CHANGE UP [20]

39.3K 1.5K 13
                                    

"Selamat Al, kamu udah bikin aku, perempuan yang seakan-akan dimata kamu, murahan."

[ Kiara ]

________________________________________

Typo's everywhere👾

Alveno, Kenneth, Dion, Adrian, Bella, Angel dan Thalia, sudah berada di bandara Indonesia, tepatnya di Soekarno-Hatta.

Sean dan Raline pun sudah ada disana. Mereka sangat-sangat antusias, karena Kiara dan Azka bisa memenangkan kompetisi ini. Nama Indonesia, kembali hidup dan berkembang karena itu.

Kalian tahu bagaimana ekspresi Raline?

Wanita itu menangis tersedu-sedu di depan layar televisi yang menampilkan Kiara dan Azka yang sedang diwawancara.

Sungguh, Raline sangat-sangat bangga memiliki anak berbakat seperti Kiara. Sean, apalagi. Perusahaannya, menjadi naik 3 kali lipat, karenanya.

Waktu itu, ada salah satu perusahaan yang menawarkan untuk bekerja sama dengan perusahaan Sean. Dengan syarat jika Indonesia bisa memenangkan World Cook's Champion.

Oh, tentu saja, sekarang perusahaan Sean sudah berada di mana-mana. Bahkan hingga ke luar negeri.

Bagi Sean dan Raline, Kiara dan Kenneth adalah emasnya. Harta yang tak pernah tergantikan oleh apapun, dan siapapun.

Mereka, sedang menunggu di kursi yang tersedia disana. Katanya, sebentar lagi, Kiara akan sampai.

"Gue gak nyangka banget Kiara bisa menangin ini!!" Ucap Thalia heboh. Gadis itu kembali menitikkan air matanya.

Bella dan Angel mengangguk semangat, "Bener banget! Bakat Kiara emang gak bisa diraguin." Ucap Angel sembari tersenyum.

Setelah itu, mereka semua kembali dengan percakapan yang lainnya.

Sedangkan Kenneth, dan Dion sedang mencaci Adrian. Dengan tingkah playboy nya, cowok itu selalu saja menggoda wanita-wanita yang sedang lewat.

"Bella noh kapan pacarin?" Bisik Kenneth.

Adrian bungkam, "Gue masih belum siap. Tapi lo semua mau bantu gue kan?" Tanya Adrian sembari menatap Kenneth dan Adrian.

Mereka berdua mengangguk lalu bertos ria. Thalia, Bella dan Angel mengernyitkan dahi nya menatap Kenneth dkk. Lalu, menganggukan bahunya acuh.

Alveno?

Sedari tadi cowok itu hanya diam.

Kalian ingin tahu bagaimana keadaannya?

Rambut sangat acak-acakan, kantung mata terlihat menghitam, dan tubuh yang sedikit lebih kurus.

Semua orang tidak tahu jika ditinggal Kiara satu minggu saja, keadaannya sudah seperti ini. Apalagi ditinggal selamanya?

Semua orang memandang lelaki itu prihatin. Alveno kesal, karena selama seminggu Kiara disana, dirinya tidak memberi kabar kepada Alveno. Jangankan memberi kabar, chat yang waktu itu saja, belum ia baca.

Alveno jadi memikirkan Kiara yang tidak-tidak.

Sudah berapa kali cowok itu menggeram kesal, tanpa sepengetahuan sahabat-sahabat yang lainnya. Sean dan Raline pun tidak tahu, jika Alveno sedang memikirkan Kiara.

Alveno hanya duduk sendiri. Cowok itu duduk yang jaraknya tiga bangku dari orang tua Kiara dan sahabat-sahabatnya.

Tak lama, terdengar pemberitahuan bahwa pesawat yang dinaiki Kiara telah mendarat. Semua orang berbondong-bondong untuk sekedar melihat keluarga, teman sahabat atau pacar.

Sama seperti Alveno. Cowok itu jalan lebih dulu dibandingkan yang lainnya, untuk menghampiri Kiara.

Sekitar lima meter dari jarak Kiara dan Alveno.

Senyum cowok itu memudar seketika, ketika melihat Kiara dan Azka sedang bercanda ria.

Cowok itu mengambil langkah lebar dan menghampiri Kiara.

"Kiara!" Panggil Alveno tegas.

Seketika, Kiara dan Azka memberhentikan tawanya.

Kiara tersenyum sumringah, "Al!!!" Pekik Kiara. Gadis itu menghambur ke pelukan Alveno.

Kiara kecewa ketika Alveno tidak membalas pelukannya, dan masih diam ditempat.

Kiara terpaksa melepaskan pelukannya. Gadis itu bisa melihat jika dada Alveno naik turun, dan mata yang memerah.

"Kamu kenap—" Ucapan Kiara terpotong karena Alveno menarik Kiara, dan membawanya pergi dari sana.

Cowok itu membawa Kiara ke taman yang ada di Bandara. Sepi. Taman ini sangat sepi. Seakan sudah tahu jika mereka ingin berbicara berdua.

"Kamu kenapa sih?!" Kiara meringis, karena cekalan nya begitu kuat.

"Merah ni tangan aku," Gadis itu memberenggut, dan mengusap pergelangan tangannya yang memerah.

Alveno masih tidak mempedulikan Kiara.

"Kam—"

"Kamu yang kenapa?!" Bentak Alveno tepat di depan muka Kiara.

"Ditungguin selama satu minggu, ternyata kamu malah asik-asikan sama Azka! Kamu liat!" Alveno mengguncangkan bahu Kiara. 

"Kamu liat aku jadi kaya gini, itu Karena kamu!!" Kiara menatap Alveno tidak percaya. Perlahan, air matanya deras, seiring bentakan Alveno.

"Aku gak percaya sama kamu Ra! Selama ini aku udah berusaha buat percaya sama kamu. Tapi kamu kaya gini." Suara Alveno memelan.

"Aku nunggu kamu balas pesan aku Ra. Bahkan pesan yang waktu itu gak kamu baca kan?! Aku tuh butuh kabar, tau gak Ra?! Mastiin kamu baik-baik aja, itu udah buat aku bahagia. Tapi apa Ra?! Kamu sama sekali enggak ngasih aku kabar!" Di kalimat terakhir, Alveno menekankan ucapannya.

"Aku kecewa Ra!"

"Aku lebih kecewa!" Yang tadinya Alveno menunduk, cowok itu menatap Kiara tepat dibola matanya.

Gadis itu terisak, "Kenapa kamu gak nanyain alasan aku dulu ha?! Kenapa?! Hiks, Seenaknya aja kamu bilang kalau aku enak-enakan sama Kak Azka! Selama enam hari itu, aku gak boleh megang hp Al!" Kiara menjeda ucapannya.

"... Kamu itu selalu aja ambil kesimpulan sendiri!" Alveno terdiam.

Kiara menunduk sebentar, dan kembali lagi menatap Alveno.

"Hiks! Dan kamu tau?! Kamu adalah orang yang pertama bentak aku! Bahkan Papa sama Kenneth aja gak pernah kaya gini! Selamat Al, kamu udah bikin aku, perempuan yang seakan-akan dimata kamu, murahan." Kiara menekankan kata 'murahan'.

Lalu, Kiara meninggalkan Alveno yang masih diam ditempat.

Cowok itu menjambak rambutnya kuat-kuat.
Ia frustasi. Semua benda yang berada didekatnya ia tendang, dan mental (?) entah kemana.

"KIARA!!!"

TBC

AKU SUDAH UP🎉
VOMMENT YES🙏🏻

Kasian rara nya:"(
Alveno nya bloon:( Suka ambil keputusan sendiri, raranya marah kan. Author tidak bertanggung jawab, bd amat! -_

See you,

Jakarta, 18 Januari 2020

CHANGE UP [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang