tapi ya, mau bagaimana lagi?

"Gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Raline sembari mengecek tas yang berisi peralatan Kiara selama gadis itu dirumah sakit.

"Nggak ada Ma!" Sahut Kenneth.

"Yaudak yuk!" Ajak Raline sembari keluar dari ruangan.

Kiara didorong menggunakan kursi roda, oleh Alveno. Padahal, Kiara sudah bisa berjalan. Tetapi, ini semua perintah Raline yang memang tidak boleh dibantah.

Kiara merasa tidak enak si sebenernya, tapi ya, ia paksa saja.

Lagian kata Dokter, Kiara juga perlu istirahat yang cukup.

Bisalah, gadis itu untuk menonton Drakor. Ups!

***

Alveno mendorong Kiara dengan perlahan, ia tidak mau jika gadisnya kenapa-kenapa lagi. Tidak, jangan sampai.

Raline dan Kenneth masuk kedalam rumah diikuti Alveno dibelakangnya.

"Mah! Aku kapan sekolahnya?" Tanya Kiara setelah mereka sudah sampai di ruang keluarga.

"Kamu harus istirahat dulu Ra. Kata Dokter, harus banyak-banyakin istirahat, dan jangan kecapean!" Ujar Raline tegas.

Kiara mendengus kesal, dan mengerucutkan bibirnya, "Ya tapi kan, aku bosen dirumah terus!" Balasnya seraya membuang muka.

Raline, Kenneth dan Alveno terkekeh, "Aku ada Ra! Kalo kamu mau jalan-jalan, kan bisa sama aku!" Ucap Alveno, dibalas tatapan berbinar dari Kiara.

"Serius?!"

Alveno mengangguk seraya mengelus puncak kepala gadis itu lembut.

"Yeayy!" Sontak Kiara memeluk tubuh Alveno.

Raline dan Kenneth yang melihat itu hanya tersenyum senang. Setidaknya, masih ada Alveno yang menjaga Kiara.

Ah, jika seperti ini, Raline memberi restu kepada Alveno. Xixixi.

"Oh ya Al! Mama mu apa kabar?" Tanya Raline mengalihkan mereka berdua yang masih berpelukan.

Kiara langsung melepaskan pelukannya, begitu juga Alveno. Cowok itu menatap Raline didepannya.

"Ooh. Bunda baik-baik aja Tante." Jawab Alveno sembari mempertahankan senyumannya.

Raline terlihat bernafas lega, "Syukur kalo gitu! Kapan-kapan ajak Bunda-mu main kesini ya!"

***

Dua orang remaja yang kini tengah duduk di rerumputan, disalah satu taman kota di kawasan Jakarta.

Remaja itu duduk dengan kedua tangan yang diletakkan dibelakang untuk menopang tubuhnya.

Sembari menikmati angin sore yang sejuk, menerpa wajah mereka. Suasana-nya sangat mendukung untuk berbicara berdua seperti ini.

Langit yang cerah menandakan jika diatas sana sedang berbahagia. Eh, tapi belum tentu yang cerah itu sedang berbahagia. Bisa saja yang terlihat bahagia, justru banyak menyimpan luka.

CHANGE UP [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang