CHANGE UP [23]

39.6K 1.5K 113
                                    

Typo's everywhere👾

Sunyi, sepi, dingin dan tentram adalah hal yang bisa mendefinisikan sebuah ruangan yang didalamnya terdapat seorang perempuan yang tengah berbaring lemas, ada Dokter dan beberapa perawat juga.

Selang infus ditangannya bisa menggambarkan jika perempuan itu sedang tidak baik-baik saja.

Ditambah lagi dengan keadaan bibir yang mulanya berwarna pink alami, kini, sudah tidak lagi. Pucat. Ya, bibirnya pucat.

Sedangkan diluar ruangan, ada Sean dan Raline.
Raline masih menunggu Dokter yang sedari tadi belum keluar. 

Tadi, Sean sudah menelfon Kenneth, dan mungkin cowok itu sedang diperjalanan bersama teman-teman yang lainnya.

Raline hanya bisa terduduk lemas, dibangku besi panjang yang tersedia disana. Sean sudah beberapa kali menenangkan istrinya yang sedang berkaca-kaca. Ia tidak mau jika kejadian dulu terulang lagi. Tidak. Jangan sampai.

Tak lama, Kenneth, Alveno, Adrian, Dion, Angel serta Thalia berjalan kearahnya dengan tergesa-gesa.

"Rara dimana Ma?!" Tanya Kenneth panik.

"Masih didalam ditangani sama Dokter." Ucap Sean mewakili.

Kenneth, Alveno dan yang lainnya hanya bisa menghela nafasnya berat.

Angel dan Thalia duduk di sebelah Raline.

"Tante yang sabar ya! Kiara pasti baik-baik aja!" Ujar Thalia sembari menggenggam sebelah tangan Raline.

Wanita paruh baya itu tersenyum hangat, "Iyya! Makasih ya!"

Thalia mengangguk dan tersenyum bahagia, Angel pun sama.

Setelah itu, Dokter keluar diikuti perawat yang selalu setia disampingnya.

Sean dan Raline segera menghampiri sang Dokter dan bertanya, "Gimana keadaan anak saya Dok?!" Tanya Raline panik.

Dokter itu tersenyum singkat, "Kondisi pasien tidak apa-apa. Ia hanya kurang makan yang menyebabkannya lemah dan pingsan. Saya mohon, untuk lebih dijaga lagi pola makan nya." Jelasnya.

"Kiara tidak terkena magh kan Dok?" Tanya Raline.

Dokter itu menggeleng, "Kalau begitu saya permisi." Dokter yang dikenal namanya Ryan mengangguk sopan, dan pergi meninggalkan mereka bersama perawat yang lainnya.

Huh! Ya Allah, maapkan dosa hambamu ini ya Allah. Gumamnya seraya mengelus dada.

Setelah kepergian Dokter Ryan, Sean, Raline dan yang lainnya terburu-buru untuk memasuki ruangan dimana Kiara berada.

"Rara!" Pekik Thalia ketika melihat gadis itu sedang duduk diatas kasur rumah sakit sembari menekuk lututnya.

Kiara menoleh dan tersenyum tipis, "Kamu nggak apa-apa kan Nak? Apa yang sakit? Mau minum? Makan?" Tanya Raline cepat.

Kiara menggeleng lemah seraya tersenyum.

"Elo mah Ra! Ninggalin kita-kita. Lo keujanan kan, jadinya kaya gini." Ujar Thalia sembari cemberut.

Kiara terkekeh dan mencubit kedua pipi Thalia gemas, "Enggak sayangkuuu.."

Sedangkan Thalia memberenggut.

"Kangen!" Ujar Angel seraya memeluk Kiara dari samping.

Kiara terkekeh, "Belom juga sehari!"

Angel berdecak kesal sembari melepaskan pelukannya.

"Tante sama Om mending pulang aja. Biar kita-kita yang jaga Kiara." Ujar Adrian sopan, Dion menyoraki cowok itu.

Kenneth mengangguk setuju, "Iyya Ma! Mama pasti capek!"

CHANGE UP [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang