CHANGE UP [30]

33K 1.1K 50
                                    

Typo's everywhere👾

Pagi harinya, Kiara sudah rapi dengan baju seragam yang melekat ditubuh rampingnya. Gadis itu sudah sarapan bersama keluarganya. Kiara sedang duduk diteras depan rumah, sembari memainkan ponselnya dan menunggu Alveno datang untuk menjemputnya.

Tidak lama, terdengar suara deru motor, bersamaan dengan suara itu yang lama-kelamaan mendekat.

Kiara mengernyitkan dahi nya karena mendengar suara deru motor yang terasa asing baginya.

Gadis itu berdiri dan menatap heran didepannya.

Seorang laki-laki yang baru membuka helm, dan menampilkan sosok yang sangat dibencinya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Kiara sinis.

"Aku cuman mau jemput kamu, gak boleh?" Tanya cowok itu balik. Seringaian kecil terbit dibibirnya.

Kiara memutar bola matanya malas. Gadis itu meninggalkan Arfand yang masih setia dengan posisi nya. Tak mau ketinggalan, Arfan mencekal tangan Kiara erat, dan berhasil memutar tubuh Kiara, hingga berhadapan dengannya.

"Ngapain sih lo?! Mending gue naek angkot yang sumpek, dari pada harus bareng orang psycho kaya lo!" Bentak Kiara sembari menunjuk wajah Arfand.

Cowok itu tersenyum mengejek, "Kamu harus bareng sama aku Ra!" Ujarnya penuh penekanan.

Gadis itu tertawa sumbang, "Emangnya lo siapa gue?! Ha?!"

Tubuh Arfand menegang, cowok itu menatap Kiara dengan pandangan yang tidak percaya.

"Selama enam belas tahun gue hidup, lo adalah  cowok terjahat yang pernah gue temuin. Gue nyesel banget tau gak, kenal sama cowok kaya lo.  Betapa bodohnya gue mau nerima cowok psycho kaya lo."  Setelah berkata seperti itu, Kiara meninggalkan Arfand dengan mata yang berkaca-kaca.

Menyesal. Satu kata itu adalah yang mampu mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Dan paling yang ia sesali adalah, ia telah melukai orang yang sangat ia percayai. Sungguh. 

"Aku menyesal Ra."

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak tiga menit lalu, dikelas IPA 4, hanya ada sepasang remaja yang diketahui berbeda jenis kelamin itu. Alveno dan Kiara. Ya, mereka berdua memang tidak pergi kekantin.

Cowok itu menggenggam erat sebelah tangan kanan Kiara yang diletakkan diatas meja. Sedangkan Kiara, gadis itu hanya menunduk.

"Kamu tau gak, kenapa tadi aku gak jadi jemput kamu?" Tanya Alveno membuat Kiara menggeleng.

"Udah ada cowok tadi di depan rumah kamu." Ucap Alveno membuat Kiara terdiam.

"Kamu ada hubungan apa sih sama cowok itu? Kayanya, kamu gak pernah cerita deh ke aku." Ujar Alveno, yang lagi-lagi membuat Kiara terdiam.

Terlalu sakit untuk memulai cerita dari mana.
Itu adalah salah satu trauma yang dimiliki Kiara dulu. Bahkan sampai sekarang.

Karena tidak mendapat jawaban dari Kiara, Alveno, cowok itu bangkit membuat Kiara mendongak.

"Mau kemana?" Tanya Kiara parau.

"Kantin. Aku mau pesen makan buat kamu." Ucap Alveno tanpa menatap Kiara.

"T-tapi aku gak mau makan.." Rengek Kiara. Gadis itu menarik-narik baju seragam Alveno, yang keluar dari celananya.

"Gak! Kamu harus tetep makan!" Tolaknya.

Kiara mengerucutkan bibirnya, kesal.

Sedetik kemudian, matanya berbinar, lalu menatap cowok didepannya itu.

"Tapi mau mie ayam yang pedes pake banget." Ucap Kiara.

Alveno menggeleng, "Gak boleh! Harus makan nasi!"

Bibir Kiara maju beberapa senti. Ceritanya, Kiara marah.

Alveno jalan begitu saja menuju kantin tanpa memperdulikan ocehan Kiara. Sebenarnya, cowok itu sedang menahan senyumnya karena melihat Kiara seperti itu. Jadi pengen cium, Eh!

***

Alveno kembali dengan membawa senampan makanan yang isinya satu porsi nasi goreng dan lemon tea.

"Makan dulu." Ujar Alveno sembari menyodorkan nampan yang ia bawa tadi.

Kiara menggeleng kecil. Gadis sama seperti tadi yang posisi nya menunduk.

Alveno berdecak kecil. Cowok itu, mengambil satu sendok nasi goreng dan disuapkan ke Kiara. Gadis itu tidak menolak.

Alveno tersenyum.

Tak lama dari situ, bunyi grasak-grusuk terdengar dari luar. Rupanya, siswa-siswi mengintip Alveno dan Kiara yang sedang disuapkan makanan, dijendela.

Kiara memutar bola matanya malas, "Norak banget sih!" Gumamnya yang masih bisa terdengar oleh Alveno.

Alveno terkekeh pelan, "Udah biarin aja, yang penting kita gak ngurusin mereka." Ujar Alveno.

Kiara mengerucutkan bibirnya. "Liat tuh! Anak cewe-cewe nya pada ngeliatin kamu gitu!"

Alveno tersenyum jail, cowok itu mencolek dagu Kiara membuat para cewek-cewek diluar sana menjerit.

"Gausah cemburu gitu ah! Aku kan udah ada buat kamu." Cowok itu menjeda ucapannya, lalu menggenggam sebelah tangan Kiara dan mengecup punggung tangan cewek itu.

"Selamanya." Sambungnya.

Otomatis, wajah Kiara berubah menjadi kepiting rebus. Cewek itu malu sekali, karena perlakuan Alveno tadi. Seakan-akan Kiara itu, seperti ratu, dan Alveno rajanya.

Apalagi segerombolan siswi yang melihat mereka sejak tadi. Tidak ada yang ingin meninggalkan moment bahagia mereka, dengan merekamnya.

Bahkan banyak yang menjerit,

"Kalo gue jadi Kiara, udah mati blushing duluan tuh!"

"Aaa Veno sweet bangeeettt...."

"Demi apapun baper banget gue anjirrr..."

"Hooh! Kapan ya gue punya pacar kayak Veno?"

"Pacaran ama pemulung deket rumah gue mau?"

"Sumpah si! Mereka couple goals banget!!"

"Liat mereka aja, kayanya kita udah bahagia banget yak!"

"Sebentar lagi, kebahagiaan lo akan hancur, Kiara!"

TBC

Siapa sih tuh?! Gak seneng banget si Rara bahagia:"(

Sumpah, aku ngetik ini ngebuuuttt bengettt...
Lagi disekul dan guru lagi nerangin pun aku mah gas aja wkwkw
kalo ada typo, kastaw ya! Biar nanti, di revisi lagi😉

See ya,

Jakarta, 27 Januari 2020

CHANGE UP [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang